My Wattpad Boy - 2

403 27 1
                                    

Masih dengan seragam lengkap, aku dan Rafa masih 'jalan' bareng.

Kalian tau? Rafa mengajakku ke toko hadiah. Ya, ke toko hadiah. Aku tidak mengerti. Kukira dia tipe cowok modus dan tau apapun yang disukai cewek. Ternyata tidak.

Dia ternyata hanya memanfaatkanku untuk ikut bersamanya membeli hadiah untuk anniversary, tiga tahun lebih sebulan hubunganya dengan Melissa--pacarnya.

Oke, aku sedikit kaget. Aku kira Rafa itu tipe cowok playboy yang suka gonta - ganti cewek. Tetapi ternyata, dia bahkan sudah berpacaran selama tiga tahun dengan Melissa - Melissa itu. Berarti dia sudah pacaran semenjak kelas 3 SMP, dong? Wow. Ya, Rafa itu beda setahun denganku. Dia bersekolah di--seperti yang sudah aku katakan--sekolah orang - orang kaya dekat sekolahku. Dia sekarang sudah kelas 12 dan sudah berumur 17 tahun.

"Eh, menurut lo, cewek gue suka gak sama yang ini?" Tanya Rafa sembari memperlihatkan dua buah cincin yang satunya berbentuk infinite diatasnya dan yang satunya berbentuk mahkota. Kuakui selera Rafa sangat bagus.

"Mana gue tau. Gue kan bukan pacar lo." Kataku mendengus kesal.

Asal kalian tau, ya. Ini sudah toko hadiah keempat yang kami kunjungi. Kuulangi, keempat.

Toko pertama, toko buku. Kata Rafa, pacarnya itu suka membaca novel karangan John Green. Yang sebenarnya aku juga menyukai itu. Lalu Rafa menyuruhku memilihkan novel yang bagus. Aku melihat The Fault in Our Stars, Paper Towns, Looking for Alaska, dan An Abundance of Katherine di toko buku tersebut.

Karena aku sudah membaca semua buku tersebut kecuali An Abundance of Katherines, jadilah aku memilih buku tersebut. Siapa tau Melissa berbaik hati dan aku bisa meminjamnya buku tersebut hitung - hitung aku sudah mengantar pacarnya membeli semua hadiah ini. Aku belum membacanya karena tabunganku belum cukup untuk membeli buku itu, tapi sinopsisnya sangat menarik.

Toko kedua, toko parfum. Kata Rafa, pacarnya itu suka mengoleksi parfum. Lalu Rafa menyuruhku memilihkan parfum yang beraroma lembut seperti kesukaan pacarnya. Jadilah, aku memilih parfum That Moment keluaran band favoritku, One Direction. Karena, aku juga tidak tahu jenis parfum yang disukai oleh pacaranya itu dan aku juga menyukai aroma parfum tersebut.

Toko ketiga, toko boneka. Kata Rafa, pacarnya itu menyukai boneka teddy bear. Dan lagi, Rafa menyuruhku memilihkan boneka yang lucu untuk pacarnya. Aku memilihkan boneka teddy yang paling besar di toko ini, berwarna krem dan sebenarnya aku sangat menyukai boneka itu. Ya, awalnya itu hanya sekedar candaan. Tetapi, Rafa membeli boneka itu.

Kuulangi, ia tetap membeli boneka yang tingginya bahkan hampir mencapai tinggi pinggangku! Apakah aku yang pendek? Ah, tidak, tinggiku bahkan 165, tidak terlalu pendek untuk ukuran cewek, 'kan?

Toko keempat, toko perhiasan ini.

Memangnya dia harus mengajakku? Apakah dulu dia juga mengajak orang lain untuk membelikan hadiah untuk pacarnya?

Dan sekarang sudah jam 4 sore. Astaga, jam 8 cepatlah!

"Lo, 'kan cewek. Pasti lo tau dong apa aja yang disukain cewek." Katanya.

"Iya, ini bagus." Kataku menunjuk cincin yang memiliki simbol infinite karena menurutku, artinya sangat dalam dan tentu kalian tau apa arti dari simbol infinite itu.

Lalu Rafa memalingkan wajahnya dan memanggil pramuniaga disini, "Mbak! Saya ambil yang ini!"

Lalu pramuniaga itu datang dengan kotak beludru lalu memasukkan cincin itu ke kotak tersebut. Dan Rafa membayar cincin itu ke kasir.

Astaga, kaya sekali cowok ini. Apa dia tidak bisa menabung uangnya saja? Aku yakin, jika cewek ini bukan cewek matre, pasti ia sudah melarang Rafa membeli semua hadiah ini.

Bayangkan berapa banyak uang yang ia habiskan setiap bulan untuk membeli hadiah - hadiah ini dan dia sudah melakukannya selama tiga tahun! Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan.

"Yuk," Rafa menarikku menuju mobilnya. Kebiasaan cowok ini suka menarik - narik paksa.

"Mau kemana lagi?" Tanyaku pada Rafa yang sedang menyetir.

"Toko bunga." Jawabnya singkat.

APA?!

"Raf, gue capek." Kataku mendengus kesal. Kenapa, sih, cowok ini? Memang hadiah sebanyak ini tidak cukup?

"Ini toko terakhir, suer." Kata Rafa dengan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf 'V'.

Haah, baiklah.

Aku hanya diam menanggapinya.

Setelah beberapa menit dalam perjalanan, mobil Rafa menepi ke sebuah toko bunga yang menjual berbagai jenis bunga. Mulai dari mawar, lily, krisan, dan masih banyak lagi.

"Enaknya beli bunga yang kayak gimana?" Tanya Rafa padaku.

"Cewek lo suka bunga apa dulu?" Tanyaku balik padanya.

"Cewek gue sukanya...," Rafa tampak berfikir, "Mawar tapi yang warnanya soft gitu." Kata Rafa melanjutkan kalimatnya.

Dengan sigap, aku mengambil 20 tangkai mawar berwarna soft pink yang sangat cantik lalu menyuruh pegawai disana untuk merangkainya.

Beberapa menit menunggu, pegawai itu datang membawa bunga yang aku pilih tadi sudah tersusun menjadi sebuket bunga mawar soft pink yang cantik.

Haah, andai saja bunga ini untukku. Beruntung sekali si Melissa ini mendapatkan cowok seperti Rafa. Sangat romantis dan setia. Dan pastinya ganteng. Meskipun sifatnya agak ngeselin, sih.

Aku buru - buru membuang pikiran itu. Apa, sih, yang aku pikirkan? Lalu aku menggelengkan kepalaku.

"Udah nih, yuk." Rafa datang membawa sebuket bunga mawar yang sepertinya sudah ia bayar dan menarik lenganku, lagi.

"Sekarang pulang, 'kan?" Tanyaku pada Rafa saat sudah sampai di dalam mobilnya.

"Belum. Ini masih jam setengah 5." Kata Rafa lalu menjalakan mobilnya.

"Astaga, lo mau ngajak gue kemana lagi?" Tanyaku yang mulai lelah dengan Rafa.

"Temenin gue ke tempat cewek gue lah." Ujarnya enteng.

"APA?!" Kataku memekik pada Rafa, "Emang lo gak bisa ke tempat cewek lo sendirian?" Tanyaku padanya.

"Mumpung ada lo, jadi ya gue ngajak lo. Sekalian bawain hadiah - hadiahnya." Jawabnya mengidikan bahu.

This boy.

Aku hanya mendengus kesal lalu kembali menatap jalanan.

Aku tidak tau kemana mahkluk songong ini akan membawaku.

Karena bosan akan keheningan, aku mencolokkan earphone ke dalam ponselku. Alunan lagu Little Things milik band favoritku, One Direction pun mengalun lembut ditelingaku. Aku pun hanyut dalam lagu tersebut. Dan selanjutnya, kurasakan kelopak mataku memberat lalu tertutup perlahan.

*****
[A/N]
Sumpah yha, Rafa itu boyfriend goals banget ;(

My Wattpad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang