Di tengah panasnya terik matahari Kana menunggu bus untuk dirinya pulang tapi ia tak yakin akan pulang atau pergi ke suatu tempat dahulu pasalnya dirinya masih sangat marah pada kedua orangtuanya.
"Huh aku tak yakin akan pulang ke rumah, tapi kalaupun aku pergi lalu aku akan pergi kemana." Keluh Kana.
Keringat terlihat bercucuran di dahinya, tak ada bus sama sekali yang lewat. Sudah beberapa jam Kana menunggu tapi tak kunjung datang juga.
Sapu tangan lembut berwarna pink mendarat di dahi Kana, Kana melonjak kaget. Siapa yang tidak kaget saat ada orang yang seenaknya melakukan seperti itu.
"Sialan, mengapa kau!, Kau! Lagi." Ternyata oh ternyata sang pemilik sapu tangan lembut bewarna pink itu Mew.
Tampak santai Mew melanjutkan kembali hal tadi, mengelap keringat Kana yang entah kenapa Kana hanya bisa diam saja tak berniat mengumpati Mew.
"Hey kucing payah, kau tak panas apa lihat peluhmu itu sangat mengganggu mata." Ujar Mew sebelum mendudukkan tubuhnya di samping Kana.
Kana hanya diam saja melihat jalanan, menghiraukan Mew yang bertanya padanya. Duh Kana itu masih bingung harus pergi kemana lagi, pulang ke rumah? Itu tak mungkin juga ia kan masih marah.
"Ck, hey aku di sini kau ini kenapa melamun saja kerjaanmu!." Ujar Mew membuat Kana membuyarkan lamunannya, Kana menatap tajam ke arah Mew dan Mew hanya mengedikan bahu saja, bukan malah takut yang ada malah membuat Mew gemas dengan ekspresi Kana saat ini.
"Lalu kenapa kau juga ikut duduk di sini? Kau tak punya kerjaan hah? Mengganggu saja bisanya." Ketus Kana pada Mew.
"Oh begitu yasudah aku pergi, oh ya di sini Bus sangat lama datangnya. Sendirian saja kau di sini bye kucing payah." Ujar Mew mengejek Kana.
Belum saja satu langkah, tangan Mew di cekal oleh Kana membuat Mew tersenyum penuh kemenangan. Ia tau Kana sedang kesepian mungkin sih walaupun sebenarnya Mew tak tau kenapa Kana berada di sini begitu lama. Kalian tau? Mew memperhatikan sejak dari tadi tapi Kana saja yang tak tau dan tak peka huh.
"Emmm." Masih tetap pada posisi sama, Kana menggenggam lengan milik Mew.
"Tuh kan aku sudah menebak kau pasti akan mencegahku." Ujar Mew berbangga diri karena tebakannya tepat sasaran.
"Mew, temenin aku ya? Aku ga mau pulang, aku marah sama Papa dan Mamaku." Ujar Kana menampilkan puppy eyesnya, biasnya Kana akan mengandalkan wajah imutnya itu untuk bisa meluluhkan siapa saja.
Alis Mew mengkerut, sepertinya Mew tau apa penyebab Kana berada di sini sangat lama pasti ada masalah dengan keluarganya dan Kana tak tau harus kemana. Sedikit ide licik muncul begitu saja di otak Mew membuat Mew menyeringai.
"Kau mau aku temenin?."
"Hmm, apa boleh? Kalau tak mau kau jahat sekali padaku dan kau juga akan berdosa."
Gila.Gila Mew benar-benar akan gila jika di suguhkan pemandangan ini, lihat bagaimana bibir itu maju layaknya bebek dan bewarna merah lalu jangan lupa wajah bulatnya ditambah kacamata semakin membuat Mew ingin memakan bapao hidup di depannya ini.
"Boleh, tapi ada satu syarat yang harus Kana lakukan." Ujar Mew yang sekarang otaknya di penuhi fantasi-fantasi liar.
"Eumm aku akan lakukan tapi temenin aku ya?."
"Jadi apa syaratnya?.""Kau harus mencium bibirku kalau kau tidak mau tak apa aku akan pergi." Ujar Mew menaik turunkan alisnya, ah wajah mesum itu.
Kana memelototkan matanya, apa dia gila bagaimana bisa ia di minta untuk mencium lelaki tua ini apalagi ini di tempat umum! Mew stres apa bagaimana sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANACUTE
Romance"bagaimana jika aku mencintaimu?." - Mew Slow update. Cr photo:@Mewgulf4me (by pinterest)