Seperti biasa,pagi ini viro menjemput aniv. Ia kini bersender didepan rumah aniv,menunggu sang empu berdandan.
"Lama bat si nih gembul." Viro melihat jam di pergelangan tangannya yg menunjukkan pukul 07.08
Baru saja ingin berteriak,aniv sudah ada di depannya,ia sudah siap walau terlihat acak acakan,rambutnya yg berurai tampak belum di sisir
"Dih lu gembel bat dah,sisiran ga si lu?" Viro menatap aniv heran.
Aniv menepuk jidat,dengan segera ia masuk kedalam rumah hendak menyisir rambutnya,oh astagaa ini sudah terlamat sekali.
Butuh sekitar 1 menit an hingga aniv kembali,ia ngos ngosan,"aduh terlamat nih kita." Ujarnya panik.
"Gara gara lu ego." Ujar viro kesal,ia kini berjalan menaiki motornya dengan aniv yang mengikutinya dari belakang.
"Naik buruan,gc!"
"Iya iyaaaa,ya maap." Ujar aniv seraya menaiki motor r15 milik viro tersebut.
"Jangan ngebu---" belum selesai aniv berbicara,viro langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi.
"VIROOOOOOO!" Aniv berteriak cukup kencang namun tidak di gubris oleh viro.
---
Benar saja,sampai di sekolah gerbang itu sudah di tutup. Jam menunjukkan pukul 07.24,aniv terlihat panik,terlihat viro hanya tenang tenang saja.
"Duh gimana nih vir,mana sekarangg jam nya fisika lagi,mati dah gue kena marah bu sita."
Viro menatap aniv tajam,"siapa suruh terlambat? Ini semua gara gara lu ego. "
"Vir,gimana dong."
Tanpa basa basi,viro turun dari motor,lalu ia membuka gerbang tersebut menggunakan kunci yang berada di saku nya. Hingga akhirnya gerbang itu terbuka.
Aniv membulatkan matanya takjub,ia menutup mulutnya yang tertutupi masker,"omaigat?!?????"
Jurus apalagi ini? What what what
"Gimana? Keren kan gue!" Viro kini kembali menaiki motornya,di ikuti aniv yang masih tak percaya.
Mereka memasuki gerbang menuju parkiran.
"Lu tadi pake kunci apa sih?" Aniv turun dari motor viro dengan heran.
"Kunci gerbang lah." Viro melepas helm dan jaketnya, ia merapikan rambutnya,mengambil parfum kecil yang berada di kantong celananya,lalu ia semportkan ke badannya.
Wus wus wus
Aroma wanggi itu membuat siapa saja menyukai aroma tersebut,sungguh! Aroma badan viro memang sangatlah wanggi,candu.
"Dapet kunci nya darimana emang? Ko bisa dapet?"
Viro kini berjalan menjauh dari parkiran dengan aniv di sebalahnya." Lu ga inget gue tuh siapa?" Ujar viro angkuh. Aniv memutar bola matanya kesal,oh yaa dia lupa dengan cowo di sampingnya ini.
Banyak mengobrol,hingga mereka kini sampai di depan kelas 11 ipa. Aniv menatap viro takut,ia sangat yakin akan kena marah bu sita.
"Masuk aja gausah takut."
"Takut,kena marah nih gue."
Viro mengetuk pintu,bu sita yang sedang mengajar menoleh ke arah pintu.
"ya,ada apa viro?"
"Maaf ya bu,ini aniv terlambat,jangan di marahi ya." Viro merangkul aniv yang berada di sampingnya.
Bu sita mengangguk paham,"baiklah."
"Aniv,silahkan masuk."
Aniv menatap viro,entah dorongan dari mana,aniv memeluk viro,pelukan yang singkat itu sungguh membuat riuh kelas 11 ipa A.
"Makasih virooo." Aniv melambai kearah viro dengan senyum yang lebar,viro hanya menggelangkan kepala dengan senyum tipis di wajahnya. Bu sita yang melihat itu pasang muka bodoamat,klo bukan karna viro,ia pasti akan memarahi aniv habis habisan.
"Ihirr,kalian tuh sahabatan apa gimana sih?" Ujar farhan tak habis fikir,"iya nih,sahabatan apa prenjon sih?" Taro mengimbuhi.
"Sahabat rasa pacar keknya nihh." Citra menatap aniv sembari tersenyum penuh makna. Citra sangat senang jika menggoda aniv,sahabatnya.
"Diem dehh." Balas aniv seraya duduk di samping citra. Citra menyengol siku aniv pelan,"tadi bu sita dah marah marah tau soalnya lu telat,untung di back-up viro,kalo ngga abis dah lu."
Aniv menangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
viro
Teen Fiction"Hadirku tanpa dirimu itu seperti sel tanpa mitokondria,ga punya sumber energi." -Aniv