11 - Gadis Berpita Merah

562 94 4
                                    

A/N : silakan kalo mau ngasih feedback, karena sepertinya cerita ini mau mendekati ending.

1985

"Ih kok barang - barang lo Thomas semua sih. Lesbi ya?" sinis bocah laki - laki yang berdiri di depan meja Jisoo kecil. Apa salahnya juga kalo suka Kereta Thomas, pikir Jisoo.

Gadis kecil yang sedari tadi telah merasa terpojoki tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya— berharap ia bisa menghilang dari dunia detik itu juga, atau mungkin memiliki kekuatan super yang bisa merubah fisik menjadi tak terlihat merupakan pilihan yang tepat.

Gadis itu tidak pernah menginginkan atensi layaknya anak - anak pada umumnya, ia hanya ingin perlakuan yang setara.

Sekolah— merupakan definisi dari neraka untuknya; memiliki teman saja tidak memungkinkan untuknya, apalagi belajar bersama orang lain yang menurutnya asing baginya.

Minimnya seorang teman membuatnya semakin tak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Seringkali setiap ia berangkat menuju sekolahnya, kegelisahan selalu menyelimuti seluruh jiwanya dan tidak ada orang lain ataupun keluarganya yang pernah tau akan hal tersebut.

Hingga pada akhirnya, gadis kecil yang bahkan sebelumnya tidak pernah bicara dengannya hadir di kehidupannya. Padahal sejak di bangku kelas 1 SD dulu, mereka sudah berada di kelas yang sama.

"Huftt kok malah meleyot sih" gumam gadis yang mengenakan pita merah pada rambut hitam lebatnya yang cantik. Memang saat ini lagi jam istirahat, namun seringkali gadis kecil berpita merah itu menghabiskan waktu istirahatnya sendirian dengan mainan yang dibawanya dari rumah ataupun yang ia buat sendiri.

Jisoo kecil sedari tadi memandangi gadis berpita merah itu dari bangku di taman sekolahnya, ia baru sadar kalau gadis berpita merah itu mulai frustasi karena perahu kertasnya yang lagi - lagi tenggelam. Padahal itu udah perahu yang ke-3.

Karena timbul rasa kasian, akhirnya Jisoo berjalan menghampiri gadis berpita merah tersebut. Tanpa meminta izin terlebih dahulu, Jisoo langsung merampas salah satu perahu kertas yang masih kering dari tangan gadis tersebut.

"Eh itu punyaku! Kok diambil sih ishh" gerutunya. Tanpa memikirkan perkataan gadis berpita merah tersebut, Jisoo langsung berjalan menuju Toilet Sekolah. Ia mengoleskan bagian bawah perahu kertas tersebut dengan sabun cair yang berada di Toilet. Lalu, kembali menemui gadis penggerutu tadi.

"Nih" ucap Jisoo, menyerahkan perahu kertas itu kembali pada si gadis penggerutu.

"Eh? Kok lengket?" tanyanya.

"Coba aja dilayarin dulu" balas Jisoo.

Gadis berpita merah yang hobinya menggerutu itu pun akhirnya melakukan perintah Jisoo, dan benar saja perahu kertasnya pun masih bertahan. Padahal perahu kertas itu udah berada di air selama 3 menit lebih.

"Makasih" ucap gadis berpita merah itu seraya memperlihatkan senyum manisnya.

"Sama - sama" balas Jisoo, masih dengan ekspresi datarnya.

"Nama aku Sooyoung, Park Sooyoung" ucapnya, lalu menyodorkan tangannya kearah Jisoo yang tidak lama setelahnya dibalas oleh Jisoo.

"Jisoo, Kim Jisoo"

Setelah kejadian tersebut, mereka berdua semakin sering menghabiskan waktu bersama. Terkadang mereka juga menginap, kadang dirumah Jisoo, kadang dirumah Sooyoung. Tapi, Sooyoung akan lebih suka jika dia menginap dirumah Jisoo karena dia bisa lebih sering bermain dengan adiknya Jisoo, Kim Yerim. Tidak hanya itu, ternyata Sooyoung merupakan anak dari sahabat lama Bunda Dara yakni Tiffany Young.

Call [JenSoo x Winter]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang