satu

1.8K 98 3
                                    

Sebelum ke cerita cuma mau bilang, kalau aku berusah membuat cerita ini seringan mungkin, kalau pun ada konflik bukanlah konflik yang berat...
Jadi, yaaa begitu semoga sesuai ekspektasi

Selamat membaca...
Semoga suka sama cerita ku kali ini.
.
.
.


Jimin berjalan masuk ke dalam rumah yang sudah 2 tahun lamanya ia tinggalkan, dengan menyeret dua koper besarnya tentu saja.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 15.00, Jimin langsung saja membuka pintu rumahnya itu.

"Jimin pulang..." suara Jimin sedikit di keraskan, bermaksud agar seisi rumah tahu kalau dirinya sudah tiba  di rumah.

"Jimin, akhirnya kamu sampe juga."

"Iya ma, appa belum pulang?"

Ya orang yang tadi menyambutnya itu adalah sang Mama.

"Belum, appa baru pulang nanti jam 4 sore." jawab Mama Jimin.
"Sini Mama bantu bawain kopernya."

Jimin ingin melarang, tapi Mamanya sudah jalan terlebih dahulu dengan membawa salah satu kopernya.

Untungnya kamar Jimin ada di lantai satu rumahnya.

Cklek

Bunyi pintu dibuka, itu kamar Jimin. Jimin melihat ke dalam kamar, tidak ada yang berubah.

"Sengaja tidak kita rumah kamar mu Ji."

"Terimakasih Ma, sudah merawat kamar Jimin selama Jimin tidak tinggal disini."

"Tak masalah sayang, sekarang kamu istirahat dulu, nanti kalau appa sudah pulang akan Mama kasih tahu."

Jimin menganggukkan kepalanya. Merasa sudah mendapatkan jawaban Mama Jimin pun meninggalkan kamar Jimin, tak lupa menutup pintu kamar anak bungsunya itu.

Setelah kepergian sang Mama, Jimin berjalan ke arah pintu dan menguncinya. Lalu Jimin berjalan ke ranjangnya dan merebahkan dirinya.

"Lelahnya..." gumam Jimin.

Baru saja dia ingin memejamkan matanya, namun dia teringat sesuatu.

Dia mencari sebuah kunci di tasnya, berjalan ke lemari pakaian, dan membuka laci yang ada di dalam lemarinya.

Jimin mengambil beberapa lembar foto disana, melihatnya sebentar lalu...

"Gue berhasil..." gumam Jimin, dibarengi Jimin yang merobek satu persatu foto tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di lain tempat beda Kota.

Jungkook baru saja kembali ke rumah setelah mengantar kekasihnya itu ke stasiun.

"Kook, kamu sudah mengantarkan Jimin?"

"Iya Eomma, Jungkook sudah nganter Jimin tapi hanya sampai stasiun."

Sang Eomma yang mendengar jawaban anaknya pun hanya mengangguk.

"Kenapa sih Jungkook gak boleh berangkat bareng Jimin."

"Kamu kan bakal berangkat bareng Hyungmu Kook. Kamu juga harus ingat, ada peringatan untuk kematian kakekmu."

"Tapi itu lama sekali, Jungkook harus menunggu satu minggu."

"Itu paling cepat Jungkook. Kalau kamu masih protes Eomma akan mengganti keberangkatanmu menjadi 2 minggu lagi mau?"

"Hehehe, tidak... Seminggu saja Eomma. Yasudah Jungkook ke kamar dulu ya."

Eomma Jungkook hanya mampu menggelengkan kepala melihat kelakuan putranya itu. Dia heran ternyata anaknya sebucin itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan ada lagi di lain tempat.

Ada dua orang yang sedang mengerjakan tugas kelompok mereka. Kenalin, mereka itu Namjoon dan Yoongi

"Lo jadi pulang kampung Joon?"

"Jadi, besok sore gue berangkat, kenapa?"

"Gak, gak pa pa, nanya aja."

"Ahhh jam berapa sekarang?" tanya Yoongi.

"Jam 16.00"

Mendengar jawaban temannya dia menepuk jidatnya.

"Gue lupa, Mama minta gue buat pulang ke rumah hari ini. Gue balik duluan ya Sorry."

Dengan tergesa Yoongi merapikan buku dan peralatannya.

"Ini tugas deadline lusa Yoon."

"Iya, lo selesain bagian lo, nanti finishingnya gue. Penting banget ini soalnya." Ucap Yoongi sambil membuka pintu apartment Namjoon, lalu seketika menghilang.

Yoongi berjelan tergesa ke arah mobilnya.

"Gue gak sabar ketemu lo lagi..." gumam Yoongi sambil menjalankan mobilnya pulang ke rumah.

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Pemanasan dulu yaaa...
Pengen tahu respon kalian gimana, kalau rame lanjuuutt kalau gak ramee ya gak tahu hehehe

Comment please....

MY JIMIN | KMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang