"KELUAR!" Teriak Asahi memenuhi sepenjuru ruangan. Ia melangkah cepat turun dari tribun, di ikuti Niki. Meninggalkan Jaemin yg sibuk dengan ponselnya.
Situasi yg ricuh, kini bertambah ricuh. Orang orang berdesakan bergegas keluar dari gedung, dan sebagiannya tengah melerai Jeno dan Jeff yg masih membabi buta. Mereka seakan tuli dengan suara sirine polisi yg nampak semakin terdengar.
Cekrek.
"Nice."
Senyum tipis menghiasi bibir jaemin. Bergerak cepat, ia memasukan hpnya ke dalam kantong saku. Menaikkan tudung Hoodie, ia mengamati sekitar. Asahi dan Niki, ternyata mereka sudah keluar dari tempat ini. Melirik sekilas kericuhan di bawah, ia berdecak malas.
Berlari dengan kencang, di pertengahan jalan Jaemin menyambar satu kantong petasan yg tadi ia lihat. Kakinya melangkah cepat menuruni tangga tribun. Bukanya menjauh, ia malah mendekat ke arah titik pusat kericuhan terjadi.
"Aishhhh sialan." Desis Jaemin yg tidak sengaja menyenggol benda tajam, membuat lengannya terasa perih.
Tak mengindahkan rasa sakitnya, ia berusaha meraih Jeno yg masih gencar memukul Jeff. Beberapa orang tadi yg di ketahui Jaemin bernama Lucas, dan Jay berusaha keras mengamankan bossnya.
"LO PADA NGK DENGER SIRINE POLISI HAH?!" Teriak Jaemin yg sedikit tersulut kesabarannya. Tubuhnya terhimpit beberapa orang berbadan besar.
Namun, semuanya terlambat. Setelah Jaemin mengatakan itu, suara pelatuk timah panas terdengar sangat nyaring. Semua orang terkejut, detik berikutnya mereka bergegas panik berusaha menyelamatkan diri.
Jantung Jaemin berbacu dengan cepat, seakan mau meledak kapan saja. Suara tembakan menggema di telinganya, seperti kaset yg di ulang ulang tada henti. Genggaman petasnaya mengerat, uratnya nampak menonjol.
Jaemin fobia suara pistol. Hanya pistol, tidak dengan ledakan atau suara keras lainya.
"JEN SADAR JEN! LO MAU KETANGKEP HAH?!" Omelan keluar dari bibir sexy laki laki tinggi berbadan besar, yg tak lain adalah Lucas.
Jay yg kesabarannya juga mulai menipis, di tambah rasa panik, tanpa pikir panjang menendang betis Jeno sangat keras. Membuat sang empu memekik tertahan, dengan tatapannya yg beralih menyorot tajam ke arah sang sahabat.
Menggerakkan tangannya yg kebas. Dengan sedikit tertatih, Jeno menegakkan tubuhnya langsung menghadap Jay. Sasarannya kini berganti. Sedangkan anak buah Jeff buru buru menyeret sang boss, sebelum kehilangan kesempatan.
Giginya bergemelatuk. Kepalanya ia miringkan, dengan serigaian di sudut bibirnya. "Jay, kau tau bukan. Seorang Arjeno paling tidak suka saat kesenanganya di ganggu?" Jay meneguk ludahnya kasar, namun ia sadar ini konsekuensi yg ia dapat.
Tangan Jeno di tarik kasar oleh Lucas, saat laki laki itu hendak menerjang Jay. Lucas yg memiliki proposal tubuh yg tidak jauh berbeda dengan Jeno, membuatnya tidak terlalu kesulitan. Rautnya sangat panik sekarang saat beberapa polisi mulai medekat.
"Untuk sekarang aja Jen, gue mohon banget sama lo. Tahan diri lo itu. Lo ngk mau kan mampus lagi di penjara, buat yg ke 15 kalinya?" Tekan Lucas, ia menyeret kasar Jeno yg mulai memberontak. Lucas sangat tau, Sahabatnya ini tidak akan bisa di tenangkan dengan mudah.
Gerakan kakinya semakin cepat, kala mendengar derap langkah polisi yg mengejar mereka. Namun, bukanya tenang, Jeno semakin memberontak kuat.
"LUCAS LEPASIN, SIALAN!" Pekik Jeno yg malah memancing para polisi.
"BERHENTI ATAU SAYA TEMBAK KAKI KALIAN!" Seru polisi yg sudah siap menyergap mereka bertiga.
Sial, mereka terkepung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAWANG √Jeno ft jaemin.
Teen Fiction"Jeno akan selalu menjaga Jaemin, dan Jaemin harus selalu ada di dekapan Jeno." Arjeno Belati Laksan, yg katanya suka di agung agungkan itu sangat mengerikan. Ia seorang lelaki kaku yg sangat sulit di tebak oleh orang di sekitarnya. Liar, satu kata...