1.

7 3 0
                                    

Bilang ya, kalau ada Typo meresahkan:')


***

Pagi yang cerah, Anata terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak. Dia cukup lelah karena pertunangannya kemarin, dia juga habis bertarung dengan geng sialan, yang membuatnya harus membuang tenaganya, walaupun itu sedikit.

Hari ini hari minggu, banyak yang harus dikerjakannya. Meskipun ini hari libur, dia harus tetap bekerja. Sebagai inti dari Geng Unity, dia harus bersikap tanggung jawab dan disiplin.

Anata mengambil handuk untuk pergi menyegarkan diri. Kakinya sudah melangkah menuju kamar mandi, tapi suara ketukan pintu menghentikan langkahnya. Siapa pagi pagi yang ketok pintu? Apa mungkin setan?

"Siapa?"

Tak ada jawaban, pintu terus diketuk membuatnya geram. Anata dengan handuk yang masih ada dibahunya itu segera membukakan pintu.

"Sia--, Lo!"

Ternyata, lelaki yang yang sudah ditunanginya kemarin. Nasib Anata memang tidak baik, mendapatkan lelaki yang sifatnya kayakk banci gini. Penampilan sih cool cool aja, tapi kenapa sifatnya kayak anak kecil. Kenapa orang tuanya mau menjodohkannya dengan anak kayak gini. Kenapa lelaki tersebut ada disini? Apa dia akan tinggal disini, atau menetap disini?.

"Ngapain lo kesini?"

"Disuruh mama turun, katanya makanan udah siap."

Anata mengangguk, lalu dengan cepat menutup pintu, sampai menimbulkan suara yang membuat siapa saja yang berada didekatnya terkejut. Dia menghembuskan nafas kasar, lelaki itu membuatnya jengkel di pagi Anata.

"Kata mama, kamu bakal dapat hukuman karna kabur di acara tunangan kemarin!!"

Teriakan itu seperti teriakan bayi yang kelaparan, dia memang kabur karna harus membantu temannya yang di keroyok Geng sialan yang ngak jelas. Dia sampai harus membuang-buang tenaganya.

Anata tidak menjawab, dia melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Dan melakukan ritual penenangan, kamar mandi memang tempat yang paling menenangkan.

Setelah selesai dengan ritual penenangannya, dia segera memakai baju dan jaket kebesarannya, karna dia akan pergi ke markas. Setelah memakai jaket kebesarannya, dia segera turun kebawah menuntaskan hukumannya.

"Pagi semua!!"

Dengan rambut dikuncir kuda yang hitam pekat, Anata turun dengan langkah tegapnya. Dia segera menuju meja makan, di lihatnya mereka menatap Anata. Anata mengerutkan dahinya, ada apa dengan mereka? Anata melihat sekujur tubuhnya tidak ada yang salah, lalu apa yang mereka lihat?

"Why?"

"Anata kamu mau kemana?"

Macam betina itu sudah terlihat kesal dan marah, entah apakah Anata kini selamat atau tidak, dia juga tidak tau.

"Anata mau makan lah, mau apa lagi?"

Emang aneh mamanya ini, dia ke meja makan ya untuk makanlah, masak konser sih. Anata segera duduk disebelah tunangannya itu. Dia melihat lauk yang disukainya berada agak jauh darinya, apalagi dia lagi mager sekarang ini. Ide cemerlang muncul.

"Eh ketan, ambilin itu dong!"

Semua menoleh ke Anata, kenapa mereka melihat Anata. Anata mengerutkan dahinya, emang aneh keluarganya ini.

"Kenapa? Namanya ketan kan?"

"Nathan, namanya Nathan Anata. Kamu jangan mainin nama mantu Mama ya!"

"Ngak usah marah-marah juga kali mah. Lagian yang punya nama juga ngak ngeluh, ya kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang