APA LAGI SEKARANG!?

23 1 1
                                    

Rizki yang baru kembali dari kejar-kejarannya, pergi menemui Indri di rumah sakit. Ia berjalan santai menuju ruang UGD dengan buah tangan yang cukup banyak.
Sesampainya di sana, ia melihat Rayhan sedang dimarahi oleh kakak-kakaknya. Sedangkan kekasihnya menangis di pelukan kedua mertuanya.

"Bby," panggil Rizki.

Kepala itu mendongak, melihat orang yang paling ia cintai. "Rizki! Hiks! Alfa, Ki, Alfa! Hiks." Indri kembali histeris di pelukan calon suaminya.

Rizki mencoba untuk menenangkan Indri. Ia sesekali melihat kondisi Rayhan yang juga meringkuk di lantai akibat ulah dari Rafael dan kakak-kakaknya yang lain.

"Hey, udah dong. Jangan nangis lagi. Aku gak mau Alfa sedih gara-gara kamu ikutan sakit."

Indri mengangguk. Dia menatap Rizki sebentar, lalu terjatuh diperlukannya.

"Dri, hey, sayang, gak lucu sumpah. Indri, hey. Mah! Pah! Tolong panggilkan dokter,"

Dewi dan Andri yang melihat itu, segera menghampiri pasangan Rizki Indri.

"Indri kenapa sayang? Kok bisa sampai pingsan?"

"Gak tau mah. Mungkin dia kecapekan gara-gara nangis terus."

"Bisa jadi. Ya sudah, papah panggilkan dokter,"

Andri segera melangkah pergi dari sana. Meninggalkan mereka semua. Rizki mengalihkan pandangannya ke arah Rayhan. Dia melihat bahwa kakak-kakaknya sudah tidak ada. Dengan inisiatif sendiri, ia segera membantu temannya bangun.

"Tadinya gua mau ngasih pelajaran juga. Tapi kayaknya kakak-kakak lo udah mewakilkan gua deh."

"Ya. Gua pantas mendapatkan itu semua. Bahkan seharusnya gua udah gak di sini lagi,"

"Apaan sih anjir! Lo gak mentingin perasaan si Alfa gimana nanti? Kalau lo mati, terus siapa yang --"

"Anjir banget tuh mulut. Siapa juga yang mau mati. Maksud gua, gua gak di Indonesia. Biar lo aja sama si Indri yang jagain Alfa."

"Lah? Lo mau kabur? Setelah apa yang lo lakuin sama adik ipar gua, lo mau kabur gitu aja? Lo cowok apa banci sih? Ingat ya Ray, kalian itu udah punya anak. Kasian Aldo, kalau Papah sama Papih nya pisah."

"Apaan sih lo, Ki. Gua cuma bercanda elah. Ya kali gua ninggalin dia yang lagi terluka sendirian di sini. Yang ada Alfa malah semakin menderita kalau gak ada gua disisinya,"

"Percaya deh, kasian yang abis digebukin sama kakak-kakaknya, hahaha."

"Sialan lo. Sana pergi! Bukannya si Indri juga lagi butuh lo ya?"

"Iya juga ya. Ya udah, gua cabut dulu ya!"

"Ya."

Rizki melangkah dari sana. Ia kaget, ternyata tunangannya ikut masuk ke dalam IGD.

"Loh? Mah, Pah, kok Indri di bawa masuk ke ruang IGD? Bukannya dia cuma kecapekan?"

"Kamu yang sabar ya, nak. Indri ternyata memiliki penyakit jantung. Dan sekarang dia sedang membutuhkan pendonor yang cocok dengannya, hiks."

Seketika kaki Rizki lemas. Ia tidak menyangka bahwa kekasihnya itu memiliki penyakit jantung yang disembunyikan dari dirinya.

"Kenapa kamu tega, sayang." Sembari menggenggam tangan Indri, Rizki menangis dalam diam.

.

.

.

Di sisi lain, Rayhan memasuki ruangan Alfa dengan wajah lebam akibat sang kakak. Ia duduk di samping Alfa yang terbaring tak berdaya dengan perasaan bersalah.

Love Is Blind (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang