Namaku Chase Lester,bisa dibilang aku adalah anak yang berkecukupan. Ayah ku merupakan seorang Kepala polisi dikantornya dia juga di segani oleh banyak orang di kompleks kami.
Namun,apakah mereka tau semua yang disembunyikan oleh ayah ku, sudah bertahun-tahun ia tidak pernah ada untukku ia juga bukan orang yang baik. Bajingan busuk seperti dirinya tidak pantas disebut pahlawan."Yo! Kawan kau masih menjadi bocah yang murung? "
Leo tiba-tiba datang dan merangkul pundak ku dari belakang.Leo adalah sahabatku, satu-satunya teman yang aku miliki dan aku percayai di kampus, ia merupakan imigran Meksiko. Ia salah satu siswa yang populer.
Aku tidak membicarakan rambut coklat ikalnya yang indah,atau kulit gelap nya yang berkilau.
Aku tau Leo populer karena kepribadiannya yang seperti Minggu pagi.Berbalik dengan ku,Aku mahasiswa kesenian yang murung dan sering membuat karya yang berkesan sendu, monokrom dan membosankan.
"Kau cuek seperti biasanya chase boy! Ayolah kau perlu sedikit tersenyum"
Goda Leo lagi.
Aku tidak mengerti apa yang ia mau dari anak murung seperti ku.Persahabatan kami dimulai saat Leo barusaja pindah ke kampus ini,ia masih baru dengan hal-hal di kota ini.
Ia bahkan tidak tau cara menggunakan air mancur minum yang berada di sudut-sudut kampus.******
Flashback."Hai kau!"
Panggil seorang anak berambut ikal panjang,ia sepertinya anak baru disini.
Ia memiliki rambut coklat ikal panjang,diikat dengan karet rambut berwarna hijau muda.
Dandanan nya juga sedikit berwarna menurut ku.
Ia mengenakan Hoodie kuning mustard dengan celana cargo militer berwarna hijau,juga sneakers berwarna senada dengan Hoodie nya.
Serius apa yang anak ini mau dariku."Aku?" Aku menunjuk pada diriku sendiri.
"Yah! Kau anak berambut abu-abu!"
Ia melambai menyuruhku mendekatinya,Aku pun berjalan sedikit dekat dengannya."Kau mau apa?" Tanya ku agak ketus.
"Eh.. aku orang baru disini,apakah kau bisa membantu ku cara menggunakan kran ini?"
Tanyanya sembil sedikit grogi.
Aku hanya melihatnya keheranan,apakah ia belum pernah melihat air mancur minum sebelumnya, darimana sebenarnya anak warna-warni ini."Kau tinggal memutar kenop dari kran ini kearah berlawanan,itu sangat mudah"
Aku memperagakan cara membuka kran itu padanya,namun ia hanya manggut-manggut seolah tidak memperhatikan arahan ku."Aku menyukai mu anak berambut abu-abu,aku belum punya teman disini jadi kau harus menjadi temanku!"
Ucapnya sambil melihat ku dari atas sampai bawah."Aku punya nama.." protesku.
"Leo Martinez" ia menyodorkan tangannya padaku.
"Chase Lester" aku menjabat tangannya.
****
Darisana persahabatan ku dengan Leo semakin dekat,aku tidak bicara banyak soal ayahku maupun kehidupan ku pada Leo,
Yang ia tau aku hanya anak yang penyendiri dan membosankan.
Namun sepertinya Leo tidak menganggap ku membosankan, buktinya ia terus-menerus mengikuti ku seperti seekor anak ayam yang hilang."Hari ini kau mau makan siang dengan ku?" Aku bertanya pada Leo.
"Tentu.. kau sering makan siang diluar,apa ibumu tidak pernah memasak?"
Tanya Leo balik.Pertanyaan Leo seperti sebuah peluru melesat menusuk dadaku.
Aku belum pernah merasakan masakan ibuku,atau ayahku.Aku sering kelaparan di sekolah saat aku masih kecil,aku tidak pernah merasa bagaimana rasanya membawa makanan bekal dan membaginya dengan teman-teman mu.
Aku lebih sering makan di ruang guru dimana guru-guru mulai memperhatikan kesehatan ku dan mulai membawakan makanan untuk ku setiap hari.
"Tak apa chase boy kau tak perlu menjawab pertanyaan ku yang tadi"
Ujar Leo.Aku menghela nafas panjang merasakan angin musim semi yang hangat bertiup mengenai wajah ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
General FictionChase seorang pemurung di kampusnya kekerasan yang ia alami semasa kecil telah membentuk karakternya. Ia tidak pernah bercerita soal penderitaannya kepada siapapun karena suatu hal.