3

20 2 0
                                    

Keesokan paginya, Kainy diantar oleh Aunty ke sekolah menggunakan mobil  banyak sekali anak-anak yang memandang ke arahnya, namun Kainy tetap berjalan seperti biasa.

"Semangat ya sayang belajarnya" , ucap Aunty

"Iya Aunty" , Kainy berjalan menjauh dari Aunty, 

"anak itu sudah semakin besar saja, mirip seperti ibunya.." Perasaan sedih pun dirasakan oleh Adik dari sang Ibu itu dan kembali ke rumah dengan perasaan sedih.

<<< Di Sekolah >>>

Sebelium sampai di kelas, Kainy dihadang oleh Ibu gurunya dan menanyakan mengenai kepastian dari wali Kainy tentang pertukaran pelajar nanti.

"Maaf Bu, Keluarga saya sedang mengalami masalah nanti akan saya kabari ibu lagi..."

"Kalau gitu cepat ya, karena data akan diserahkan 2 hari lagi jadi jika kamu ingin mengikuti pertukaran pelajar kamu harus segera beritahukan kepada Ibu. Teman-temanmu sudah pada mendaftar jadi kamu tidak boleh sampai melewatkan kesempatan ini."

Kainy hanya mengangguk dan kembali ke kelasnya, ia masih bingung memikirkan bagaimana caranya memberitahukan hal tersebut kepada Aunty dan Unclenya.

Di sisi lain Ibu Guru sudah tidak sabar dengan jawaban dari Kainy dan segera menelepon Aunty Kainy.

* Di telpon*

"Halo, ini wali dari Kainy ya?" Tanya Ibu Guru

"Iya betul sekali, kenapa ya bu guru? apakah ada masalah dengan Kainy?" Tanya Uncle khawatir

"Tidak ada apa" pak, saya hanya ingin memberitahukan mengenai program pertukaran pelajar yang akan diadakan di sekolah kami tengah semester nanti."

"Program pertukaran pelajar Bu? apakah Kainy mendaftar ?" Tanya Uncle

"Untuk saat ini belum pak, Kainy bilang akan memberitahukan kepada Walinya secepatnya namun sampai hari ini belum ada kepastian dari Kainy, saya mohon bapak dan Ibu bisa membicarakan ini dengan Kainy, waktu untuk mengumpulkan datanya terbatas pak. sangat disayangkan sekali jika murid berprestasi seperti Kainy tidak mengikuti program seperti ini." Jelas Bu Guru

"Ooh, seperti itu ya Bu, baiklah nanti akan saya bicarakan pada Kainy dan Istri saya Terimakasih Informasinya Bu" 

"Sama-sama Pak"

Bu guru langsung menutup telepon dan berharap hal yang dilakukannya itu dapat membantu Kainy untuk mencapai cita-citanya.

Sementara Kainy mulai dikucilkan dengan teman sekelasnya, tidak ada yang mengajaknya bicara atau bahkan menganggap dia  ada di kelas tersebut. Tapi Kainy tidak memperdulikan hal itu dan terus belajar.

Saat jam istirahat tiba, ada segerombolan anak cwe yang mendatangi tempat duduk Kainy.

#Gebrakkk...# 

Suara meja di tendang hingga jatuh.

Kainy memandang anak cwe itu, namun ia tidak mengenali siapa dia. Merasa dihina anak cwe dan segerombolannya tadi menarik Kainy untuk dibawa ke tempat sepi.

"Loe dah berani ya natap gw kaya gitu??!"

Setelah diingat kembali, ternyata segerombolan cwe itu merupakan preman di sekolahnya namun karena prestasi dari sang ketua geng yang bagus anak-anak dan para guru tidak ada yang berani menantangnya. Namanya Helen anak dari pengusaha yang sudah dikenal oleh dunia.

"Ada apa?" Ucap Kainy tenang

"Jangan liat gw pake mata loe, jijik banget tau ga sih", Kata Helen

" Terus kalo ga liat pake mata, mau pake apa? " Tanya Kainy cuek

Helen semakin panas dan mengancam Kainy, Bila Kainy tidak ingin berurusan dengan dia selama kelas 12 ini dan ingin hidup dengan tenang, maka ia tidak diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan pertukaran pelajar dan hanya Helenlah yang akan dipuji" oleh sekolah.

"Kalau aku tidak mau?" Kata Kainy

"Loe siap" aja tau akibatnya" Helen dan segerombolannya pergi meninggalkan Kainy sendirian.

Sepulang sekolah Kainy terus memikirkan omongan gelen dan juga mulai berpikir untuk mengurungkan niatnya memberitahhukan kepada Aunty dan Uncle.

"Stop.." Ucap Uncle di depan pintu masuk

"Kenapa Uncle?" Tanya Kainy bingung 

"Saat makan malam nanti, ada yang ingin Uncle bicarakan..." 

Kainy sangat bingung, mengapa Unclenya itu tiba-tiba saja ingin membicarakan sesuatu apakah ia melakukan kesalahan atau ada kabar baik atau apa ?? Kainy tidak punya ide.

*Saat makan malam*

Makanan lezat yang dibuat oleh Uncle pun siap dan langsung dinikmati oleh ketiganya, suasana pun semakin tegang karena tiba-tiba saja Uncle diam dan sangat serius..

"Kainy.., apakah tidak ada yang mau kamu katakan pada kami?" Tanya Uncle

"Tidak ada..." Ucap Kainy dingin

"Apakah kamu tidak ingin memberitahukan pada kami mengenai pertukaran pelajar yang diadakan sekolahanmu?"

"Kenapa Uncle bisa tahu?" Tanya Kainy kaget

"Gurumu menelepon tadi siang, dan mengatakan bahwa kamu direkomendasikan untuk mengikuti program itu.. tapi apakah kamu belum memutuskan?" Tanya Uncle

"Kainy tidak ingin pergi.."

"Kenapa?" Tanya Aunty

"Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya mereka berdua.

Sebenarnya selain Kainy khawatir mengenai keamanan kedua walinya itu, ia juga mengkhawatirkan rasa traumanya. Jika hal yang sudah terjadi selama 13 tahun lalu terulang kembali dan mengingatkan Kainy dengan kedua orangtuanya. Mendengar pertanyaan itu Kainy sangat tertekan dan bingung sehingga dengan cepatnya ia beranjak dari meja makan dan berlari ke dalam kamarnya. Uncle dan Aunty awalnya bingung dengan sikap Kainy yang tidak biasanya, namun akhirnya mereka sadar bahwa itu membangkitkan trauma yang dialami oleh anak itu sehingga Aunty memutuskan untuk memberikan Kainy waktu hingga saat malam tiba, Aunty mengunjungi kamar Kainy dan mendapati Kainy sedang tertidur di kamar dengan mata yang sembab seperti habis menangis.

Kainy terbangun dari tidurnya dan melihat Aunty sedang mengusap kepalanya sambil tersenyum. Kainy bangun dan menanyakan mengapa Auntynya belum tidur. Ternyata Auntynya juga merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Kainy sekarang kehilangan keluarga yang disayang membuat semua orang yang ada di sekitarnya merasa sedih. Mereka berdua pun semalaman menghabiskan waktu berdua untuk bercerita mengenai pengalamannya bersama dengan Mommy Kainy yang juga Kakak dari Aunty.

Keesokan harinya dengan tubuh yang lebih fresh mereka berdua merencanakan untuk jalan-jalan bersama sambil memikirkan apakah Kainy akan mengikuti program itu atau tidak. Dari pagi hingga malam hari tiba mereka menghabiskan uang yang cukup banyak untuk makan, belanja dan menonton bioskop berdua.

"Terima kasih Aunty, Kainy merasa senang hari ini.."

"Sama-sama sayang, Auntu juga merasa senang serasa berjalan-jalan dengan anak sendiri.. yaudah ayo kita pulang dan makan malam" Kata Aunty

Sesampainya dirumah makanan yang lezat sudah tersedia di meja makan beserta dengan piring dan juga gelasnya, Kainy dan Aunty bingung mengapa sudah ada makanan disana. Tak lama keluarlah Uncle sedang membawakan hidangan spesial untuk malam itu.

"Eh, kalian sudah pulang? bagaimana jalan-jalannya? menyenangkan?" Tanya Uncle sambil sibuk menata meja

"Sangatt senangg..." Ucap Kainy yang membuat kedua orang itu tersenyum bahagia.

Setelah selesai makan malam tiba, Kainy mengajak bicara Uncle dan Auntynya ia mengatakan bahwa akan mengikuti program itu sebagai pengalaman baru baginya dan akan berusaha mengatasi rasa traumanya.

HIVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang