Movie

3 1 0
                                    

Hari itu aku pergi bersamanya, dia mengajaku untuk melihat film yang sedang tayang saat itu. Dan paling bodohnya aku menerima ajakannya, mungkin waktu itu aku hanya berfikir kita hanya teman biasa. Kami nonton film horor Jailangkung 2. Rumahnya di Waru. Jadi ia ke Sidoarjo kota naik angkutan umum.

Dia menungguku di masjid belakang giant yang dekat parkiran motor. Aku saat itu memakai long dress karna aku bingung harus pakai baju apa. Kalian bisa bayangin nggak sih keluar sama cowo make long dress muslimah , dan emang bener2 saat itu aku masih belum bisa outfit kekinian, intinya bagiku menutup aurat.

Dia menungguku lumayan lama. Kasian sih, tapi gak masalah baginya. Saat itu aku canggung banget karna kedua kali bertemu dengannya dan kali ini bener-bener berdua, aku melambaikan tanganku dan dia melihatku, dia menghampiriku dan kami berjalan bersama. Dia bercerita katanya dia tadi melihat ustadnya semoga saja didalam kita tidak bertemu ustadnya.

Kami langsung menuju lantai 3 tempat pemesanan tiket bioskop. Aku sengaja menyuruhnya mengantri memesan tiket sekalian ngerjain dia gitu hehehe. Dan didalam kami bertemu ustadnya ya mau gimana lagi? dia langsung menghampiri dan berjabat tangan dengannya. Rasa malu dan takut bercampur saat itu, meski aku tidak mengenal ustadnya tapi aku juga merasakan hal yang sama.

Jadwal film tiket tertera pukul 14.00 sedangkan saat itu waktu masih menunjukkan pukul 11.00 jadi masih butuh waktu lama untuk menunggu filmnya dan itu artinya aku harus menahan rasa canggungku saat bersamanya. Daripada aku dan dia duduk termenung tanpa kata, aku mengajaknya pergi untuk membeli titipan susu formula. Dan diapun setuju. Kami langsung menuju parkiran dan dia bertanya "yang mboncengin siapa nih?" langsung spontan aku menjawab "ya kamulah" tapi lucunya dia bilang "aku gaterlalu bisa naik motor" jawabku "gapapa anggep aja lagi belajar, jangan grogi ya sama aku" Dan dia langsung tersenyum:)

Perjalanan dari lokasi nonton sama pusat perbelanjaanya lumayan jauh, tapi kami melewati sepanjang hari bersama, meski saat itu terik matahari menyengat sekali. Tak butuh waktu lama 15 menit pun sudah sampai di lokasi perbelanjaan. Malu bercampur seneng sebenernya tapi mau gimana lagi, masa abg labil telah menggandrungi pada saat itu.
Dia memasukkan jaketnya kedalam tas, dia identik pria yang sangat rajin karna kemana mana selalu bawa tas ransel. Seperti kartun Dora wkwkwk. Saat ituu perasaanku bercampur aduk lebih banyak malu, karna jika diliat seperti suami istri yang sedang belanja susu formula untuk anaknya. Sedikit geli sebenernyaa nulis ini tapi yaa mau gimana lagi. Semoga ini jadi kenangan yang amat dibilang sedikit mengesankan:)

Setelah dari perbelanjaan, kami bingung mau kemana karna waktu masih menunjukan pukul 11.30 Akhirnya sepeda membawa kami untuk menuju alun alun yang aku gatau apa maksud dan tujuan darinya:). Dia memarkir sepeda dan mengajakku untuk membeli makan, tapi aku saat itu tidak ingin makan dan aku hanya melihat dan mendengarkan dia berdongeng. Dia identik dengan laki-laki yang suka berbicara.

Seusai dia makan, kami bergegas menuju bioskop. Tapi sebelum itu kami ingin sholat karna waktu dhuhur telah tiba. Kami menuju musholla tepat dimana kita berjumpa hari ini. Kami langsung menuju tempat wudhu masing-masing karna, letak wudhu pria dan wanita berbeda.
Kukira kita akan sholat sendiri-sendiri, tenyata dia sudah menungguku untuk mengajak sholat berjamaah. Dia saat itu menjadi imamku. Seneng saat itu bisa sholat berjamaah dengannya. Pertama kalinya sholat di imami oleh seorang laki laki, dan itu hanya aku dan dia.
Selepas sholat kami menuju bioskop, Bel informasi berbunyi yang artinya kita harus masuk ke dalam ruangan. Perasaan canggung berlangsung saat itu, tapi hanya aku yang bisa mengendalikannya. Waktu tayang film kurang 10 menit. Aku duduk disampingnya, sebenernya aku takut sama film horor tapi aku bersikap seolah olah pemberani, karna ya gengsi kalo aku jujur.

Film horor sebenernya tidak menakutkan, hanya saja soundtrack/lagu nya membuat para pengunjung menjadi kaget, dan aku spontan menutup mata. Dan tidak sengaja memegang bahunya. Dia hanya tersenyum dan mengejekku.
Setelah 1 jam berlalu, filmnya usai.

Aku coba mengodenya untuk foto bareng, dan dia menerima ajakanku. Tapi aku gak jadi foto bareng karna waktu sudah terlalu sore. Kami menuju ke parkiran sepeda. Saat memberikan karcis di loket parkiran, penjaga loketnya bilang "ini karcis nonton mbak" hatiku kaget bercampur malu saat itu, aku bergegas mencarinya dan tidak ada dalam tasku. Aku takutnya karcis itu terjatuh didalam. Aku bertanya kepada penjaga loketnya "mbak kalau gak pakek karcis denda berapa? " jawabnya "25.000 mbak" aku panik sekali, berusahaa mencari dalam tasku, dan diaa mencoba untuk membayar dendanya. Baik sekali, tapi aku merasa tidak enak hati sebenarnya.

Akhirnyaa karcisnya terselip dalam stnkku. Wajahnya yang panik berubah jadi riang saat itu. Pengalaman bisa dibilang sangat menyenangkan meskipun agak memalukan.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang