PROLOG.

18K 185 3
                                    

Cerita ini saya buat berdasarkan pengalaman masa kecil saya sebagai seniman yg setidaknya belajar tentang seni dan pelaku seni yg komplek. Seni tradisional Tayub di Jawa Tengah, Janggrung, dan Ronggeng di Jabar, pernah mengalami masa jaya di jamannya. TAYUB yg terdiri dari para musisi / Yogo dan penari utama wanita, serta dukun yg mengawasi atraksi para penari agar menarik perhatian para penonton. Dalam tarian itu memang ada peran dukun atau spiritual untuk membuat acara sangat greget dan menarik. Penari diwajibkan bisa menghafal mantra ajian  Semar mesem atau ajian pelet lain untuk memikat penonton.  Sri Rejeki sudah berani puasa selama waktu yg diajarkan dukun untuk menguasai ajian tersebut melalui ritual tertentu.

     Dukun juga punya peran untuk memasangi rajah/ pagar anti kejahatan yg dilakukan orang maupun makhluk halus yg ada di lokasi permainan.  Seorang penari Tayub akan dibekali susuk pemikat dan mantra gaib untuk mengumpulkan banyak penonton dan uang. Tentu saja ada atraksi yg kadang sangat luar biasa seperti menari dalam waktu lama tidak istirahat dan terlihat segar. Seorang penari bisa menyihir penonton untuk terpikat dan berani mengeluarkan saweran uang bila menari bersama penari tayub yg cantik2.  Pak lurah yg sudah ketiban sampur/ dilempar selendang oleh penari tayub, langsung bangkit dari kursi dan ikut berjoget berpasangan dengan Sri Rejeki primadona rombongan tayub Kuncup Mekar. Sri Rejeki yg masih berusia 17 tahun itu sangat cantik dimata lelaki. Apalagi pak lurah.

   Sambil menari dan menyawer uang biru ke celah dada gadis itu, pak lurah merasa sangat bahagia.Sri Rejeki kemudian dibawa pak Lurah masuk kamar yg sudah disiapkan oleh yg punya hajat Modin Parno Pitek.

     Pak Lurah benar2 tergila- gila pada gadis remaja penari tayub itu. Di dalam kamar ia langsung memeluk Sri yg sudah melepas kain jarik yg dipakainya.

    " Aduuuhhh  saya belum pernah gini" rintih Sri Rejeki.

     " Tenang saja Sri. Aku pasti akan menikahimu jadi istri ke dua Mau kan? " kata pak lurah.

      Cerita ini saya tulis untuk mengingatkan bahwa masa lalu negeri ini punya budaya tinggi dan seni tradisi yg hebat. Mungkin ada yg pernah dengar pertunjukan sircus dari luar negeri mengalami kecelakaan ketika atraksi di alun2 kraton Solo. Masalahnya di lokasi itu juga ada penunggu dan penguasa dari alam gaib yg bisa saja tidak suka kalau ada tamu tidak ucap salam. Seperti semua atraksi sandiwara, wayang kulit, Ramayana, pasti menggunakan peran spiritual.

     Demikianlah sekedar sekapur sirih untuk mengantar anda membaca kisah ini. Saya sangat berterima kasih kepada anda yg suka membaca cerita saya. Mohon Vote dan komentar.

 PERINGATAN KERAS BAGI PEMBACA DIBAWAH USIA 20 DILARANG BACA. KARENA CERITA BERKONTEN DEWASA.

Salam dari saya,

Darsono AD/ penulis.

MISTERI TAYUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang