Sudah berlalu 2 hari dari kejadian kemarin. Dia banyak sekali bercerita selama 2 hari itu karna memang setiap saat dia intens chat ku yang terkadang dia sesekali buat aku tersipu karena gombalannya.
"kamu tinggal di bandung ya?"
"iya, emang kenapa"
"owh pantes aja sih, soalnya kamu cantik kan Bandung kota kembang pastinya banyak cewek kembang juga gak sih"
Aku pun sedikit sumringah karena ya namanya anak yang sedang mengalami pubertas dia merasa senang bila di puji oleh lawan jenis.
Pada saat yang bersamaan, aku sedang di dekati oleh salah satu teman di sekolahku. Namanya Hilmi, dia salah satu anak basket yang cukup populer tapi aku tidak menyukai nya karena dia di kenal playboy. Bagaimana dia tidak playboy, setiap kelas setiap angkatan pasti ada saja yang pernah menjadi pacarnya. Tapi walau begituh, dia salah satu teman yang baik dan pengertian itu adalah nilai plus untuknya.
"ginaaaa, hari ini kamu pulang sama siapa?" tiba tiba saja Hilmi menghampiri saat aku sedang berada di kantin
"emmm gatau sendiri kayanya, kenapa emang" dengan memberikan muka datar padanya
"nahh pas banget, pulang bareng aku aja yuk. Kita kan searah tenang biar aku yang bayarin ongkos" aku masih saja teringat wajah tengilnya
Karena aku merasa sedang di dekati oleh pria tampan virtual itu, jelas ku tolak permintaannya
"sorry nih bukan gue sombong apa gimana, gue ga bisa pergi sama sembarang cowok. Gue lagi deket sama cowok, lain kali aja ya"
Hilmi pun tertawa "hahahaha, cowok mana sih gin gue ga takut paling dia juga bakal kalah saing sama gue. Cowok yang selalu ada buat nolong lu tuh gue gin"
Tapi memang dia salah satu teman yang selalu bisa membantu jika aku sedang merasa kesulitan. Sebenarnya dia baik, dia juga sangat perhatian karena kita sama sama anak ekskul olahraga kita sering Sharing dengan masing masing cabang olahraga kita.
"yaudah deh gin next time aja ya, tapi inget ya gue tetep ngejar lo dan lo harus tau itu" lalu Hilmi pergi dengan temannya.
Aku tak pernah menghiraukan perkataannya karena ya namanya playboy dia pasti hanya membuai saja.
"PING!!!" chat reyhan masuk
"oh Iya kenapa han?" jawabku
"eh gina boleh ga aku ngomong sesuatu sebelum ini terlambat. Jujur aku kagum banget sih sama kamu ya walaupun kita baru kenal beberapa hari. Tapi daripada telat, aku suka sama kamu. Kamu mau ga jadi pacar aku" aku heran membaca teks ini tapi aku pun merasa senang karena memang aku pun sangat kagum apalagi dengan ketampanannya.
"serius kamu?" jawab ku
"iya serius, tapi kalau kamu gamau ya gapapa sih jadi kalau emang kamu gamau terima aku bisa delete contact dari sekarang biar kita gausah komunikasi lagi"
Aku bergegas membalasnya namun aku heran mengapa dia ingin langsung menghilang jika aku menolaknya "emm iya han aku mau ko jadi pacar kamu"
Aku tersenyum bahagia pada saat itu dan aku langsung mencari villo.
"villooooooo, gila sih si reyhan nembak gue. Kayanya dia bener bener sayang banget sama gue"
"hah serius, trus gimana lu tolak kan?"
"ya gak lah gila masa gue tolak ya gue terima. Mana ada sih gue sia siain cowo seganteng itu"
Villo terdiam "gin pikir pikir lagi sih kalau kata gue"
"ih apa sih lo, kan gue kenal dia berkat lo"
"iyaa tapi gue punya perasaan gaenak, tapi yaudah cobain aja dulu kalau ada hal janggal please gausah di lanjutin"
"iya tapi gue yakin sih dia suka sama gue sayang banget malah"
"yaaa hati hati kan harus"
Aku senang sekali akhirnya memiliki pacar idaman, tapi aku jadi ikut terpikir dengan kata kata villo. Tapi yasudah lah coba dulu aja mungkin memang dia tak seburuk yang villo pikirkan.
"jadi boleh dong aku panggil sayang?"
"iya boleh ko.."
"oke sayang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two In One
Short StoryTidak pernah terpikir sama sekali atas hal ini, menjalani kisah kasih dengan satu nama yang gina cintai namun berakhir dengan kenyataan yang pahit. Tidak ada yang aneh sama sekali saat pertama kisah dimulai, namun tiba-tiba saja gina lihat akun keka...