Sepulang sekolah, Anshara melihat Naya yang termenung di kursi balkon kamar mereka.
Ia meletakkan tas punggungnya di ranjang, lalu menghampiri Naya yang belum menyadari kepulangannya.
"Naya kenapa?" tanya Anshara lembut sembari mengambil duduk di sebelah Naya.
Gadis kecil itu menoleh ke Anshara sekilas, sebelum kembali menatap indahnya langit siang menjelang sore itu.
"Kangen Papa, Mama" jawab Naya sendu.
Deg. Anshara dibuat terdiam seketika, karena ia tak tau harus merespon bagaimana. Sebenarnya ia juga tak ingin melihat Naya berterusan di laut kesedihan, tapi ia juga bingung harus melakukan apa.
"Ehmmmm, kamu do'ain mereka ya" hanya pesan itu yang bisa Anshara sampaikan pada Naya dan direspon anggukan dari gadis kecil yang 9 tahun lebih muda darinya.
Dan beberapa saat Anshara dan Naya diam membisu menikmati semilir angin yang berhembus.
"Biasanya kalau libur, Papa selalu ajak Naya dan Mama jalan-jalan" ujar Naya tiba-tiba, mungkin momen-momen indah bersama kedua orangtuanya terlintas dibenaknya.
"Tapi sekarang..." lanjutnya berubah sendu hingga Anshara bisa merasakan perasaan Naya saat ini.
❦ ❦ ❦
"Om ayolah" bujuk Anshara tak henti-hentinya sejak 10 menit yang lalu.
Sedangkan pria di hadapannya kini cuek bebek dan memilih sibuk berkutik dengan laptopnya.
Anshara yang kesabarannya mulai menipis pun menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia dengan tak sopannya merebut laptop dari sang empu yang kini melotot ke arahnya.
"Kau!?" tunjuk Arseano tepat di depan mata Anshara.
"Apa?" tantang Anshara tak kalah nyolot membuat Arseano menggeram kesal.
"Mau marah? Iya?" tanya Anshara untuk memancing emosi Arseano.
"Gapapa, marah aja. Penjara masih buka kok untuk anda" lanjut Anshara mengejek, Arseano hanya bisa menggeram dan tak meluapkan amarahnya.
'Sialan' umpat Arseano dalam hati.
'Hehehe rasain tuh ancaman gue' batin Anshara tertawa devil di atas ancamannya untuk Arseano yang masih menatapnya sengit.
"Ingat besok malam" ucap Anshara sembari menunjuk muka Arseano yang kedua alisnya membentuk alis angry bird.
"Hmm, sebentar aja tapi"
"Terserah saya dan Naya dong mau lama atau mau sebentar"
"Menyebalkan" gumam Arseano yang masih bisa di dengar jelas oleh pendengaran tajam Anshara.
"Bilang apa?" tanya Anshara berpura-pura tidak mendengar gumamannya.
"Dasar budeg" ucap Arseano melenggang pergi dengan kekesalan yang membuncah.
Sedangkan Anshara kini terkikik menatap kepergian Arseano yang sedang kesal karena ulahnya.
❦ ❦ ❦
"Kita mau ke mana kak?" tanya Naya yang duduk di jok belakang, dan Anshara duduk di depan karena sang pria angkuh itu tak ingin di sebut sopir. Berakhirlah, Ansahra terpaksa duduk di depan biar rencana malam ini tetap terlaksana.
Anshara menoleh ke belakang dan tersenyum jail, "Kita mau ke mana ya....?" gantung Anshara berniat membuat Naya penasaran dan akan jadi surprise nantinya.
Tapi usahanya itu digagalkan oleh pria di dampingnya yang tak lain adalah Arseano. "Pasar malam" ceplosnya enteng tanpa beban.
"Pasar malam?" tanya Naya antusias yang di dehemin Arseano yang kini tersenyum licik ke arah Anshara yang tengah menatapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANSHARA
Ficción General"Anda harus bertanggungjawab dengan merawatnya sebagai pengganti orang tuanya yang telah anda renggut!" lantang gadis bersurai panjang itu tanpa ada rasa takut sedikitpun di dalam dirinya. Pria di hadapannya kini mengeraskan rahangnya dan mengepalka...