Tidak tahan dengan semua ini, termasuk rindu yang membuatnya semakin hari semakin gila.
Perasaan bersalah menghantuinya setiap hari, tidak hanya itu, penyesalan juga mengikuti setiap bayangnya.
Pria yang pernah menjabat status sebagai 'Seorang Kapten' itu ingin rasanya membunuh dirinya sendiri agar segera bertemu dengan wanita yang ia rindukan
Tapi, ia tidak mau kematian dari wanita itu sia sia. Setiap hari pria itu berharap kematian segera menghampirinya dan menjemputnya.
Berat, sangat berat. Apalagi pria itu harus tinggal bersama sepasang anak kecil yang memiliki kesamaan sama seperti dirinya dengan wanita itu.
Pria itu berusaha bangkit untuk berdiri dengan bantuan tongkat, ia berjalan ke ujung jurang seakan akan ingin mengakhiri hidupnya.
"Levi"
Suara yang lembut, suara yang sangat dikenalinya itu membuat pria itu berhenti melanjutkan niatnya. Ia berbalik untuk melihat pemilik suara itu.
Matanya terbuka lebar, bibirnya seketika terkatup saat melihat sosok yang ada dihadapannya.
Wanita dengan rambut dan mata yang berwarna hazel nan indah sedang menatap dirinya dengan senyuman yang manis.
Pria itu melangkahkan kakinya maju kedepan agar bisa melihat wanita ini lebih dekat.
Wanita itu hanya tersenyum tidak mengeluarkan sepatah katapun, saat pria itu sudah sangat dekat, wanita itu hanya menggelengkan kepala dengan senyuman yang manis.
"Hanji" ucap pria itu dengan mata yang berbinar menahan tangis karna sebuah rindu.
Tetapi wanita itu tidak mengatakan sepatah katapun, tapi mata nya memberikan isyarat bahwa pria itu tidak harus mengakhiri hidupnya.
Isyarat itu terlihat jelas dan terbaca jelas dengan Levi, ia menundukkan kepalanya karna malu dengan wanita yang ada dihadapannya sekarang.
Ia tau wanita ini hanyalah bayangan yang tidak bisa digapainya lagi.
"Harus berapa lama lagi" lirih pria itu dengan tertunduk malu dibuai dengan tangis.
Selang beberapa menit dalam posisi seperti itu, Levi berhenti saat tangan wanita itu menyentuh dadanya walaupun hanya bayang.
Ia mendongakkan kepalanya untuk menatap wanita itu, ya, air mata menetes mengalir dipipi wanita itu dengan senyum yang tak luput dari bibir nya.
"Apa dirimu sedih? Han.. ji.. bukan ini yang ingin aku lihat" tegas pria itu berharap wanita itu bisa berhenti.
"Dedikasikan hatimu, Levi"
Deg.
Dalam sekejap, ya, sekejap. Bayangan wanita itu hilang seketika dari hadapannya.
Onyakopon mencari temannya itu sedari tadi sampai akhirnya ia menemukan temannya itu sedang berlutut dipinggir jurang, dan menangis dengan histeris.
"Levi.." ucap onyakopon dengan menarik temannya itu agar menjauh dari pinggir jurang itu.
"Hanji.. maafkan aku.."
Tangis pria itu semakin menjadi dengan foto seorang gadis digenggamannya.
Onyakopon melihat itu, ia mengambil foto yang ada didalam genggaman temannya itu. Ia berusaha tidak memperkeruh suasana saat ini. Karna onyakopon juga merasa sakit yang sama. Walaupun ia baru sebentar mengenal gadis itu.
"Menangis lah, keluarkan semuanya" ujar onyakopon dengan membiarkan Levi menangis tanpa henti.
Setengah jam berlalu, akhirnya Levi berhenti meluapkan semuanya dalam tangis, tapi hal ini sangat memalukan baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANGE ZOE
FanfictionSetelah perang itu, Komandan ke 14 Survey Corps Hange Zoe dinyatakan gugur dalam pertempuran. Namanya dikenang sebagai seorang Pahlawan di sebagian orang dan juga seorang Penghianat. Kehilangan Hange didalam Hidup Levi membuatnya merasakan kesepian...