PROLOG

2 1 0
                                    

Happy reading!

Di sebuah rumah mewah terlihat seseorang lelaki remaja sedang sibuk berkutat dengan buku buku tebal didepannya. Padahal waktu sudah dini hari, namun dia tetap tidak mau pergi ke kasurnya untuk tidur.

SABIT PUTRA MAHARDIKA namanya.

PLAK !!

"MAKANYA BELAJAR ITU YANG RAJIN!!" teriak Dika ayah Sabit.

"JANGAN MALAH PACARAN TERUS SAMA PACAR KAMU YANG BODOH ITU!" lanjut Dika

"STOP AYAH!! kasian Sabit, dia baru saja pulang. Pasti capek" lerai Lena bunda Sabit.

Dika menghampiri Lena dengan raut marah dan menendang kaki Lena dengan cukup keras menggunakan sepatu kantor Dika yang beratnya tidak kira kira. Lena hanya bisa meringis memegang kaki nya yang sangat nyeri.

"AYAH APA APA AN SIH, BUNDA LAGI SAKIT!" Sabit mendorog kursi roda milik Lena untuk diantar ke kamar.

"Itu karena kamu sendiri Sabit, kamu tidak pernah nurut sama ayah" Dika tersenyum miring. Sabit berhenti melangkah mendengar perkataan yang dilontarkan ayahnya itu. Sabit mengepalkan tangannya,menahan emosi yang sudah ia tahan daritadi.

"Istri apa kamu, Lena? hanya bisa duduk di kursi roda! Cih wanita lumpuh tidak berguna" ucap Dika diakhiri suara pelan,namun Sabit masih bisa mendengar, karena ruangan itu sangat sunyi.


BUGH !

"BAJINGAN ANDA!" Sabit memukul wajah Dika dengan emosi yang sudah naik pitam.


Jangan lupa vote dan komen ya kawan.
Maaf kalau ada typo atau agak gak nyambung gitu,soalnya aku baru buat cerita ini.

Makasih yang udah mau baca :)















Bulan SabitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang