part 3

35 20 11
                                    

Jangan lupa vote & komen all♡

Happy reading
¤
¤
¤
¤

Revan dan Firly kini berada di kantin sekolah. Kedua nya mengambil posisi duduk di bagian ujung tepat di dekat jendela kantin. Revan masih menatap heran melihat Firly sama sekali tak buka suara.

"Kamu kenapa,hm?!" Tanya Revan sambil memegang dagu Firly lembut.

"Mood buruk," Jawab Firly singkat menepis perlahan tangan Revan.

"Astaga, kamu pasti cemburu sama yang tadi ya. Percayalah aku duduk sama dia karena dia bilang dia anak pengurus osis. Dan aku pikir dia-----,"

"Sttttt udah deh iya memang dia anak osis. Aku percaya sama kamu" Balas Firly dengan tatapan penuh arti.

"Jabatan osis gak selama nya disalah gunakan kecaperan sama pacar orang," batin Firly.

Mengenai Vivia, dirinya juga terkenal di dalam organisasi osis Dasatriksa. Kehadiran nya menjadi anggota osis sudah banyak dikenali masyarakat sekolah terutama Firly. Dan disana Vivia hanya menjabat sebagai Sekretaris.

Setelah itu, Revan melegam langkah memesan menu makanan yang menjadi andalan nya, yakni Craby patty ala spongebob alias Sandwich. Hanya beberapa menit, akhirnya makanan telah tersedia diatas meja dengan menu yang sama.

Firly melahap Sandwich dengan nikmat. Begitupun Revan menyantap lahap demi mengganjal perut yang tengah lapar.

"Mana asik berdua, sebel banget" Gerutu seorang wanita di ujung pintu kantin sembari melangkah kaki pergi dari sana.

•••

"Rey lo gak masuk kelas?" Ucap Lona menatap teman nya yang tak sudah sudah mengisap rokok.

"Kasihan teman gue, kalau ada gue ntar mereka tersiksa di kelas,"

"Ampun ketua," Sinis Lona.

"Dan lo sendiri kenapa gak masuk? Siapa tau guru yang masuk suka sama lo,"

" WHAT THE FUCK. Bu Fuad, gila gay dong gue!"

"Maksud gue guru yang cowok,"

"Ngelantur banget lo bangsat,"

"Kan secara Sandra Alona pencetak rekor orang terkaya didunia disukai para para jamet sekolah, Ya gak?"

"Y" Ucap Lona sambil membentuk tanda V di jari jemari nya.

Lona beranjak pergi meninggalkan Rey sendirian. Kali ini tujuan Lona mengunjungi kantin. Tak tahan dengan rasa lapar, Lona pun tiba dikantin dan memesan Pizza dengan toping sosis diatas nya.

Lona mengambil kursi gusar sambil mengambil airpods guna menghilangkan kebosanan di pagi menjelang siang ini. Belum beberapa potongan Pizza terlahap, selintas Lona melihat sosok lelaki menggunakan sweeter berwarna hitam tak lupa masker, tengah asik membaca buku

Lona sedikit kaget ketika lelaki itu didatangi seorang teman nya yang pasti dia masih menjadi siswa Dasatriksa. Terlihat jelas dari seragam yang dipakai nya.

"Ah kenapa gue keppo keppo banget sama tu orang... " Gumam Lona melanjutakan Pizza yang masih tersisa.

Masih perasaan yang sama, seperti nya mereka membahas sesuatu penting. Entah penting apa nya, intinya penting. Lona tetap menatap meski makanan yang tersisa belum sepenuh nya habis.

"Hey Ferguso, sini lo" Teriak lelaki yang mungkin teman mereka." Belikkan gue Starbucks dua," titah nya dan disetujui oleh lekaki bersweeter hitam itu. Tanpa disadari pun, teman lelaki itu sudah tidak berada disana.

"Oke" Jawab nya menurut.

Tak selang berapa waktu, pesanan sudah  terpenuhi. Alih alih Cakra si lelaki tukang suruh itu mendekat dan akhirnya duduk disamping Lona secara tiba tiba.

"Buat lo satu," Ucap Cakra sembari menampilkan senyum manis nya.

Lona masih bingung, berusaha mendengar kata kata nya.

"Lo ngomong apa ha?" Ketus Lona sembari membuka airpods ditelinganya.

Cakra bergeming. Masih canggung mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan.  Sudah lama rasanya....

"Lona!!! " Sahut Firly memukul meja. Sontak Lona dan sekeliling kantin terkejut bukan main termasuk Cakra.

"Eh, Kak Revan!"

"Gue yang nyapa lo setan bukan Revan" Tegas Firly.

"Lo nyapa bikin orang serangan jantung bangsat, jadi malas nyapa balik lo" Balas Lona mengekspresikan wajah datar.

"Ya minta maaf gue,"

Melihat kejadian itu, Revan hanya tertawa kecil melihat dua wanita itu. Pandangan Revan beralih ke arah sosok Cakra yang masih terduduk di samping kursi Lona.

"Dia siapa Lon, pacar baru kamu nih"Goda Revan seolah membuat pandangan Firly beralih ke arah Cakra berada.

"Hahahahahaha, Pacar apaan modelan begini," Timpal Firly.

"Ntah gue juga gak tau nih manusia datang dari mana" Sambung Lona menyeruput Starbuck pemberian Cakra. Dari pada tidak diminum mending hargai pemberian orang. Walau tu orang bentukannya gak jauh dari jamet, Pikir lona.

"Dah lah, gue mau nganterin Revan ke Mobil. Bye bye Lona!! " Kecup jauh Firly hingga membuat Lona berdecih najis.

Tak berapa lama, Revan dan Firly hilang dari pandangan Lona.

"Lo mau apa? Hm?? " Tanya Lona berupaya memberi senyuman manis walau sebenarnya itu hanyalah keterpaksaan demi menyenangkan Cakra yang sudah dibubuhi rasa cinta.

"Lon, gue-----, "

"Woy Cakra masuk kelas goblog, Ada razia anuu... " Pekik teman Cakra sambil berlari kencang keluar kantin.

"Astaga!!!!!!" Tak sadar Cakra pun akhirnya keluar dari kantin dengan langkah tergesa gesa. Lona sedari tadi masih menetap, memutuskan pergi dan masuk ke kelas nya.

•••

"Rey mana? Gak masuk jam pelajaran lagi dia?" Tanya Miss. Berlina menatap intens kursi Rey yang terletak di sudut kelas.

"Kayak nya enggak Miss" Jawab sebahagian murid kelas 12 ipa 1 itu.

"Kalau gini cara nya, dia harus diberi peringatan keras," Tegas Miss. Berlina.

Semua murid hanya menyimak ucapan yang dilontarkan guru biologi itu. Tak ada satupun berkutik, hanya terdiam sambil membuka buku pelajaran.

"Erlangga, kamu selaku ketua kelas cari Rey sampai ketemu, perintahkan kalau hari ini tidak ada yang diperbolehkan ketinggalan mata pelajaran."

"Baik buk" Ucap Erlangga menurut, tanpa menunggu lama, Erlangga langsung beranjak keluar dan mencari Rey ke semua penjuru sekolah.

Sudah hampir 3 jam Rey merebahkan diri di sofa. Pandangan nya tak henti memandang rokok yang bersisa satu batang lagi. Kali ini, Rey menjauhkan diri dari barang candu itu. Saat nya Rey masuk kedalam kelas untuk sekedar melirik guru biologi cantik itu.

Selama di perjalanan....

"REY!!! "Teriak Erlangga mengeluarkan kodam nya.

Merasa terpanggil Rey memutar tubuh mendapati Erlangga yang terengah engah berlari menuju diri nya.

"Kemana lo, bukan nya masuk malah asik asik nya diluar,"

Rey tak peduli dengan ucapan Erlangga barusan. Tetap saja, dirinya masih setia memainkan handphone milik nya tanpa memperdulikan lawan bicara.

"Rey dengar gak?" Tanya Erlangga memastikan.

Rey bergeming masih tak ada kalimat apa pun dari mulut nya.

"Dengerin napa?" Sontak Erlangga berhasil membanting Handphone Rey..

Rey meratakan gigi melihat intens sosok Erlangga yang tidak merasa bersalah. Rey mengepal kuat tapi tidak untuk meluapkan nya kali ini. Lagi lagi Erlangga tak menghiraukan kedongkolan Rey

DENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang