"Gimana ulangan Bahasa Indonesianya? Nilai kamu lebih besar dari Noah'kan?" tanya Wina, ibu dari Jia sambil meminum tehnya.
Jia menelan ludahnya kasar, bagaimana caranya ia memberi tahu Wina jika nilainya sama dengan Noah?
"Hh, anu ma.. nilai Jia 98 sama kaya Noah.."
Tak
Wina meletakkan cangkir tehnya dengan kasar lalu menatap tajam Jia.
"Jia. Jangan malu-maluin keluarga kita. Kamu harus bisa dapat nilai sempurna dan lebih tinggi dari Noah."
"Sekarang kamu pergi ke kamar. Ganti baju, habis itu kita berangkat ketempat les kamu. Jam'nya mama tambah satu setengah jam."
Jia hanya mengangguk pasrah lalu berjalan kearah kamarnya untuk berganti baju, jika biasanya dia pulang jam setengah 9 malam maka sekarang dia harus pulang jam 11 malam.
Jam tidurnya tentu juga berkurang. Biasanya Jia akan mendapatkan pekerjaan rumah dari tempat les nya, lalu sepulang les dia akan mengerjakanya sekitar 2 jam.
Jadi dia bisa beristirahat di jam 1 malam.
📖🏆
Noah berjalan gelisah, nilainya menurun. Padahal nilai ulangan Bahasa Indonesia miliknya minggu lalu 100, nilai sempurna. Namun sekarang nilainya malah menurun menjadi 98.
Huft, dia pasti akan mendapatkan memar dari ayahnya.
Noah pasrah, lagipula akhir-akhir ini dia sering mendapatkan pukulan dari ayahnya.
Dengan lesu Noah berjalan menuju rumahnya. Sesekali dia memandangi pemandangan taman di depan rumah.
Perlu beberapa menit untuk sampai ke depan pintu rumahnya. Tentu saja dia kan orang berkecukupan, pasti rumahnya besar.
Sesampainya didepan pintu utama, tangan Noah terulur untuk membuka pintu itu lalu masuk kedalam dan menutup kembali pintunya.
Huh? Dia tidak melihat ayahnya, baguslah Ayah Noah biasanya akan menunggu Noah pulang didepan tv sambil membaca koran.
Jika tidak ada berarti ayahnya sedang ada urusan penting. Bagus, setidaknya hari ini dia tidak mendapatkan pukulan dari ayahnya.
Wajah lesu Noah kini berganti dengan wajah bahagia dan tersenyum lega, lagipula ibu Noah tidak akan marah dengannya jika mendapatkan nilai 98. Itu sudah cukup.
Karena kamar Noah berada di lantai dua, mau tidak mau Noah harus menaiki tangga agar bisa sampai ke kamarnya.
Wajah Noah yang tadinya tersenyum lega sekarang kembali datar saat melihat Savero.
Daffa Savero Abian. Sampai saat ini Noah masih menaruh dendam padanya.
Selain karena membuat ibunya menangis tersedu-sedu, Savero juga yang membuat dirinya harus selalu sempurna.
"Jangan maksain diri, bilang kalau lo ga mau dikengkang." langkah kaki Noah terhenti setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut Savero, lalu terkekeh kecil.
"Gue ga mau bikin Mama kecewa sampai nangis, inget gue di tuntut terus buat jadi sempurna gara-gara lo. Daffa Savero Abian. Gara-gara skating bodoh lo itu, gue kena imbasnya." Noah berhenti sejenak, menetralkan nafasnya yang memburu karena menahan amarah.
"Udahlah, gue mau ngerjain pr. Sejam lagi waktunya gue les sampai jam 9 malam." lanjutnya lalu meninggalkan Savero dengan seribu rasa bersalahnya pada Noah.
"Maaf.. gue gatau kalau lo bakal kena imbasnya No. Sorry." ucap Savero lirih, saking lirihnya hanya Savero dan tuhan yang bisa mendengarnya.
Dengan perasaan bersalah Savero pergi meninggalkan rumah dengan membawa sepatu skating nya. Hari ini jadwalnya berlatih.
Ia akan membuktikan kepada orang tuanya, bahwa pilihannya untuk fokus pada skating tidak salah.
📖🏆
Daffa Savero Abian
( Park Sunghoon )Savero dan mimpinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rangking | Kkulnoo Lokal
FanficNoah dan Jia memiliki takdir yang sama. Sama-sama dikekang orang tua mereka untuk selalu menjadi yang pertama. Keduanya saling bersaing, sampai rasa cinta hadir diantara mereka. Jihan Aneska ( Baek Jiheon ) Galaxy Noah Abian ( Kim Sunoo )