Part 3.

20 5 0
                                    

Lisa POV.

Tidak apa² Jen, aku juga ingin latihan. Ucap ku.
Bagaimana keadaanmu sekarang? Tanya Jisoo kepada ku.
Baik. Ucap ku.
Oh Jennie merawat mu dengan baik ya, berbakat juga kau Jennie. Ucap Rosé.
Tentu saja, apa kau ingin aku rawat? Tapi kau harus sakit dulu. Ucap Jennie.
Kau ini lucu sekali. Ucap Rosé.
Itu sama sekali tidak lucu. Ucap Jisoo.
Kau selalu sensi, apa kau sedang datang bulan? Tanya Jennie kepada Jisoo.
Itu juga tidak lucu. Ucap Jisoo.
Ada apa dengannya Rosé? Aku tidak sedang melawak, kenapa harus lucu? Tanya Jennie kepada Rosé.
Ada apa dengan mu Jisoo? Tanya ku.
Maaf, aku hanya kecapean makanya sensi. Ucap Jisoo.
Yasudah, kau istirahat dulu sana. Ucap Rosé.

Aku memperhatikan tatapan Jisoo. Sepertinya dia tidak menyukai Jennie. Dia belum tau kalau Jennie memiliki hati yang lembut. 

     ***

Keesokan harinya aku dan Jennie pergi ke gedung untuk latihan. Disana hanya ada aku, Jennie dan pelatih kita.

     ***

Di sela² istirahat Jennie memujiku.

Dance mu sangat bagus, kau belajar dimana? Ucap Jennie.
Tidak, aku masih belajar, aku belajar sendiri. Ucap ku.
Itu luar biasa, kau seperti orang yang profesional, tolong ajari aku. Ucap Jennie dengan nada memohon.
Kau ini terlalu berlebihan, gerakan ku juga masih kaku. Ucap ku mendengar pujian Jennie yang membuatku malu.
Aku tidak berlebihan, ini fakta. Ucap Jennie.
Apa kau haus? Aku akan mengambilkan minum untuk mu. Ucap ku.
Oh tidak perlu, aku bisa mengambilnya sendiri. Ucap Jennie.
Kau sudah memuji ku, jadi aku harus melakukan sesuatu untuk mu. Ucap ku.
Kau ini bisa saja, yasudah ambil sana sekalian sama cemilannya ya. Ucap Jennie.
Siap nyonya, laksanakan. Ucap ku.

Aku pergi mengambil minum dan cemilan untuk Jennie. Tetapi kenapa saat aku berjalan pinggang ku terasa sakit. Mungkin aku kurang melakukan peregangan saat latihan tadi.

Kau terlihat lucu saat sedang makan. Ucap ku.
Bukannya ikut makan kau malah memperhatikan ku. Ucap Jennie.
Cepat kau makan cemilan mu itu dan berhentilah menatap ku seperti itu, kau membuat ku takut saja. Ucap Jennie.
Kau terlihat menggemaskan. Ucap ku.
Lalu kau mau apa. Ucap Jennie.
Tidak, aku hanya berpikir bahwa akan menyenangkan jika aku mempunyai saudara seperti mu. Ucap ku.
Saudara? Tanya Jennie.
Iya, apa ada yang salah dengan perkataan ku tadi? Tanya ku.
Oh tentu saja tidak, kau bisa menganggap ku sebagai saudara ku sendiri. Ucap Jennie.
Aku sangat menghargai itu. Ucap ku.
Apa kau senang sekarang? Tanya Jennie.
Tentu saja. Ucap ku.

Aku senang bisa bertemu dengan Jennie dan bisa mengenalnya. Dia seperti memberikan warna di kehidupanku saat ini. Kata² yang dia ucap kan selalu bisa membuatku tenang. Aku merasa aman jika bersamanya.

Tenang saja, aku akan tetap menghormati mu sebagai senior. Ucap ku.
Tentu saja, aku tidak akan memperlakukan mu spesial, aku akan berlaku adil. Ucap Jennie.
Tapi aku akan menganggap mu spesial, karena kau mau menemaniku saat aku sedang sakit. Ucap ku.
Sudah ku bilang itu hanya tanggung jawab ku sebagai senior. Ucap Jennie.
Aku ingat, tapi menurut ku itu spesial. Ucap ku.
Yasudah, terserah kau saja. Ucap Jennie.
Ayo kita pulang ke asrama. Ucap ku.
Kenapa buru² sekali? Ucap Jennie.
Lalu mau apa kita di sini? Kan latihan sudah selesai. Tanya ku.
Kau kan belum lama tinggal di sini, bagaimana jika aku mengajak mu untuk jalan² di Seoul. Ucap Jennie.
Sekarang? Tanya ku.
Ya sekarang, itupun jika kau mau, kalau kau tidak mau juga tidak apa² aku tidak memaksa. Ucap Jennie.
Boleh, aku tidak akan menolak. Ucap ku.

Tadinya aku ingin pulang dan langsung istirahat. Tapi aku tidak enak jika menolak ajakan Jennie. Akhirnya aku dan Jennie pun keluar untuk bersenang². Sifat ku yang ceria kini telah kembali berkat Jennie.

       ***

Terimakasih Jennie, hari ini aku sangat bahagia.

       ***

Semua berjalan dengan lancar. Kita berempat melakukan yang terbaik saat latihan. Waktu pun berlalu begitu cepat. Kami semakin akrab kecuali antara Jennie dan Jisoo. Aku tidak tau apa yang terjadi antara mereka berdua. Mereka selalu saja berselisih.
Aku sangat merindukan orang tua ku. Aku sedang sendirian di asrama.  
Jennie, Rosé dan Jisoo pergi ke rumahnya masing² untuk menemui keluarga nya. Mereka juga mengajakku untuk ikut tapi aku menolaknya. Aku memutuskan untuk tetap di asrama. Aku tidak bisa menemui orang tua ku karna jarak nya yang sangat jauh. Meski mereka selalu kasar kepadaku aku tetap menyayangi mereka. Aku menangis sendirian di kamar ku. Aku sangat kaget tiba² ada yang memelukku dari belakang. Karena kaget aku hampir saja memukul orang itu. Tapi ketika aku berbalik ternyata orang itu adalah Jennie.

Kau menangis? Tanya Jennie.
Aku segera menghapus air mata ku dan menjawab "engga kok"
Aku di sini Lisa, kau jangan menangis lagi okay? Ucap Jennie menenangkan ku.

Aku tidak bisa menahan tangis ku. Aku menangis di pelukan Jennie. Dia mengusap kepalaku dan menenangkan ku. Dia berkata " sudah kau jangan menangis lagi, aku di sini sa, aku ada untuk mu, aku akan menemanimu, aku tidak akan meninggalkan mu sendirian, kau tenang ya, jangan menangis lagi ".

Aku ingin seperti kalian, mempunyai orang tua yang sayang kepada anaknya, selalu di perhatikan, selalu di manja, aku ingin merasakan itu semua. Ucap ku.
Mereka pasti menyayangi mu sa, cuman mereka beda cara penyampaian nya, kau jangan menangis lagi, aku akan ikut menangis jika seperti ini. Ucap Jennie.

Aku memeluk Jennie dengan erat. Baru kali ini aku merasa kan kesedihan yang luar biasa.

Udah dong Lisa, jangan seperti ini. Ucap Jennie.

Aku tidak tau kenapa hatiku terasa sangat sakit. Rasanya aku tidak bisa berhenti menangis. Jennie terus mencoba menenangkan ku. Dia menghapus air mata ku. " Jennie jangan lepas dari pelukan ku ". Tanpa ku sadari kata itu terlontar dari mulutku. Jennie mempererat pelukannya. Kau jangan seperti ini Lisa, jika kau seperti ini aku tidak tau mau berbuat apa. Jennie berbicara di telingaku.
Kau tidak akan mengerti karena kau belum mengalaminya. Ucap ku.
Kita sudah bersama sangat lama, aku paham apa yang kau rasakan, aku akan bahagia jika kau bahagia, begitupun sebaliknya, aku bisa memahami mu Lisa. Ucap Jennie.
Makanya aku di sini tujuannya untuk menemani mu. Ucap Jennie.

Aku sangat terharu mendengat kata² Jennie. Cuma dia yang sangat mengerti diriku. Aku merasa tenang dan kembali memeluk Jennie dengan erat.

Sudah ya kau jangan bersedih lagi. Ucap Jennie.
Lisa? Ucap Jennie.

Aku akan lelah jika sudah menangis. Aku memejamkan mataku dan bersandar di pundak Jennie. Aku mendengar dia memanggilku tetapi aku tidak menghiraukannya. " Oh dia tertidur ". Katanya. Melihat aku yang tertidur di pundaknya, Dengan pelan² Jennie mengangkat kepalaku yang bersandar di pundaknya untuk memindahkan ku ke pangkuannya. Aku bisa merasakannya. Jennie membelai rambutku dan mengelus pipiku. Sambil berkata " Kau wanita yang kuat lis, kau wanita hebat, kau bisa bertahan dengan kesulitan mu itu selama ini, aku sangat bangga kepadamu, kau terlihat manis saat tertidur ". Mendengar itu aku pun langsung memalingkan wajahku ke tubuh Jennie dan langsung memeluknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life As A Trainee [Jenlisa].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang