Hanahaki Disease

443 72 15
                                    

Hanya khayalanku saja yang mengira kau telah menjadi milikku.
Nyatanya, tak ada dari satu bagianmu yang benar-benar kau serahkan untukku.


***


Senyum hangat serta genggaman tangan lembut di hadapannya membuat sang gadis kembali meloloskan sebuah helaan napas ringan. Ditatapnya wajah sang kekasih yang penuh keelokan di setiap sudutnya. Memancarkan kesempurnaan yang tak dimiliki pria manapun.

[name] lelah, sungguh. Tapi ia juga tak bisa melarang kehendak sang kekasih. Oikawa Tooru, kekasihnya, meminta izin untuk pulang terlambat karena ada latihan voli tambahan katanya. Ia menyuruh [name] pulang terlebih dahulu agar tak lelah menunggunya.

[name] tahu Oikawa berbohong, tapi ia juga tak bisa melarang Oikawa. Ia takut Oikawa marah atau berpikir bahwa [name] terlalu membatasinya.

Saat jam makan siang tadi, [name] sempat bertegur sapa dengan Iwaizumi, ia lantas bertanya tentang jadwal latihan voli hari ini. Iwaizumi mengatakan bahwa hari ini hanya akan ada rapat singkat, tidak lebih.

Lantas, yang Oikawa bilang tadi apakah hanya alasan semata? Mungkin saja. [name] kerap kali memergoki Oikawa yang tengah berjalan ringan bersama seorang perempuan yang berbeda setiap harinya di sebuah taman di pinggiran danau. Bercanda layaknya seorang yang telah lama mengenal. Serta saling menjahili layaknya seseorang yang sangat akrab.

Namun, lagi dan lagi, semua pertanyaan untuk sang kekasih hanya tersimpan rapat di ujung lidah. [name] tak mau hubungannya retak hanya karena kecurigaannya kepada Oikawa. Yang sayangnya semua itu memang benar adanya. Dan satu fakta telah [name] dapatkan sejak dua bulan hubungan mereka berjalan.

Oikawa Tooru tak mencintainya.

Menyukainya saja mungkin tidak. Lantas mengapa sebuah hubungan terjalin di tengah-tengah [name] dan Oikawa?

Ini cerita lama, sekitar delapan bulan lebih kalau [name] tak salah hitung. [name] dulu sama seperti gadis lainnya. Pengagum seorang Oikawa Tooru, sang captain tim voli putra di Aoba Johsei.

[name] pikir eksistensinya selalu tak terlihat, namun sebuah keajaiban menghantarkannya menuju pintu kemalangan yang berlatar bunga-bunga kebahagiaan.

Di penghujung musim semi awal tahun ketiganya, [name] mendapat sebuah kejutan besar, Oikawa mengatakan ingin menjadikan [name] sebagai kekasihnya.

Terkejut, tentu saja. Sang raja besar menyatakan bahwa ia menyukai [name]. Penggemar yang bahkan hanya setetes air di dalam luasnya lautan. Sempat tak percaya, [name] mencoba menanyakan kembali kepada Oikawa dan dibalas senyuman lebar dengan sebuah kalimat terselip di sana.

'Aku menyukai mu [name]-chan. Apakah kau mau menjadi kekasihku?'

Saat itu [name] tak bodoh dengan menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dengan wajah memerah, [name] menganggukan kepalanya. Dan sejak hari itu ia resmi menjadi kekasih seorang Oikawa Tooru sampai saat ini.

Hubungan mereka dengan cepat merambat dari telinga ke telinga, menyebabkan kehebohan satu sekolah sebelum akhirnya mereda sebulan setelahnya.

Tepat saat dua bulan hari jadi mereka, tak ada keanehan di dalam hubungan keduanya. Sampai pada hari di mana [name] memuntahkan hanahaki pertamanya.

Panik. [name] benar-benar seperti dihantam batu besar. Ia mencintai Oikawa dengan tulus dan sungguh-sungguh, dan dua bulan sebelumnya Oikawa juga telah mengatakan jika ia menyukainya. Lantas mengapa dua kuntum dan beberapa kelopak bunga matahari kecil beserta tetes-tetes darah keluar dari mulutnya, keluar dari kerongkongannya.

Saat itu pula [name] menyadari sesuatu, Oikawa tidak benar-benar menyukainya. Dan bahkan tak pernah melakukannya.

Namun, [name] tetap masih ingin bersama Oikawa. Layaknya mimpi semua penggemar lainnya, [name] tentu masih ingin bersama dengan Oikawa lebih lama, terlebih Oikawa adalah orang yang ia cintai. Ia selalu mengesampingkan rasa kecewanya dan mempertahankan keinginannya untuk tetap menjadi kekasih seorang Oikawa.

Hanahaki Disease [O. Tooru] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang