|| Happy Reading ||
🧸o0o🧸
Seorang gadis tengah tidur pulas di atas kasur mewahnya. Dia adalah Sasila Wilson. Gadis berusia enam belas tahun tapi kelakuan seperti preman cilik.
"Sasi!!! Bangun nak! Nanti kamu bisa terlambat lho" teriak wanita paruh baya. Namun, aura kecantikannya tetap masih melekat di wajah ayunya.
"Mm..lima menit lagi bunda" gumamnya.
Gadis yang bernama Sasi menggeliat mencari posisi paling nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Ia semakin erat memeluk bantal guling.
"Ck, yang ada malah lima jam kamu, cepet bangun!" teriak Jolicia Wilson selaku bunda kandung Sasi.
"Iya ya Sasi bangun nih" katanya sembari duduk di kasur setelah itu dia menguap sangat lebar dan detik kemudian ia menyeka lelehan air liur di sudut bibirnya.
Jangan heran dengan kelakuan Sasi. Dia memang cewek jorok tapi untungnya dia sangat cantik seperti bidadari.
Dengan mata masih terpejam dia beranjak dari tempat tidur lalu berjalan layaknya zombie ke arah pintu kamar mandi. Sepertinya nyawa Sasi belum terkumpul sepenuhnya.
Begitu masuk ke dalam kamar mandi, Sasi mengambil sikat gigi. Namun, matanya seketika terbuka lebar dan berhenti menggosok. Ia merasakan ada yang aneh di dalam mulutnya.
"Iih apaan nih?" suaranya menggema di kamar mandi.
"Anjir sampo" kaget Sasi. Rupanya dia salah mengambil pasta gigi melainkan sampo.
"Dahlah bodoamat yang penting bersih" gumamnya sambil melanjutkan gosok gigi.
•••
Setelah selesai acara ritual mandi cantik ala Sasi, ia bergegas mengenakan seragam sekolah dan menata penampilannya.
Sasi becermin melihat penampilannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Karena ini hari jum'at dan mapel jam pertama adalah olahraga. Jadi, Sasi mengenakan kaos olahraga.
"Perfect!" teriak semangatnya lalu tak lupa ia menggunakan lipsbam di bibir manisnya.
Sasi keluar dari kamar kakinya melangkah menuju meja makan karena bundanya selalu menyiapkan menu sarapan untuk keluarga kecil.
"Nah ini nih putri kebo telah datang" sambutan kakaknya Sasi yang bernama Jukky Wilson. Umur mereka hanya berpaut satu tahun.
"Apa lo bilang?!" geram Sasi seraya mencubit lengan kakaknya.
"A-aduh sakit, lepasin gak?!" teriak Jukky kesakitan.
"Sasi pagi-pagi jangan ribut! Ayah pusing ngeliatnya" Marvin Wilson membuka suara.
Mendengar kata dari sang Ayah, Sasi segera melepaskan cubitannya. Sedangkan, Jukky mengusap-usap lengan bekas cubitan maut Sasi.
"Lagian Bang Jukky nyeselin sih" kesal Sasi seraya duduk di kursi sebelah Kakaknya. Ia mencomot roti yang telah di beri selai coklat lalu mengunyah dengan raut kesal. Matanya menyalang tajam saat Kakaknya meliriknya.
Sang ayah menghela nafas pelan betapa menyebalkan kelakuan kedua anaknya itu.
"Kalian kan sudah besar jangan kekanak-kanakan bisa tidak? Tiap hari ribut mulu. Jukky lagi, sudah kelas 12 bukannya makin dewasa malah makin kayak bayi" kata Ayahnya.
Saat Jukky akan membuka suara untuk membantah tiba-tiba Bundanya menyela
"biasa, Yah. Jukky sama Sasi tu kayak anjing sama kucing jadi gak pernah akur" timbal Bundanya yang baru saja datang ke meja makan seraya membawa dua gelas susu untuk Sasi dan Jukky, kemudian duduk di samping suaminya tepatnya di depan Sasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE WINTER
DiversosIni cerita tentang cewe petakilan bernama Sasi yang selalu mengejar cintanya pada cowo kulkas berpintu lima yang bernama Winter. Akan kah Sasi berhasil meluluhkan hati Winter yang begitu dingin?