satu

2.3K 315 61
                                    


"Gimana dong Ci? Gue hari ini ada tugas ngumpulin kartu wedding gak mungkin kalo harus skip lagi, gue udah mendesainya sebagus mungkin dengan jari lentik ini." Keluh Yuju menatap lawan bicaranya yang sedari tadi hanya diam memandangi pagar yang sudah tertutup yang artinya mereka tidak bisa masuk alias terlambat.

"Gak bisa skip aja? Gak ada harapan kayaknya." balas Rose menghela nafas, memang tidak ada jalan lain selain pulang kembali ke rumah.

SMA Jaya Bakti memang terkenal ketat akan peraturan. Apalagi kedisiplinan, mereka benar benar tidak dapat mentolerir siswa yang terlambat datang bahkan terlambat mengumpulkan tugas. Terlebih ketua osis yang menjabat periode ini adalah Jaehyun Aditama yang merupakan anak dari kepala sekolah.

"Kartu gue gimanaaaa?! Udah dua kali gak ngumpulin. Bisa bisa gue didepak dari sekolah Ci. Tega lo?" Yuju mendramastiskan keadaan, gimana yaa. Dia tuh gak pernah ngumpulin tugas buat kartu ucapan selamat dan kartu surat resmi dengan desain gak boleh printer alias harus manual alias pake tangan dan sekalinya ngerjain dengan tekad yang kuat malah semesta nggak mendukung.

"Ini juga gara-gara lo ya gausah nyalahin gue kampret." Rose memutar bola matanya malas, dia tau Yuju hanya berakting, gak mungkin cuma gara-gara kartu dia sesedih itu, besok kan bisa nyusul ngumpulinnya ya meskipun pasti nilainya bakal dikurangi.

"Ya kan panggilan alam ci."

"Panggilan maut aja sekalian."

Yuju melotot lalu memukul bahu Rose, "Jangan asal ngomong, ntar malaikat mautnya denger. Gue gak mau beneran di panggil."

"Ck, udah pulang ajalah anjir, udah mulai panas nih." Rose berbalik hendak pulang namun dia mendapati ketua osis alias Jaehyun  yang kini menatapnya tajam, bukan. Jaehyun bukan baru datang seperti Rose dan Yuju, sepertinya cowok itu baru saja dari DDM sekolah karena di tangannya terdapat seplastik fotocopy-an.

"Baru dateng? Kalian semiskin apa sih sampai nggak punya jam?" Ujar Jaehyun menusuk, ditambah tatapan tajamnya membuat keduanya terdiam membeku, tidak berani menyahut. Jangankan menyahut, bergerak seinci pun rasanya gak bisa.

Kalo mereka berdua tau bakal ke gap telat kayak gini sama  Jaehyun, mereka udah pasti bakal pulang dari tadi juga.

"Masuk sana, bersihin toilet anak kelas IPS. Nanti istirahat pertama bakal gue cek udah bersih atau masih kotor. Gak nerima alesan."

Jaehyun membuka pagar dan membiarkan kedua siswi terlambat ini masuk ke area sekolah, lalu kembali mengunci pagar dan pergi meninggalkan keduanya.

"Dari jaman MOS sampai sekarang gak ada yang berubah sama Jaehyun. Sama sama nyebelin." guman Rose kesal.

Yuju mengangguk setuju, Jaehyun tuh emang umpat-able. Hampir semua siswa yang sekolah di Jaya Bakti nggak ada yang suka sama sikap Jaehyun meskipun sikapnya itu mendapat pujian dari para guru sih. Banyak siswa yang ingin maju untuk menegur sikapnya yang terkadang kelewatan, tapi mereka selalu mati kutu saat berhadapan langsung dengan sang ketua osis.

"Toilet anak IPS kotor Ju, gamau gue." Keluh Rose. Toilet anak IPS memang terbilang cukup kotor, itulah kenapa jika ada yang kena hukum gara gara telat atau hal lain pasti ya bersihin toilet anak IPS. Mencoba mengambil peruntungan, anak IPS terkadang jarang membersihkan toilet karena nanti juga bakal bersih sendiri pada waktunya.

Termasuk Rose dan Yuju, mereka anak IPS yang selalu bangga saat orang lain membersihkan toiletnya, namun mereka berdua sekarang terdiam mengingat jika merekalah yang kini harus membersihkannya.

"Eh tapi gapapa deh Ci, serius. rela gue lahir batin. Yang penting kartu hari ini punya gue dikumpulin."

"Yaudah kalo rela lo aja yang beresin semuanya."

Married With Ketua Oh-Shit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang