bab 2 - UKS

100 6 0
                                    

AUTHOR POV

BRUKKK!

"Aawwww!!!"

Kei sudah tidak peduli lagi dengan suaranya yang menggelegar, yang ia pedulikan hanya satu, lututnya yang terasa ngilu dan perih. Memang Keenan menangkapnya, tapi siapa yang tau kalau ujung-ujungnya mereka malah terjatuh bersama dan akhirnya menyebabkan lutut Kei terbentur dan terseret di halaman belakang sekolahnya ini. Kei merintih kesakitan, ia menatap nanar luka di lututnya yang sekarang sudah mulai mengeluarkan darah.

"Kei, lo gapapa?" Pertanyaan bodoh! udah jelas-jelas luka begini! Batin Kei. Kei tidak menjawab pertanyaan Keenan dan malah terus merintih kesakitan.

"Ayo gue anter ke UKS."

"Nanti please, gue belom bisa jalan, ini sakit banget!"

Tanpa aba-aba Keenan langsung mengangkat tubuh Kei dan menggendongnya ala bridal style yang sukses membuat mata Kei membulat sempurna. Saking terkejutnya Kei tidak menyadari bahwa Keenan sudah menggendongnya sampai ke area dalam sekolah. Begitu kesadarannya pulih, Kei pun langsung protes pada Keenan dengan memasang tampang marahnya.

"Keenan! Apa-apaan sih! Turunin gue sekarang juga!" Desis Kei di telinga Keenan. Keenan pun hanya menanggapi protesan Kei dengan tampang cuek sambil mengangkat bahunya.

"Keenan lo galiat semua orang sekarang ngeliat kita aneh gitu, turunin gak!" Wajar saja, semua orang pasti heran jika melihat sepasang murid bergendong-gendongan disepanjang koridor sekolah.

"Gak, sampe kita nyampe di UKS!" dengan sekuat tenaga Kei akhirnya mencoba agar membuat Keenan mau menurunkannya. Tapi semua sia-sia, karna Keenan menggendongnya dengan begitu kuat. Akhirnya Kei hanya pasrah dalam gendongan Keenan. Tidak dipungkiri lagi bahwa Kei sebenarnya menyadari tatapan sinis dari para kaum hawa di sekolah ini, hanya ia menanggapinya dengan pura-pura cuek dan pura-pura tidak menyadarinya.

Sesampainya di UKS, Keenan menurukan Kei dengan perlahan. Kei hanya mengamati gerak-gerik Keenan dalam diam. Mulai dari Keenan yang pergi menuju lemari obat, mengerutkan keningnya karna tidak menemukan obat yang dia cari, tersenyum saat menemukan obat itu, dan sampai saat Keenan sedang membasahkan kapas dengan cairan untuk membersihkan luka dengan tampangnya yang begitu serius yang menurut Kei sangatlah lucu. Beberapa detik kemudian Kei menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mikir apaan sih gue!" Ucapnya dalam hati.

"Lo kenapa geleng-geleng kepala gitu?"

"Hah? Eh...ehm eeng..enggak kok, gue gapapa" ucap Kei gugup karna tau Keenan ternyata menyadari tadi ia menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

"Tahan dikit ya, mungkin ini bakal sedikit sakit" ucap Keenan yang dibalas anggukan oleh Kei.

"AWWW! Ngga deh ngga, ngga usah pake itu. Gila ya lo, itu mah bukan sedikit sakit!" Rajuk Kei saat Keenan mulai membersihkan lukanya. Karna menurutnya itu bukanlah sekedar sedikit sakit, melainkan lututnya terasa sangat perih.

"Tahan sebentar Kei, kalo nggak luka lo gabakal sembuh."

"No no no itu lebih perih dari yang gue bayangin"

"Nih" Tiba tiba Keenan menyodorkan tangan kirinya yang bebas. Kei pun yang tidak mengerti hanya bisa mengeryitkan dahinya tanda bahwa ia tidak mengerti apa yang dimaksud Keenan.

"Kalo sakit lo boleh remes tangan gue, atau kalo lo mau cakar pun silahkan"

Kei pun hanya bisa melongo mendengar ucapan Keenan. Dia tidak menyangka orang yang awalnya dia sebut 'orang songong' ini ternyata lebih baik dari yang ia pikirkan.

"Eh gausah kok gapapa"

"Gue serius Kei, it's okay"

"Gausah nan, gue tahan aja bisa kok" entah mengapa Keenan merasa ada yang aneh dengannya saat mendengar Kei memanggilnya hanya dengan sebutan 'nan'.

"Oke" Akhirnya Keenan kembali melanjutkan kegiatannya, yaitu membersihkan luka Kei. Keenan sempat melihat beberapa kali mata Kei terpejam untuk menahan sakitnya. Keenan hanya bisa tersenyum kecil tanpa sepengetahuan Kei, karna ekspresi Kei yang seperti itu sangat lucu menurutnya. Kei pun hanya bisa menghembuskan nafas lega saat dilihatnya Keenan sudah selesai membersihkan lukanya dan beralih memberi betadine.

"Selesaiiii"

"Makasih" ujar Kei sambil tersenyum kecil.

"Maaf...."

"Buat?" Balas Kei karna jujur ia tidak mengerti untuk apa Keenan meminta maaf.

"Gara-gara gue, lo jadi luka gini. Coba tadi lo gak gue ajak manjat dinding sekolah" ujar Keenan dengan wajah merasa bersalahnya.

"Haha gapapa kali, menurut gue tadi seru kok"

"Seru?"

"Iya seru. Gue belom pernah kayak tadi loh sebelumnya"

"Hahaha lucu lo Kei, tapi serius gue minta maaf"

"Permintaan maaf diterima" ucap Kei sambil tersenyum dan mengangkat ibu jari tangannya.

"Thanks" balas Keenan sambil tersenyum juga. "Jadi sekarang lo mau kemana?" Tanya Keenan.

"Kayaknya gue mau ke ruang TU, mau ngurus beberapa data yang harus diurus"

"Terus lo bakal mulai masuk kelas hari ini?"

"Hmmm kayaknya nggak, gue cuma mau ngurus beberapa data aja, niatnya gue mau mulai masuk kelas besok aja, karna aneh kan kalo anak baru cuma masuk setengah hari di hari pertamanya sekolah?" Jawab Kei sambil terkekeh.

"Haha iya juga sih, mau gue anter?"

"Oh gausah kok makasih, lo kayaknya kasih tau arahnya aja deh hehe"

"Oke, jadi dari pintu UKS lo belok kiri, terus nemu tangga naik nah pas udah dilantai dua belok kiri aja, nanti ada tulisannya kok ruang tata usaha"

"Oke, thanks ya, gue duluan nan" pamit Kei pada Keenan

"Sama-sama, by the way hati-hati ya, kaki lo pasti masih sakit kan?"

"Hehe iya, thanks ya nan sekali lagi"

"Sip gak masalah."

"Oke, byee"

"Bye"

Setelah itu Kei pun langsung keluar menuju tempat yang ditujunya tadi, sedangkan Keenan hanya bisa tersenyum kecil mengingat kejadian tadi saat ia dan Kei jatuh dihalaman belakang sekolah.

~~~~~~~~~~~~~~
HAI SEMUA!!! Maaf ya kalo masih banyak typo atau kesalahan lainnya:(
Jangan lupa vote and comment ya guys:)

KeinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang