1

26 3 0
                                    


"Agra!" Seru seorang gadis bersurai panjang sepunggung yang di kuncir kuda dan memakai seragam putih abu-abu. Dia adalah Anya seorang gadis cantik dari kelas sebelas IPS, dia juga murid yang berprestasi.

Agra yang merasa di panggil membalikan badannya dan menatap kepada seseorang yang memanggil dirinya dengan tatapan bingung.

Gadis tersebut seolah paham maksud raut dari Agra langsung menjawab.

"Di panggil pak Budi ke ruang guru." Ujar Anya yang di angguki oleh Arga.

Arga Sabiru, seorang remaja laki laki dari kelas sebelas IPS, remaja yang memiliki tubuh yang tinggi, kulit putih, dan memiliki sifat cuek pada orang baru maupun orang terdekatnya dan pembawaan diri yang santai membuat nya di juluki ' kakel cool' oleh adik kelasnya.

Tidak ada yang tau hubungan Anya dan juga Arga, itu semua rahasia dan bagi teman temannya Arga adalah orang yang sangat tertutup. Hanya beberapa yang tau fakta tentang Arga.

"Anya! Lu ga niat gitu ke kelas? Sampe kapan lu di sono terus?" Tanya teman Anya yang sedari tadi memperhatikan Anya yang nampak melamun di lapangan basket.

Sontak saja pertanyaan tersebut membuat Anya terkejut dan langsung pergi dari sana.

"Ngapain lu bengong di lapangan?" Tanya Icha yang sempat memanggil Anya tadi.

Icha memiliki rambut pendek sebahu bergelombang wajah yang tirus dan badan yang ramping tak ayal banyak yang mengincar dan mengidolakan dirinya.

"Hah? Gua bengong ya? Mungkin gua kurang fokus. Makanya bengong." Jawab Anya yang di angguki Icha

"Ayo kita ke kelas!" Seru Icha yang di angguki Anya.

***

"Woy! Ngapain tadi keruangan pak Budi?" Tanya Ares seorang sahabat dari Arga yang mengenal identitas diri Arga dan tahu seluk beluk hidupnya.

Ares aditama, seorang remaja laki laki yang memiliki wajah yang tirus dan tubuh yang tinggi, kulit putih pucat. Membuat dirinya terkenal di sekolah, tak jarang dia di jodoh jodohkan dengan Icha sahabat dari Anya.

"Bagikan hasil ulangan." Jawab Arga yang di angguki oleh Ares.

"Ga, lu ngerasa ga? Kalo Anya tuh cantik banget, jadi pengen gua pacarin deh." Ujar Ares sambil menatap Arga dengan mata berbinar. Dia membayangkan dirinya yang bergandengan dan tertawa bersama saja membuat dirinya tersenyum sendiri.

"Gila! Emang mau cewe modelan dia sama lu?" Tanya Arga sarkas.

"Tajam banget, tapi ya pasti mau lah yakali dia nolak gua." Ujar Ares dengan pede. "Tapi yakali gua pacaran ama dia. Yang ada lu ngamuk entar." Tambahnya lagi.

"Ck, mana ada." Tolak Arga

"masa?" Goda Ares lagi

"Ck! Udah diam!"

"Oke oke deh ekhem cie!" Goda Ares seraya berjalan duduk ke kursinya yang ada di pojok belakang.

***

"ANYAAAA!" Triakan tersebut menggelegar di koridor sekolah

Anya yang mendengar teriakan di belakangnya langsung membalikan badan, tampa sadar tubuhnya bertabrakan langsung dengan tubuh seorang laki laki.

Terdengar risingisan kecil mengasuh sakit, "aww... Sakit..." Adunya.

"Lebih sakit- an gua,  yang lu tindih dengan badan gendut lu itu." Jawab seorang laki-laki itu dengan ketus.

Anya yang mendengar di sebut gendut, tidak terima dan langsung berdiri Tampa menghiraukan sikunya yang tergores dengan semen lapangan.

Anya memang tau badannya berisi tapi dia tidak segendut itu, hanya saja pipinya yang tumpah, Anya menatap tajam lawan bicaranya.

'pantas saja pedas, ternyata ketua osis toh.' pikir Anya

Yang tidak sengaja Anya tubruk tubuhnya dan mengakibatkan mereka terjatuh menindih adalah laksamana Putra ketua osis yg terkenal dengan mulutnya yang tajam dan pedas, selalu saja menyakiti hari orang lain dalam bicaranya.

Bukan hanya mulutnya yang pedas, tapi perkataannya juga seperti pisau, selalu menggores hati lawan bicaranya, contohnya saja Anya tadi.

"Tch, gua tau gua ganteng ga usah lu liatin sampe bengong gitu juga kali." Laksamana bersuara dengan nada angkuh sambil bersandar di salah satu pohon di sebelahnya dengan sedikit mengangkat dagu nya selayaknya orang angkuh.

"Hah?! Apa?? Lu kalo jadi orang jangan kepedean lah, yakali gua modelan cewe gemoy, baik hati juga ramah ini kagum sama cowo yang angkuh bahkan ga ada perasaan sama sekali modelan lu, gua bengong cuman mikir, kenapa lu bisa jadi ketua osis padahal lu nya angkuh begini?" Cerca Anya dengan nada yang tidak santai.

Laksamana yang mendengarnya hanya tertawa, kemudian menjawab. "Mereka tau aja sifat gua begini, tapi beda sama kinerja gua, lagian gua ga bakal ngatain orang kalo orang itu ga nyenggol duluan, contohnya elu bocah!" Ujarnya dengan menyentil dahi Anya dengan sedikit keras langsung berlalu dari sana.

"Gila emang tu ketua osis, sialan juga Chia neriakin nama gua malah ga tunggung jawab saat gua ada maslaah gini." Omel Anya sambil menatap tidak terima ke arah Chia yang bersembunyi di balik tembok yang tidak jauh dari dirinya berdiri.

Yang di tatap hanya cengengesan sambil menunjukkan jari berbentuk v . "Maaf Anya gua ga tau ada ketos di situ, btw gimana? Ketos wangi ga??" Tanya Chia.

"Kalo nanya yang waras dikit, wangi enggak bau dosa iya." Ucap Anya langsung berlenggang pergi ke arah gerbang  untuk bergegas pulang.

Sementara yang di bicarakan hanya tersenyum tipis melihat kepergian seorang gadis yang baru dan tanpa sengaja menabraknya tadi, "cewe lucu, ga bakal gua lepas." Gumamnya.

.
.
.
.
.

"Aneh banget, jelas jelas yang salah dia malah nyalahin gua, sialan." Anya terus menggerutu disepanjang jalan dia masih tidak terima di katain seperti tadi 'emang aku segendut apa sih.' pikirnya prustasi.

Deruman suara kenalpot yang bising berhenti tepat di depan Anya berdiri, Arga, itu Agra Sabiru, Arga emang cuek, tapi perhatian, Arga dan Anya berteman sejak kecil dekat bahkan sangat dekat, "naik cepat, gua antar." Perintah Agra mutlak

Anya naik ke atas motor Arga dan meninggalkan area sekolah, yang mulai sepi itu, tampa sadar ada seseorang yg memperhatikan mereka dari balik beton pagar.

"Ga romantis sih, cuman mereka terlalu dekat, emang hubungan mereka apa an?, Ga akan gua biarin sih intinya kalo bisa gua hancurkan pertemanan mereka." Ucapnya sambil menatap motor yang di tumpangi oleh Anya melesat membelah jalanan kota.

"Ga usah Denis, biarin aja mereka berteman, lagian klo gua udah dekat sama Anya gua bakal bikin Anya cuman buat gua, dan perlahan lahan Anya menjauh dari Agranjing." Ucap Laksamana

Denis Pransdito, laki laki dengan ciri khas selalu membawa tas Doraemon kemana saja dia pergi, memiliki perawakan yang sama seperti remaja SMA biasanya, tinggi tegap juga berkulit kecoklatan tidak terlalu putih dan tidak terlalu gelap, Denis selalu bersama dengan Laksamana kemana juga Laksamana melangkah, walau menyukai Doraemon Denis adalah manusia yang licik yang selalu menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

Berbeda dengan Denis, Laksamana Putra memiliki sifat yang lebih lembut walau bermulut pedas dan setajam pisau, tpi laksamana lebih dewasa, Laksamana memiliki tubuh kurang lebih dari Denis bedanya Laksamana memiliki lesung pipi di bagian kanan pipinya dan tidak menyukai Doraemon.

.
.
.
"Makasih ya ga." Ucap Anya setelah turun dari motor Agra di balas anggukan kecil. "Mau mampir?" Tawarnya lagi.

"Ga usah, langsung aja." Jawab Agra sambil menghidupkan mesin motornya kembali.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[Bersambung]

YAHAHAH PEGEL, semoga kalian sabar menunggu kelanjutannya, juga makasih banyak aku ucapin karna mau baca cerita ini....

See you...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kita Sama Tapi BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang