Langit tampak mendung. Angin riuh berhembus dengan kencang mengkibarkan jilbab wanita di depanku dengan sempurna. Bukan takut aku malah takjub menikmati ciptaan tuhan. Sedari tadi aku terkejut, ada gadis yang mengikuti kajian ku kali ini. Biasanya hanya dihadiri ibu - ibu.
Aku berdehem. Memalingkan wajahku, kembali berusaha fokus dan segera duduk. Tapi tiba tiba hujan begitu turun dengan sangat deras memaksaku untuk berpindah tempat duduk, dengan terpaksa aku duduk persis berhadapan dengan gadis yang sempat tadi ku lirik.
Aku berusaha mencari waktu yang tepat untuk melirik kearahnya, ketika ia membuka lembaran Al-Qur'an lalu membacanya, baru ku ketahui nama gadis yang dari awal mencuri pandanganku.
Entah angin dari mana aku terus saja memperhatikan gadis itu, syukurlah gadis itu hanya terus menunduk. Aku tersenyum simpul, ada kebahagiaan tersendiri melihat gadis di depanku itu. Tapi tiba tiba satu siku menyenggol lenganku, aku memalingkan wajahku kearah siku yg menyenggol ku tadi. Rupanya kakakku melihat arah pandanganku.
Aku nyengir. Akhirnya kakakku berdakwah seperti biasanya aku hanya menyimak, begitu selesai berdakwah selama 40menit. Waktunya giliran ku untuk memimpin berdoa. Tak seperti biasanya percaya diri, kali ini aku gemetar, entahlah kenapa bisa seperti ini.
Selesai acara, perut ku memberontak meminta di isi. Waktunya makan, sebelum menuju ruang makan tiba tiba saja mataku mencari gadis berjilbab coklat tua itu, setelah menemukannya sedang membereskan sisa sampah, aku tersenyum lega gadis itu masih ada disini.
***
Hari ini hari pulang ku ke kota malang. Ah rasanya ada yang kurang, seharusnya sebelum pulang aku masih bisa bertemu gadis itu yang terakhir kalinya, hitung hitung berpamitan.Tapi nihil, tidak ada tanda tanda gadis itu datang.Dengan berat aku melangkahkan kakiku menaiki mobil, dan meninggalkan kota kuda ini. Entahlah kapan lagi aku akan ke kota ini, semoga suatu saat bisa kembali kesini lagi.
Dan bertemu dengan gadis berjilbab coklat tua itu lagi.
Gadis dengan sorot teduhnya, dan pipi merahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah dari tuhan
Romancesebuah pertemuan yg tak terencana itu, membuatku dibius seketika oleh sorot teduh dan pipi merahnya.