Malam itu kabar mengenai calon Ratu Zeloz telah tersebar, beberapa orang mengenal Jaemin sebagai perwakilan Crown Tech Amerika dan beberapa kerabat kerajaan ada yang mengenalinya sebagai salah satu keponakan sang Ratu.
Jaemin sedari tadi mencoba untuk tetap tenang, dari kejauhan bisa dia lihat wajah para saudaranya juga bibinya terkejut saat Jeno memilih Jaemin sebagai calon Ratunya, memang tidak langsung diresmikan sebagai tunangan sang Raja namun wajah Jaemin sudah terlanjur ditandai sebagai calon Ratu Zeloz apa lagi para undangan yang hadir dari kalangan bangsawan yang tau jika itu perintah Raja siapa yang berani menentang.
.
.
.Genap satu minggu Jaemin berada di Amerika, ya setelah acara pesta dia langsung terbang ke Chicago bukan untuk melarikan diri tapi memang ada beberapa informasi dan juga mengecek kembali pekerjaan yang dia tinggal cukup lama.
"Aku dengar kau akan menjadi Ratu di sana? Kenapa kau kembali kemari?" tanya Johnny saat melihat Jaemin sudah duduk manis di balik meja kerjanya, memang Johnny baru bisa menemui Jaemin karena dia sendiri baru sampai setelah perjalanan bisnis ke Mexico.
"Jangan bahas hal itu." jawab Jaemin dengan nada mengancam pada Johnny yang tentu saja tidak mempan pada sosok pemimpin mafia Orbits itu, lihat saja dia menertawakan Jaemin.
"Hey, Ten bilang Raja seumuran denganmu dan tampan, kurasa tidak buruk."
"Aku bilang jangan bahas hal itu. Mari cepat selesaikan permasalahan kelompok Bong agar aku tidak perlu terlalu lama berada disana, okey"
"Okey, tapi jika kau memang akan menikah dengan Raja Zeloz kau harus mengundangku. Aku akan memberikan hadiah pernikahan yang sangat istimewa untukmu." selesai Johnny berbicara papan nama yang tadinya terpajang apik di atas meja melayang ke arahnya, untung saja dia memiliki refleks yang bagus sehingga kepalanya masih baik-baik saja. "Baiklah, mari kita bahas tentang Donggu." ucap Johnny melihat Jaemin sedang tidak ingin diganggu, jujur saja Johnny itu jail bahkan dia yang lebih tua dari Jaemin malah lebih banyak merecoki Jaemin setiap harinya dan jika Jaemin sedang tidak ingin diganggu Johnny pun memilih untuk menjauh karena dulu pernah sekali lengannya hampir patah karena nekat mengganggu Jaemin.
"Jadi apa saja yang kau dapatkan? Paman Kim bilang menemukan alamat rumah tempat email Donggu dikirim? "
"Ya, kami sempat melacak dengan cepat di wilayah Selatan namun yang kami temui hanya rumah tua reyot tanpa listrik. Lalu beberapa hari kemudian anak buahku melaporkan ada tagihan pembayaran listrik yang selalu di kirimkan ke alamat tersebut, setelah memantau beberapa hari ternyata mereka bersembunyi di bangunan bawah rumah reyot itu. Ada 2 orang mereka bilang bertemu dengan Donggu sekitar 1 tahun yang lalu, setelahnya mereka bekerja pada Donggu untuk bayaran selalu di transfer karenanya mereka hanya sekali bertemu dengan Donggu itu."
"Lalu, mereka punya foto atau mungkin email apapun itu yang memperlihatkan siapa Donggu? " tanya Jaemin tidak sabaran.
"Mereka bertemu di club malam tidak terpantai cctv sama sekali dan setelahnya menghubungi mereka melalui nomor seluler sekali pakai, dilihat dari daerahnya masihlah wilayah Selatan Chicago dan saat kami mengecek lagi transfer bank disetorkan melalui teller bank ,dia orang yang sangat teliti. Karenanya aku meminta orang untuk menggambar sketsa wajahnya."
"Okey, setelahnya kita hanya perlu mencarinya sampai dapat." ucap Jaemin penuh dendam.
"Jaemin-ah, kau tidak ingin bercerita sedikit tantang dirimu padaku? Sudah hampir 8 tahun lebih aku mengenalmu tapi kau sama sekali tidak pernah bercerita, aku sama sekali tidak mengenalmu saat aku bertanya pada Ten pun dia menjawab agar aku bertanya langsung padamu." Johnny sendiri sudah menganggap Jaemin seperti adiknya sendiri karena Jaemin lah Johnny bisa bangkit saat terpuruk dan Jaemin yang mengatasi masalah Johnny tanpa imbalan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King and Mr Mafia -NoMin
FanfictionDebaran tak bisa dirasakan sang Raja pada sosok yang begitu misterius, muncul begitu saja Dan hilang bagai tak pernah ada sebelumnya. "Jantungku menggila hanya melihat sekilas dirimu, entahlah bagaimana bisa diriku mengngenali dirimu." "Satu kali...