1.

138 11 1
                                    


"Ini tawaran terakhir, membayar esok atau menjadi budak?"

Sejenak Hyunjin dalam keadaan berlutut terdiam menatap sepatu hitam pria yang ada di hadapanya.

"Besok", jawab Hyunjin gemetar.

"Baiklah besok terakhir untukmu"

Pria dan 3 bodyguard keluar dari rumah peninggalan keluarga Hyunjin. Dengan raut lelah dan takut Hyunjin masih terbayang dimana ia dapatkan 50jt hanya dalam waktu sehari lagipula ia juga hanya seorang pelayan di salah satu caffe kecil.

"Haruskah aku bunuh diri?", gumam Hyunjin untuk seberapa kalinya ia ingin bunuh diri karena diambang keputus asaan. Hutang piutang yang di wariskan oleh ayahnya yang pemabuk sangat besar dan juga ayahnya adalah penjudi yang bodoh semenjak ibunya wafat.

Hyunjin menatap foto keluarga yang bertengger di dindin ruang tamu. Jika boleh Hyunjin ingin kembali ke masa lampau saat ia masih bermain bersama ibunya, Entah untuk keberapa kalinya air mata terus menetes hingga tangis tertahan itu pecah begitu saja.

Suara tangis memilukan hati terus terdengar hingga matahari tenggelam. Tangis Hyunjin mulai mereda lalu ia kembali ke kamarnya berjalan kearah kasur kemudian berdoa agar ia terlelap, dan semua kejadian ini hanya mimpi.

Belum sempat terlelap Hyunjin merasa kasur yang ia tiduri semakin rendah atau bisa dibilang sesuatu yang berat juga ikut tidur disana, Perlahan Hyunjin membuka matanya.

"Hai", sapa pemuda bersurai hitam dengan wajah yang terdapat freckles.

Hyunjin yang terkejut ingin bangun dari kasur namun apadaya tubuhnya seperti dililit oleh tali padahal tidak ada satu talipun di tubuhnya.

"SIAPA KAMU?", teriak Hyunjin lantang, walau hanya dijawab dengan kekehan.

"Aku Felix", ucapnya sambil berdiri lalu mengelilingi kamar minimalis milik Hyunjin.

"KENAPA KAU ADA DI KAMARKU?!, APAKAU INGIN MENAGIH HUTANG JUGA?", semakin kencang Hyunjin berteriak.

"Tidak tidak", Felix mendekati kasur dan jemarinya menangkup dagu Hyunjin, memaksa Hyunjin melihat kedalam bola mata Felix yang hitam legam berubah kemerahan.

Terbesit putaran masa lalu bersama kedua orang tua Hyunjin dimasa lampau, semua kenangan indah, dan buruk yang Hyunjin simpan rapat terbuka kembali. Felix menjauhkan wajahnya saat Hyunjin tanpa sadar menteskan air mata.

"Kau butuh uangkan?, mari kita buat kontrak", Tawar Felix menangkap kertas perak yang terbang mendekat entah dari mana.

"Kontrak??", Hyunjin mulai bisa menggerakan tubuhnya lalu ia duduk bersila menghadap Felix.

"Aku memberimu banyak uang atau bahkan semua yang kamu inginkan, namun syaratnya kau terikat kontrak jiwa bersamaku", ujar Felix sambil menulis di kertas perak.

"Kontrak jiwa?"

"Aku melahap masa lalumu, dan masa depanmu yang buruk", Ujar Felix menjeda sebelum ia melanjutkan "atau bisa saja aku melahap jiwamu"

"Intinya kau akan terus bersama ku?", tanya Hyunjin

"Tentu saja, tapi sekarang aku perlu memberimu sebuah tanda jika kau setuju",

Felix menyodorkan kertas perak yang sudah ditulis dengan tinta merah bahkan sudah tertera tanda tangan Felix disana.

"Bagaimana jika aku menolak?", Tanya Hyunjin kembali menatap Felix.

"Akan menjadi pilihan yang kau sesali seumur hidup, jadi Yes or yes?", jawab Felix sambil tersenyum mengeluarkan taringnya dicelah senyuman.

"Ah", Hyunjin tertegun ia menerima pena dengan ujung berbulu.

"Kau sudah tidak bisa lari lagi, jika tidak aku akan memakan jiwamu"

Sekali lagi Hyunjin berpikir mungkin ini jalan terbaik baginya namun bibirnya tidak mengikuti hatinya, maka ia berteriak

"TIDAK"

HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang