O3

872 129 23
                                    

I made some mistake in previous part,  I did some revision. Just check for it if something make you feel confuse. But Ig no need to if you r not. (deleted soon massage).


ㅤㅤㅤㅤ

Pagi di hari libur, Renjun biasa mengawali harinya dengan bersepeda. Suasana hutan yang berkabut, disertai udara yang dingin namun menyejukkan sungguh terasa menyenangkan, selalu.

Doyoung semalam minta Renjun supaya menunggunya untuk bersepeda bersama. Tapi sampai jam lima pagi ini Doyoung bahkan belum membuka matanya.

Saat Renjun membangunkannya, pria itu malah bilang : "Jangan ganggu aku, aku mau tidur seharian hari ini!"

Ayolah, padahal Doyoung yang mengajaknya bersepeda bersama kemarin. Dasar. Renjun akhirnya keluar sendiri, menggunakan sepeda edisi terbaru yang baru-baru ini dibelikan Doyoung untuk berkeliling di sekitar.

Hutan ini memiliki daerah perbatasan, dimana Renjun tidak diizinkan untuk masuk lebih dalam kesana. Khusus kali ini, jalanan kecil yang entah dibuat sejak kapan menjadi jalur yang kali ini Renjun lewati.

Karena kadang hujan menyebabkan jalanan tertutup tanah basah, beberapa pohon juga sudah ditandai, agar tak ada kejadian tak diinginkan.

Penjaga rumah tak ada yang mengikutinya, Doyoung membebaskan Renjun agar merasa nyaman tanpa ada yang mengekorinya. Pun Renjun sudah berbekal kemampuan bela diri, harusnya semua itu cukup untuk membuatnya merasa aman.

Sebab Renjun berhenti mendadak, ia hampir saja tergelincir karena jalanan begitu licin. Renjun merasa ada yang berjalan di belakangnya, tidak, tapi berlari.

Renjun perlahan menoleh ke belakang. Kosong, tidak ada apa-apa di belakangnya. Renjun kemudian mengawasi sekitarannya. Suara burung dan ranting makin jelas terdengar sebab ia menguatkan pendengarannya.

Kepalanya Renjun gelengkan cepat, mungkin yang tadi hanya halusinasi. Renjun meluruskan sepedanya yang sempat oleng, kembali mengayuh pedal. Kali ini lebih pelan, mencoba membuktikan sesuatu yang mengganjal pada perasaanya.

Lagi. Renjun mendengar sesuatu, kali ini seperti ada yang jatuh. Renjun dengan cepat memutar sepedanya, mengendara berbalik arah. Sama, masih tidak ada siapa-siapa atau apapun yang bisa Renjun yakini sebagai pembuat suara-suara barusan.

Jakunnya bergerak menelan ludah, khawatir dengan banyak praduga dalam benaknya. Ingin berprasangka yang tadi itu hewan, tapi wujudnya tak kelihatan, pun Doyoung telah memastikan tak ada hewan buas di dekat daerah mereka. Di lain sisi, manusia tak mungkin ada di sini. Maksudnya manusia selain mereka dan orang-orang Doyoung. Dan orang Doyoung tak mungkin membuntuti Renjun sampai menakutinya.

Renjun mengayuh sepedanya, sangat cepat sampai kakinya terasa akan copot. Ketakutan lebih mendominasi sekarang ini karena ia belum tahu apa yang ia hadapi.

Sangking cepatnya, Renjun yang biasa teliti kini tak sengaja melindas batu berukuran sedang dengan bentuk yang tak beraturan. Menyebabkan ia dan sepedahnya jatuh. Renjun terseret agak jauh dari sepedanya, bajunya sampai kotor dipenuhi oleh tanah basah.

'Ugh, menjijikkan.'

Renjun berdiri, menepuk-nepuk tanah menggumpal yang menempel pada pakaiannya. Sambil bergerak memutar, melihat kesana sini. Untuk apa? Ingin memastikan tak ada yang melihat kejadian memalukan barusan. Memang, soal gengsi Renjun tak bisa diadu.

"Terluka?"

Suara itu membuat semua bulu di tubuh Renjun berdiri. Kegiatan membersihkan pakaiannya dari kotoran terhenti. Ia hendak mengangkat sepedahnya yang jatuh tergeletak sebelum seseorang jatuh di depannya. Ah, bukan jatuh, melainkan turun melompat dari dahan pohon yang ada tepat di atas mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUIETUDE | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang