Dua ribu lima belas, tahun dimana semesta mempertemukan kita. Kalau ingatanku benar, waktu itu kamu sedang buru-buru ingin pergi ke kantin sampai tidak sadar menabrak sudut bangku belajarku. Kamu meringis kesakitan, dan tanpa kusadari sebuah simpul di sudut bibirku terbentuk. Kamu lucu, pikirku waktu itu.
Dua minggu setelah itu, aku mencoba mengajakmu bicara. Aku mengatakan "Hei, apa benar kamu dapat ranking 3 ujian masuk sekolah ini?"
Kamu tertawa kecil, namun tidak menatapku. Lalu kamu berkata "Salah, aku ranking 2."
"Percaya diri sekali pria ini." Batinku sambil tersenyum menatapmu.
Hari demi hari terus berlalu, aku tidak tahu bagaimana awalnya sampai aku yakin bahwa hatiku telah jatuh pada dirimu. Kamu memang bukan pria yang aku idam-idamkan, bahkan kalau aku boleh jujur suara tawamu itu sedikit mengganggu hahaha, tapi itu juga yang menjadi ciri khasmu. Namun, Saka, kamu harus tahu kalau manik matamu indah layaknya gugusan bintang yang sering kutatap saat malam. Dimanapun kamu berada, sekelilingmu akan menjadi cerah dan penuh warna.
Aku mencoba memberanikan diri menyapamu lewat chat bbm waktu itu. Aku sering modus bertanya perihal tugas sekolah, tugas kelas, dan hal konyol lainnya. Itu adalah kali pertama dan nantinya akan menjadi kali terakhir aku punya keberanian untuk mencari perhatian pria yang kusukai lewat chat.
Namun lambat laun, aku mulai tahu dan sadar, kalau kamu tidak sepertiku, yang menaruh perasaan lebih dari sekedar teman.
Kamu, sudah memiliki seseorang di hatimu.