2

1.8K 108 2
                                    

Sorry for typo!

»»——⍟——««

Suasana nya sangat lah Hening tidak ada satu pun yang berbicara, canggung sekali bukan;) hufh...... jujur jevano tidak menyukai ke heningan padahal enak loh tak ada yang berisik dan adem saja rasa nya, ya kan?
Karna ia tak kuat dengan ke heningan itu ia memberanikan diri untuk membuka suara yang sedari tadi hanya diam di mobil.

"B - boleh kah berhenti di toko buku? S - saya mau beli buku" Kata nya dengan ucapan gugup karna ia belum seberapa akrab nya pada jodoh nya itu.

"Kita antar kamu hingga masuk" Jawab mereka serentak membuat jevano kaget berat.

"Tidak usah, saya hanya beli buku" Jawab jevano untuk mereka tidak mengikuti nya hingga masuk dalam toko buku tersebut.

"Tidak ada penolakan" Jawab mereka lagi. Jevano hanya bisa pasrah dan membiarkan mereka mengikuti nya.

Ia pun lantas keluar dari mobil lalu menuju ke toko buku tersebut dan di ikuti yang lain, seperti buntu curut. Ya kan? Saat jevano masuk dan di ikuti yang lain orang - orang yang ada di toko tersebut kaget, orang yang baru saja masuk dalam toko itu seperti di jaga oleh bodyguard. Ya walau pun baju mereka tidak seperti bodyguard tapi kelihatan nya seperti itu, kata orang.

Jevano meminta mereka duduk saja, karna mungkin nya jevano akan memilih - milih dulu yang ia ingin mau baca saja dan menurut nya itu menarik. Setelah ia menyari buku yang menurut nya menarik ia menuju kasir untuk membayar buku tersebut, ia membeli buku 5. Saat ia ingin membayar buku tangan nya di tahan oleh seseorang yaitu mereka. Ya walau pun salah satu dari mereka menahan tangan jevano, jevano heran kenapa dia menahan tangan nya? Dia adalah...... Orang;) gak janda. Dia adalah tama. Nah ya tama:v

"K - kenapa?" Tanya nya pada tama yang menahan tangan jevano untuk memberikan uang pada kasir karna ingin membayar buku yang jevano beli, jevano menatap tama dengan terheran-heran nya itu.

"Biar saya saja yang bayar, berapa harga nya?" Tama bertanya pada jevano dengan tatapan dingin.

"A - ahh tak u—" Ngomongan jevano terpotong Gara-gara tama memotong pembicaraan nya.

"Gak ada penolakan" Ucap nya membuat jevano ngeri. Ia hanya pasrah saja, rasa nya ingin menghilang dari bumi. Kata nya.

Setelah pembayaran berlangsung mereka kembali lagi menuju mobil yang sudah di parkir rata dan memulai memasuki nya.
Jevano di dalam mobil hanya diam saja saat balik lagi ke mobil padahal pengen basa-basi sama mereka tapi karna menurut nya ngeri atau menakutkan lebih baik diam saja.

Yang nyetir nathan. Btw dalam mobil nya seperti rumah bukan mobil pada biasa nya.

Gak ke bayang sih kalau misal ketabrak gimana ya? Kan ada TV nya dan sebagai nya, ngeri - ngeri.

Jevano tidak tau dia akan mau di bawa ke mana, dia pengen nanya tapi tidak berani. Lah terus tadi apa? Tanya? Oh iya nanya sama tanya beda;). Nanya saja kali ya?

"I - ini mau kemana?" Nanya nya dengan tatapan takut.

"Mau nya kemana?" Tanya nathan yang masih saja focus pada depan nya itu.

"S - saya laper~" Katanya sembari mengelus perut yang terus saja berbunyi.

"Kau lapar? Eh ambilin noh makanan" Ucap naren hingga ia menepak pundak seseorang yang ada di samping nya itu, akmal.

Akmal yang di tepak oleh naren menoleh ke arah naren "habis bambang" Ucap nya pada naren.

"Ya iya kan, pasti abis gara-gara lu kan?" Nunjuk - nunjuk hingga tangan nya dekatan dengan wajah akmal dan jangan lupa mata yang menyeram kan.

Posesif:v PPJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang