Tibalah hari dimana Axel akan membuktikan bahwa ia anak dari tuan James.
"Sayang bangun,mau ikut ga?" Ucap Axel sambil menggoyangkan badan Fafa yang masih menikmati tidurnya.
"Hmm. Lima menit lagi ya." Jawaf Fafa dengan suara khas orang setangah sadar.
"Ih ayo bangun, udah ga sabar nih." Paksa Axel.
"Iya-iya." Dengan rasa malas akhirnya Fafa bangun dan bergegas membersihkan diri.
Setelah selesai dan siap untuk pergi, mereka pun turun untuk sarapan bersama.
"Pagi semua." Sapa Fafa.
"Pagi juga." Saut pamah,papah,dan Jio tentunya.
"Ayo sarapan dulu,biar Chiko sama mamah dulu." Hanya di angguki oleh pasutri itu.
Hanya ada dentingan sendok dan garpu di ruangan itu. Hingga notifikasi panggilan dari ponsel Axel membuyarkan keheningan.
"Eh maaf, ijin angkat telepon dulu ya semuanya." Semunya nya serempak mengangguk.
"Halo, assalamualaikum."
"Waalaikunsalam,nak kami sudah sampai di rumah sakit. Kamu dimana?" Tanya tuan James.
"Oh masih dirumah om,sebentar lagi kita jalan."
"Baikalh kalau begitu om tutup dulu teleponnya."
"Iya om."
"Assalamualaikum."
"Waalaikunsalam."
Axel pun kembali ke ruang makan.
"Dari siapa?" Tanya Fafa.
"Tuan James."
"Dia bilang apa?"
"Beliau sudah sampai pah."
"Yaudah buruan habisin makan kalian, sebentar lagi kita berangkat ke rumah sakit." Ucap Jhon.
"Iya pah."
Saat ini mereka sudah di jalan menuju rumah sakit. Tak ada percakapan apapun, Jhon fokus menyetir dan yang lainnya hanya diam, kecuali Axel. Dia berdoa agar ekspetasinya itu menjadi nyata.
Sesampainya mereka di rumah sakit, segera menuju lab tes DNA. Karena tuan James ada keperluan lainnya maka dari itu Axel segera kesana."Maaf ya sedikit terlambat." Ucap Axel merasa bersalah."
"It's ok, yuk kita masuk." Jawab tuan James. Axel pun mengangguk dan segera masuk.
Selang beberapa menit,mereka pun keluar dengan dokter yang menangani hal tersebut.
"Dok, kira-kira hasilnya bisa di ambil kapan ya?" Tanya Axel.
"Karena ada sedikit masalah,kemungkinan agak lama. Kalian bisa kembali 1 Minggu lagi."
"Baik, terima kasih dok."
"Sama-sama. Untuk administrasi segera di urus ya." Axel hanya mengangguk.
🧚🏻♀️🧚🏻♀️🧚🏻♀️
Satu minggu berlalu begitu cepat, hari ini tes DNA Axel akan keluar. Dan hari ini juga adalah hari dimana Fafa melaksanakan ujian nasional hari terakhir. Ya, Fafa akan segera keluar dari masa SMA nya.
Sepulang sekolah Fafa dijemput oleh Axel,tujuan mereka sekarang adalah rumah sakit,untuk mengambil hasil tes DNA Minggu kemarin.
Sesampainya mereka disama disambut dengan keluarga Adiwijaya yang sedang menangis. Axel pun dibuat bingung dengan hal tersebut.
"Assalamualaikum, kok pada sedih kenapa? Hasilnya negatif ya." Ucap Axel dengan nada pelan.
"Waalaikunsalam, ini kamu lihat sendiri." Jawab tuan James.
Syok. Itu lah gambaran wajah Axel sekarang. Ia masih tidak percaya dengan hasilnya yang ternyata positif.
"J-jadi k-kalian keluarga ku?" Ucap Axel dengan badan bergetar dan isakan.
"Iya nak, maaf kami baru menemukanmu di usia kamu yang udah 19 tahun ini."
"Kenapa dulu kalian buang aku?" Tanya Axel yang masih menunduk dan menahan agar tidak menangis lagi.
"Kami tidak pernah membuangmu. Dulu ada tragedi yang mengharuskan kita berpisah nak." Ucap Luna menenangkan Axel dan memeluk Axel.
"Mamah harap kamu bisa memaafkan kami." Ucap Luna dengan isakan.
"Axel maafin kok."
"Serius? Kamu ga bohong kan?" Ucap Luna dan Axel hanya menggeleng.
"Terimakasih nak, dan maaf mamah atas kejadian 19 tahun lalu."
Setelah kejadian itu, Axel pun bersyukur. Akhirnya doa dia terkabul. Yaitu memiliki keluarga yang lengkap.
End
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.eee tapi boong. Masih banyak masalah yg masih menjadi misteri.
Segitu dulu part kali ini...
Semoga dapet feel nya...
Jangan lupa vote dan share...
See you next part:)

KAMU SEDANG MEMBACA
VALENESYA [END]
Novela Juvenil17+ Akan di revisi setelah cerita kedua end⚠️ 🧚🏻♀Cover by Pinterest 🧚🏻♀Banyak kata-kata kasar. 🧚🏻♀First cerita gua nih,jadi maaf kalau typo bersebaran hihi... 🧚🏻♀Jangan lupa vote ya!! 🧚🏻♀Ini cerita karanganku jadi plagiat minggir dul...