[01] Awal Pertemuan.

107 21 16
                                    

Assalamualaikum...
Hayyy selamat datang di cerita Aksara dan kisah cintanya, semoga kalian semua terhibur dengan cerita ini.
Kalau ada typo tandai ya!!!

Happy Reading

Teriknya sinar matahari siang hari ini membuat seorang cowok terus menerus mengusap peluh keringatnya sendiri yang berlomba-lomba jatuh dari jidatnya.

"Ah anjir panas bener" keluhnya sembari mengusap keringatnya sendiri dengan menggunakan kaos oversize hitamnya yang di angkat ke atas sehingga memperlihatkan perut sixpack nya terpampang jelas.

"Den jaga dulu nih bengkel, gue mau beli es doger sebentar di warung sebrang" ucapnya kepada teman nya yang saat ini sedang menyervis motor.

"Yoi santai aja mas" jawab temannya sekaligus karyawan di bengkel ini yang usianya lebih muda dari dia.

Aksara Alghaisan Kanagara, cowok alumni stm yang sekarang sudah menjadi seorang mekanik di salah satu bengkel miliknya. Aksara ini mempunyai dua bengkel, satu di Jakarta Selatan dan yang satunya di Bandung yang saat ini dikelola oleh saudara laki-laki nya.

Dua bengkel tersebut bukanlah bengkel resmi melainkan hanya bengkel biasa tetapi walau begitu bengkelnya selalu ramai tiap harinya, entah itu orang yang akan menyervis motornya maupun komunitas motor yang nongkrong di bengkelnya. Walau begitu dua bengkelnya selalu menyetok berbagai jenis spare part, beberapa merk oli dan onderdil/suku cadang motor lainnya, hal ini Aksara lakukan agar memudahkan dirinya agar tak bolak-balik membeli perlengkapan motor tersebut.

Letak bengkelnya pun sangat strategis, terdapat dua masjid besar di sisi kanan dan kirinya, lalu di depannya terdapat minimarket serta pedagang-pedagang kecil yang selalu mangkal di area itu dan terakhir di belakang bengkelnya terdapat lapangan futsal yang setiap hari selalu ramai karena digunakan untuk latihan.

"Mang, es doger dua ya seperti biasa" pesan Aksara kepada penjual es doger tersebut, badannya sedikit di bungkuk kan agar mudah masuk ke dalam tenda gerobaknya dan supaya mamang penjualnya tidak repot untuk mendongak ke atas saat berbicara dengannya. Maklum efek ketinggian.

Aksara duduk di kursi yang sudah disediakan lalu memainkan ponselnya sebentar guna mengecek apakah ada pesan yang masuk atau tidak. saat akan membayar es doger tersebut, matanya tidak sengaja melihat seorang cewek yang sedang menuntun motornya sediri ke arah bengkel miliknya.

"Ini mang uang nya, kembaliannya buat mamang aja" ucap Aksara sembari menyerahkan uang lima puluh ribuan kepada penjual es doger tersebut.

"Aduh makasih banyak ya mas Aksa akhirnya bisa beliin sembako buat ibu dirumah, owh iya semoga bengkelnya selalu ramai pelanggan amin" ucap penjual es doger itu dengan tersenyum cerah ke arah Aksara.

"Iya mang sama-sama" jawab Aksara dengan tersenyum kecil, uang sekecil apapun akan berharga buat seseorang yang sedang membutuhkan maka marilah kita syukuri atas apa yang kita miliki saat ini.

Aksara mulai menyebrang jalan dengan membawa kantong kresek hitam yang berisikan dua buah es doger. Memasuki halaman bengkel, Aksara terlebih dahulu meletakkan es doger tersebut lalu meminum nya sebentar sebelum kembali ke pekerjaan nya, yaitu menyervis motor.

"Den, ini di minum dulu gih baru lanjutin lagi" pinta Aksara sembari melirik temannya itu.

Dendra Edelsteen, teman sekaligus mekanik yang bekerja di bengkel miliknya umurnya memang masih 19 tahun tetapi jangan remehkan skill nya di bidang otomotif mesin tersebut.

"Iya bang," jawab Dendra lalu berjalan ke arah samping bengkel yang terdapat keran air untuk mencuci tangan ataupun mencuci komponen-komponen motor.

"Itu siapa?" tanya Aksara sembari melirik seorang cewek yang sedang duduk di kursi depan bengkel, Dendra yang di tanyain pun hanya menggeleng samar.

Karena penasaran, akhirnya Aksara menghampiri seorang cewek tersebut. "Permisi mba?" ucap Aksara agak bingung.

"Eh iya, kenapa ya om?" tanya cewek tersebut sembari melihat ke arah Aksara dengan malu-malu.

"Apa banget woy gue di panggil om-om sama nih cewek, satu lagi ngapain dia yang balik nanya ke gue anjir" batin Aksara yang semakin kebingungan.

"Saya lihat mba nya tadi menuntun motor, emang motornya kenapa?" tanya Aksara to the point.

"Owh iya tadi motornya tiba-tiba mogok om terus pas saya selah gas nya gak mau ngangkat" jelas cewek tersebut dengan cepat.

"Tolong mba panggil saya mas aja, saya agak risih saat mba nya manggil saya dengan panggilan om" ucap Aksara yang memang terlihat risih saat cewek tersebut memanggilnya dengan panggilan om, dikiranya dia sudah tua apa?!

"Eh i-iya m-mas maaf ya, soalnya saya gak biasa manggil seseorang dengan sebutan mas" ucap cewek tersebut tak enak hati.

"Iya gapapa, btw motornya mau di servis apa gimana?" tanya Aksara sembari menatap motor Scoopy yang terletak di depan samping bengkel nya.

"Iya mas, lagian saya kesini kan tujuannya mau sekalian menyervis motor eh malah di tengah jalan udah mogok duluan" jelas cewek tersebut lalu menyerahkan kunci motornya kepada Aksara.

"Kenapa bang motornya?" tanya Dendra penasaran.

"Katanya mogok terus di selah gas nya gak ngangkat" jelas Aksara sembari menuntun motor tersebut lalu men standarkan dua.

Dendra mengangguk pelan lalu melanjutkan kegiatan nya yang sempat tertunda, sedangkan Aksara mulai menyervis motor tersebut dengan tenang.

Sedangkan cewek tadi hanya memperhatikan gerak-gerik Aksara yang dengan cekatan mengotak-atik motornya. "Ganteng banget" ucapnya tanpa sadar.

"Eh apaan sih, kok jadi ngelantur ngomongnya" lanjut cewek tersebut setalah sadar apa yang tadi dia ucapkan.

"Ta-tapi emang beneran ganteng, gimana dong?" lanjutnya lagi lalu kembali mencuri-curi padang ke arah Aksara. Karepmu mba.

To Be Continued

Jangan lupa vote dan komen.
Kalau rame nanti ku lanjutkan.
Terima kasih❤️

Mohon bantuannya yaaa🙏🥰

👉Spam next disini.

HestyR9

See you next chapter👋👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aksara dan kisah cintanya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang