_pelarian

558 58 26
                                    


Nggak tau lagi. Aku cuma mau ngeshare apa yang ada di draft dan otakku aja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















⭕⭕⭕⭕⭕

"Dimana anak itu???" Tanya seorang pria paruh baya kepada salah satu dari ratusan Pengawal di depan gedung pernikahan. Mereka semua terengah. Berlari kesana kemari mencari sang tokoh utama.

Hingga sebuah mobil sedan hitam dengan rangkaian bunga di kaca bagian depan pun melaju melewati mereka dengan cukup kencang.

"HAI PAPI!!!! MWAH~! BYE~!" Seru seorang perempuan dari balik kemudinya sambil melambaikan tangannya. Cengiran lebar tak luput dari wajah cantiknya.

Pria yang adalah Ayah kandung dari perempuan itu pun terperangah. Para pengawal pun tak kuasa menahan reaksi keterkejutannya atas aksi dari anak majikannya.

"JAGAT RAYAAAAA!!!!!" Murka Sang pemilik hotel bintang 7 itu.

Tangan kanannya mengacung kearah laju mobil anaknya, Raya. "Kejar! Kejar sampai dapat!! Saya tidak mau tau, sore ini Raya harus sudah ada di rumah!!" Tegasnya kepada seluruh Pengawal disana.

Beberapa dari mereka segera memasuki mobil, ada juga yang mengendarai motor. Kemudian melaju serentak untuk mendapatkan Raya.

"Anak itu benar-benar." Gerutunya sambil memberi sedikit pijatan pada tengkuknya.




...






Semua pasang mata para pengunjung Mall tertuju kearah Raya. Seorang perempuan dengan balutan gaun pengantinnya yang berjalan dengan telanjang kaki seraya menjinjing gaunnya tinggi-tinggi.

Begitu mencolok bukan?

Sebuah pukulan Raya rasakan di lengannya. Dia mengaduh dengan raut wajah emosinya. Siap-siap meluapkan murkanya kepada Sang Pelaku. "Asw!" Umpatnya pelan, namun begitu menusuk telinga sang pendengar.

"Gila lo, Cil! Udah gue bilang tunggu di mobil juga!" Sungut Caca. Sahabat, sekaligus menjabat sebagai Personal assistant (PA) Raya.

Awalnya Raya kira panggilan Cil itu adalah Bocil, Sikecil, dan sejenisnya. Kalau itu Raya masih bisa menerimanya.

Tapi ternyata maksud Caca adalah Kimcil. Raya tentu sempat murka setelah mengetahui hal itu. Hingga kemudian dirinya mulai terbiasa, atau mungkin lebih ke 'gue nggak peduli.'

"Mana pakaiannya?!" Dengus Raya.

"Langsung ngegas aja nih Nyonya Algebra, nggak ada intro-intronya.." sahut Caca dengan cengengesan sambil menyerahkan dua buah papper bag kepada Raya.

"Najis! Lo aja sana nikah sama Si Patung Berjalan itu!"

Caca terbahak. Dirinya tau betul sebenci apa atasannya dengan sosok pria bernama belakang Algebra itu.

Jagat Raya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang