"Bunda___!" teriak angga saat melihat rani yang baru menutup pintu.
Angga berlari menghampiri rani sambil menggendong rain di ikuti jeka di belakangnya.
"Angga, rain kenapa?" Panik rani saat melihat rain di gendong angga.
"Rain sesak nafas bunda, buruan bunda buka pintunya! Angga capek" sahut angga dengan nafas terengah.
Rani langsung buru buru membuka pintu dan meminta angga agar membawa rain ke kamar. Sampainya di kamar angga langsung membaringkan rain di tempat tidur di bantu rani.
"Bunda, aku mau minum, haus" kata angga dengan deruan nafas karena lelah.
"Aku juga bunda" sambung jeka.
"Ke dapur aja, ambil sendiri ya" titah rani dan mereka mengangguk.
Setelah jeka dan angga pergi, rani
dengan buru buru mengambil masker oksigen yang baru untuk di sambungkan ke tabung oksigen yang ada."Bun - da, ra - rain ng - nggak bi - bisa na - nafas" kata rain dengan nafas tercekat, dia terus meremat dada nya sambil membuka mulut.
"Iya sayang, tunggu sebentar ya, nak" rani yang sudah menyambungkan selang masker ke tabung oksigen langsung memakaikan masker oksigen nya ke rain.
Rain langsung menarik nafas panjang dan menghirup oksigen untuk mengurangi sesak. Rain terus menghirup oksigen sampai nafas nya perlahan kembali normal, bibir nya yang membiru perlahan mulai terlihat kemerahan. Perlahan rain menutup mata dengan nafas yang teratur.
"Rain anak yang kuat, rain pasti bisa melalui semuanya ya nak, bunda nggak marah kok walaupun rain bandel" kata rani sambil mengusap rambut rain ke belakang.
.
.
.
."Hadeuh__ capek banget, rain berat juga ya ternyata" kata angga setelah selesai minum.
"Salah kamu sendiri ngga, tadi aku ajak gantian nggak mau"- jeka.
"Iya kelamaan kalau gantian nanti rain keburu pingsan" sahut angga dengan nafas yang masih terengah.
"Iya juga sih" kekeh jeka sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Eh, ambil sepeda dulu yuk, nanti balik lagi" ajak jeka.
"Oh iya lupa kalau sepeda kita tinggal, ya udah yuk kita ambil dulu"
Mereka berdua pergi untuk mengambil sepeda tanpa pamit dulu pada rani.
.
.
.Rani mengukur tekanan darah rain dengan tensi digital dan hasilnya masih dalam batas normal, saturasi juga masih dalam batas normal membuatnya tersenyum lega.
Setelah memastikan rain baik baik saja, rani merapikan alat yang di pakai, kemudian pergi menemui angga dan jeka untuk mencaritahu apa yang terjadi. Sampainya di depan, rani mengernyit saat melihat angga dan jeka yang baru saja masuk rumah.
"Loh kalian dari mana?"- rani.
"Ambil sepeda bunda"- angga.
"Sepeda?"- rani.
"Iya bunda, tadi saking paniknya sepeda nya kita tinggal di depan kompleks, untung aja nggak hilang"- jeka.
"Oh ya bunda, rain gimana? Dia nggak papa kan?" tanya angga penasaran dan rani mengangguk.
"Rain baik baik aja kok, emang tadi rain ngapain kok sampe sesak gitu?"- rani.
"Tadi rain naik sepeda bunda, rain bawa sepeda angga dari sekolah sampe depan kompleks bunda"- angga.
"Rain goes sendiri?"- rani.
"Iya bunda, rain mau goes sendiri jadi ya angga kasih" - angga.
"Ya Allah ngga kenapa di kasih? Rain itu nggak boleh kecapean, kalau kecapean dia pasti sesak"- rani.
![](https://img.wattpad.com/cover/296706932-288-k364722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain✅ ( Terbit)
FanficRain adalah anak laki laki yang ceria dan iseng, ada saja tingkah nya yang membuat ke dua kakak nya kesal. Walaupun rain anak nya iseng, tapi rain sangat di sayang oleh keluarga nya. Walaupun rain sakit, tapi dia tidak menunjukan sisi lemah nya pada...