Capitolo 36

56 8 22
                                    

Keesokan harinya...

"Hans, ada yang ingin bertemu denganmu." ujar Yeji di ruang Interstellar.
"Uh? Siapa? Apa dia tidak tau aku sedang rapat dengan adikku?" tanya Hans.
"Entah. Dia ingin sekali bertemu denganmu." jawab Yeji.

Hans pun bergegas keluar dari ruangan itu sembari pamit pada Felix. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Daehwi dan juga Jinyoung yang penampilannya sudah sangat berubah.

"Daehwi? Jinyoung?"

Mereka pun berpelukan satu sama lain layaknya bertemu dengan saudara sendiri. Daehwi terlihat begitu rapi layaknya seorang CEO. Begitupun dengan Jinyoung yang kini sudah memiliki seorang anak perempuan.

"Lama sekali tidak mendengar kabar kalian. Aku merindukan kalian." ujar Hans.
"Hehehe iya Hans. Maaf ya kami kesini tidak bilang-bilang." balas Daehwi.
"Tidak apa-apa. Hehehe. Ayo masuk."

Hans mengajak Daehwi dan juga Jinyoung menuju ruangannya.

"Nah ini ruanganku." ujar Hans sambil menunjukkan ruang design nya.
"Wah, kau sudah sukses sekarang Hans." kagum Daehwi.
"Iya ruanganmu bagus sekali." sambung Jinyoung.
"Hehehe, Iya Felix yang memberikan ruangan ini. Katanya agar ide designku lebih banyak." ujar Hans.
"Wah keren keren.. oh ya, aku ingin berikan undangan ini untukmu dan Felix." ucap Daehwi sambil memberikan undangan pernikahannya.
"Lee Daehwi dan Kang Hyewon. Wah... akhirnya hehehe." ujar Hans senang.
"Tinggal kau saja Hans yang masih jomblo. Ayo kapan kau punya pasangan? Jangan pikirkan Lia terus hehehe." sambung Jinyoung.
"Yak! Aku sudah tidak memikirkan dia lagi tau!" ujar Hans sambil memanyunkan bibirnya.

"Permisi..." ujar seorang wanita sambil membawa bungkusan makanan.

Hans menoleh ke arah sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya Hans melihat wanita itu.

"Chaeryoung?" pekik Hans
"Hai, maaf aku lancang masuk ke sini. Tadi, ada yang antarkan aku ke ruangan ini. Katanya ini ruanganmu." ucap Chaeryoung malu.
"Lho? Chaeryoung? Kenapa kau bisa mengenal temanku?" tanya Daehwi bingung.
"Kau mengenalnya?" tanya Hans.
"Dia sepupuku." jawab Daehwi.
"Oh, kalian berteman ternyata. Hehehe. Uhm.. oh ya, Hans... ini aku bawakan makan siang untukmu. Ya hitung-hitung... ucapan terima kasih karena kau dan saudara kembarmu sudah menolongku kemarin. Hehehe." ujar Chaeryoung.
"Ah, tidak apa-apa Chaeryoung. Hehehe lagipula, aku tidak suka jika perempuan diperlakukan sekasar itu." ujar Hans.
"Wah, memangnya ada apa antara kalian berdua?" tanya Jinyoung penasaran.
"Kemarin, mantan tunanganku mengejarku dan aku hampir dipukul dia. Untung saja ada Hans." jawab Chaeryoung.
"Oh si San.... Dal? Hahaha... benar-benar tidak punya malu dia. Sudah selingkuh seenaknya saja mau balikan! Eh, tapi kalau aku lihat..... Hans cocok menjadi pasangan hidupmu." ujar Daehwi usil.

Hans dan Chaeryoung pun saling menatap dan malu.

"Ehm!"

Hans terkejut. Ia menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"F-Felix.."

"Hahaha aku tidak akan memarahimu Hans. Aku bukan orang jahat. Eh? Chaeryoung. Tumben kemari." ujar Felix sambil merangkul kakak kembarnya.
"Uh iya, ini kebetulan aku sedang memasak. Jadi sekalian aku ingin memberikan untukmu dan Hans. Ya hitung-hitung rasa terima kasih yang kemarin." ucap Chaeryoung.
"Wah, terima kasih Chaeryoung. Hehehe tenang saja. Tidak usah sungkan Chaeryoung. Hehehe. Oh ya, Daehwi.. Jinyoung, tumben kalian kemari juga?"
"Iya hehehe aku ingin memberikan undangan. Aku akan menikah nanti." ujar Daehwi.
"Wah.. congrats ya Daehwi." ujar Felix.
"Thank you Felix."
"Hehehe oh ya, Daehwi kau mengenal Chaeryoung juga?" tanya Felix.
"Iya. Dia sepupuku." jawab Daehwi.
"Oh, hehehe oh ya Chaeryoung. Bagaimana kalau kau bekerja disini juga? Ya setidaknya, lelaki buaya darat itu tidak mengganggumu." ujar Felix.
"Iya, kau bisa menjadi sekertarisku. Eh?"

Hans menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Etjieeeeeehhhh~ Tidak ada Lia, Chaeryoung pun jadi." ujar Jinyoung.
"Aku setuju kok. Aku selaku sepupunya Chaeryoung setuju jika Hans menjadi sepupu iparku." sahut Daehwi.
"Ih! Aku malu tau!" ujar Hans.
"Tapi kau orang baik Hans. Lagipula, kau tidak kalah ganteng dengan San kok." ujar Chaeryoung.
"Ehm... sudah tancap gas saja!" pekik Jinyoung.

Mereka pun bersenda gurau dan makan siang bersama. Chaeryoung senang bisa bertemu sepupunya dan juga bertemu orang yang sudah membelanya. Chaeryoung berharap, ia bisa lebih dekat lagi dengan Hans.

"Semoga aku bisa dekat dengan lelaki sebaik dan sesopan Hans. Aku senang dan nyaman dekat dengan Hans." ujar Chaeryoung dalam hati.
"Chaer, sejak tadi kau melihat Hans. Kau kenapa?" tanya Daehwi.

Hans menoleh ke arah Chaeryoung dengan polos.  Ujung bibirnya kotor dengan sisa saus dari makanan tersebut. Tanpa sadar, Chaeryoung dengan refleks mengelap ujung bibir Hans dengan tissue. Hans terkejut dengan perlakuan Chaeryoung.

"Kau belepotan Hans. Hehehe pelan-pelan saja makannya." ujar Chaeryoung.
"Ehm.. baiknya." ujar Daehwi.
"Kalau semisal kalian dekat lalu jadian, aku setuju kok. Aku yakin kau bisa menjadi pasangan yang baik untuk kakak kembarku." ucap Felix sambil tersenyum hangat.
"Ih! Felix! Aku malu..."

Hans menutupi mukanya dengan tangan.

"Hei, tidak usah malu. Lagipula, pamanku Lee Jongsuk baik kok. Aku yakin kalau kau bertemu dengan pamanku itu, dia pasti setuju jika kau menjadi menantunya." ucap Daehwi.
"Hehehe.. uhm, Chaeryoung.. lelaki bernama San sudah tidak mengganggumu kan?" tanya Hans.
"Tidak kok. Ya sementara ini sih tidak. Hanya saja, aku takut jika nanti dia berkeliaran." jawab Chaeryoung sedikit sedih.
"Tenang saja, kalau ada apa-apa kau bisa bilang denganku. Atau tidak, kau bisa menghubungi istriku." ucap Felix.
"Terima kasih Felix atas bantuannya." ucap Chaeryoung.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 18.00 KST. Mereka pun mulai bersiap untuk pulang. Chaeryoung membereskan kotak makannya dan bersiap untuk pulang.

"Chaeryoung, aku ingin mengantarkanmu pulang. Boleh kan?" tanya Hans.
"Eh? Apa tidak merepotkan? Kau akan rapat lagi kan?" tanya Chaeryoung balik.
"Tidak kok. Setelah ini aku free." jawab Hans.
"Iya Chaeryoung, lebih baik Hans saja yang mengantarkanmu." ucap Daehwi.
"Ah, baiklah. Terima kasih Hans." ucap Chaeryoung.

Felix mengantarkan tamunya hingga ke Lobby. Sementara itu, Hans mengajak Chaeryoung menuju basement, tempat parkir mobilnya. Hans membukakan pintu untuk Chaeryoung dan Chaeryoung pun masuk ke mobil tersebut.

"Chaeryoung, permisi. Sabuknya harus dipakai." ujar Hans sambil memakaikan sabuk pengaman pada Chaeryoung.

Chaeryoung menelan ludahnya pelan. Ia melihat wajah imut nan manis itu dari dekat. Chaeryoung sadar jika lelaki di depannya ini jauh lebih manis bahkan gentle daripada mantan tunangannya.

"Chaeryoung, kau kenapa?" tanya Hans bingung.
"Uhm, tidak. Hehehe. Uhm baru kali ini ada lelaki sebaik dirimu." jawab Chaeryoung malu.
"Ung? Memangnya Daehwi tidak baik? Hmmm... ayahmu? Memangnya mereka tidak baik?" tanya Hans polos.
"Bukan begitu Hans. Maksudku... baru kali ini ada lelaki se gentle ini. Kau itu baik, polos, ramah. Bahkan.. menurutku kau termasuk berani. Kau berani melawan mantan tunanganku dulu." jawab Chaeryoung.

Hans sedikit tersipu mendengar jawaban Chaeryoung. Baru kali ini ada perempuan yang memujinya. Ia bersyukur Felix selalu mengajarinya menjadi lelaki yang jantan, baik dan bertanggung jawab. Hans benar-benar mengubah pola pikir bahkan beberapa sikapnya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Hehehe, itu karena Felix yang mengajariku." ucap Hans pelan sambil tersenyum kecil.

Hans pun melajukan mobilnya menuju tempat tinggal Chaeryoung. Setibanya disana...

"Hans..."

Apa yang terjadi?

-to be continue-

Hi hi hi semua... maaaaaaaaaaaaaaf bngt ya aku lagi-lagi lama updatenya.. aku setelah dari Jakarta, aku urus YouTube Vlogku dan fokus urus daftar profesi apoteker beserta tes masuknya. Puji Tuhan hasilnya aku lulus teman-teman hehehe... 😁😁😁

Makasih ya untuk setia menunggu updatean ku. Kalau nanti updatenya lama bngt karena mulai kulih apoteker, aku minta maaf ya. Tapi aku usahakan ada 1 hari aku bisa update ff nya. Spt biasa, jangan lupa Vote, comment, share dan follow aku biar gak ketinggalan update terbaru dari aku dan juga biar aku semangat buat update fanfiction nya. 🙏🙏🙏

Inseparable TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang