menjauh

1K 55 4
                                    

Jihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan


Mahen dan haikal sudah pulang, dan berangkat ke sekolah pada esok harinya.

Tapi hal aneh terjadi di sekolah, saat haikal memanggil nama mahen, tapi mahen tidak menoleh sekalipun, haikal terus memanggil nama mahen bahkan berlari menuju tempat mahen, tapi mahen malah kabur saat pange sudah mulai mendekat.

"Maheenn!!!! Woiii!!! What?? Mahen kok kabur?" Haikal.

Saat hampir sampai ke kelas mahen, sayang sekali bel masuk sekolah berbunyi, terpaksa haikal mengurungkan niatnya dan pergi ke kelas nya.

Sepanjang pelajaran jam 1 sampai 3 , haikal terus terusan melamun, memikirkan mahen yang tidak menoleh saat dia panggil bahkan kabur saat dia mendekat.

"Oke, gua bakal cari mahen lagi ntar pas istirahat" Haikal.

Dengan terburu buru haikal yang sudah mendengar bel istirahat berbunyi langsung pergi dari kelas menuju kelas mahen, tapi ternyata hasilnya nihil, kelas mahen ternyata sedang dalam pelajaran olahraga, dan mereka belum kembali ke kelas.

Haikal sangat kebingungan mencari mahen, dia susah ditemukan di sekolah yang besar ini, haikal juga sudah mencoba menelfon mahen , tapi mahen bahkan tidak mengangkat nya.

Pulang sekolah

Haikal sengaja menunggu mahen di parkiran tempat mobilnya biasa di parkir, tapi juga sama sekali tidak menemukan mobil mahen terparkir disitu.

"Mahen ngehindarin gua?" Haikal.

Sampai 4 hari lamanya, haikal tidak pernah berhasil mengajak mahen bicara , mahen selalu menghindar dari haikal, haikal yang sudah sangat frustasi Sampai sakit dan tidak masuk sekolah.

4 hari sudah haikal tidak masuk sekolah, badannya haikal terasa sangat lemas, dan otaknya dipenuhi dengan pikiran bahwa mahen tidak mau menemui nya lagi, dan menghindari dia.

Selama berhari hari sakit, hati Haikal terus merasa sakit, bahkan sering menangis pada malam hari, merasa bahwa ini adalah akhir antara dia dan mahen.

Sampai seminggu ini haikal memutuskan bahwa besok dia harus sekolah, bagaimana pun dia juga harus memikirkan pendidikannya, walaupun ntah apa yang akan terjadi saat dia kembali melihat mahen yang terus menghindari nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai seminggu ini haikal memutuskan bahwa besok dia harus sekolah, bagaimana pun dia juga harus memikirkan pendidikannya, walaupun ntah apa yang akan terjadi saat dia kembali melihat mahen yang terus menghindari nya.

Tok tok! Tok!

Pintu kamar haikal terus diketok tapi saat haikal bertanya siapa, tak ada jawaban sama sekali.

"Masuk aja!" Haikal.

Dengan wajah terkejut, haikal melihat ternyata mahen yang datang menjenguknya, ntah apa yang dirasakan haikal, badannya panas dingin dan hati nya berdetak tidak karuan, sementara mahen masuk membawa beberapa buah buahan untuk haikal.

"Haikal, Lo kenapa?" Haikal.

Dengan sedikit bergetar dan ragu ragu, haikal menjawab mahen dengan gugup.

"Yaa yaa gua sakit lah! Lo gak liat gua sakit?" Haikal.

"Kok Lo gak ngabarin gua sih?" Mahen.

"Emang Lo buka chat dari gua selama ini?!" Haikal.

Suara Haikal tiba tiba meninggi dengan air mata yang hampir menetes, hatinya sakit.

"Jawab?! Lo buka chat dari gua emang???" Haikal.

Mahen masih terdiam, yang sepertinya dia ragu untuk menjawab haikal.

"Gua habis kebandung, sama jihan" mahen.

Jawaban mahen bahkan membuat haikal terasa terkena serangan jantung, haikal menahan agar air matanya tidak jatuh.

"Oh Lo udah balikan sama jihan?" Haikal.

"Iya udah seminggu ini gua balikan sama jihan, dan kita liburan bareng ke Bandung" mahen.

"Oh selamat ya, kalau gitu sekarang Lo boleh pergi hen" Haikal.

"Maksut Lo kal?" Mahen.

"Gua mau istirahat, mau tidur, Lo bisa pergi aja hen" haikal.

Sebenarnya hati haikal sangat sangat sakit, mendengar jawaban sepele mahen yang bahkan tidak menyesal telah berbuat seperti itu ke haikal.

"Biar gua temenin kal" mahen.

"Gausah! Gua mau tidur doang, ngapain Lo temenin? Bisa sendiri gua" haikal.

Haikal yang berdiri dari tempat tidurnya menuntun mahen keluar dari kamar nya, dan mengunci pintu , tak menghiraukan mahen yang terus menyebut namanya.

"Haikal bentar kal, gua bisa nemenin Lo kal" mahen.

Tak ada jawaban , Haikal sudah menutup telinganya memakai bantal.

Haikal sudah mengerti sekarang bahwa yang mahen pikirkan cuman jihan, sebagai sahabatnya ternyata haikal sama sekali tidak dianggap, mahen hanya memikirkan jihan, mahen hanya peduli pada Jihan.

MANIAK | Markhyuck NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang