▼01▼

293 16 0
                                    

Selamat membaca readers tercinta, jangan lupa buat voment ya gaess😉.

______________________

Suara adzan shubuh berkumandang, seorang laki laki berpostur tubuh tinggi, bangun dari tidur nyenyaknya. Dia berjalan menuju kamar.

"Ndut bangun, ayo sholat shubuh" ucap laki laki itu

"Heum, udah shubuh ya?" ucap seorang perempuan yang tersadar dari tidurnya.

"Iya, ayo sholat shubuh bareng" ucap sang laki laki

Mereka berdua sholat shubuh bersama, ya mereka tinggal berdua di apartemen. Tapi tenang saja, mereka tidak melakukan hal yg diluar batasnya.

"Pay, mau makan apa? Biar aku masakin" ucap sang perempuan

"Aku puasa hari ini ndut" ucap laki laki sembari tersenyum

"Loh kok aku ga diajak sahur sih?" ucap perempuan itu mempoutkan bibirnya, dan sang laki laki terkekeh pelan.

"Kamu tidurnya pules banget aku ga tega bangunin kamu ndut" ucap sang laki laki

Ada yang bisa menjawab siapa mereka? Ya mereka adalah Alfraz dan Anin. Iya mereka tinggal berdua di apartemen, meskipun tinggal berdua mereka tidak pernah berbuat hal aneh aneh. Matahari mulai terbit, mereka telah bersiap siap pergi menuju kampus. Alfraz, dia adalah sosok laki laki yg bisa menyembunyikan kesedihannya lewat senyumnya itu.

"Ndut ayo berangkat kuliah" ujar Alfraz yg sudah siap, namun Anin tetap tak bergeming

"Ndut, hei kok ngelamun?" ucap Alfraz sekali lagi

"Pay, aku tau kamu capek sama masalah kamu. Tapi aku mohon kamu jangan bersikap seolah ga terjadi apa apa di depan aku, aku sedih liatnya" ucap Anin terisak

Alfraz hanya diam, kesedihan yg ia tutupi selama ini akhirnya terbongkar juga. Air matanya tak dapat dibendung lagi, ternyata selama ini Anin menyadari jika dia hanya  berpura-pura baik baik saja.

"Maafin aku ndut, aku gamau kamu sedih. Tapi ternyata kamu sadar ya" ucap Alfraz menahan isak tangisnya, jujur ini sangat menyesakan baginya

"Sakit nin, hati aku sakit... mereka semua ga pernah ngerasain apa yg aku rasain. Ya oke, aku emang ga suka sama papa, tapi aku ga pernah sekalipun benci sama dia, disaat anak anak lain bahagia dengan keluarganya, kenapa aku engga ndut? Kenapa disini cuma aku yg ga beruntung" ucap Alfraz meluapkan semua kesedihan yg selama ini dia pendam.

Anin memeluk erat Alfraz, dan menepuk nepuk punggung bayi gede kesayangannya itu. Dia ikut menangis, tak kuasa melihat kesayangannya sedih seperti ini. Anin hanya bisa berdoa dalam hatinya, semoga bayi gede kesayangannya itu bisa ceria seperti sebelumnya.

"Keluarin semuanya, sampai kamu merasa lega. Nangis bukan berarti terlihat lemah, klo merasa udah capek kamu boleh nangis. Gaada larangan nya cowok ga boleh nangis, nangis aja gapapa aku tungguin disini" ucap Anin memeluk erat Alfraz, ya benar cuma Anin lah yg bisa buat Alfraz bertahan sejauh ini.

"Ndut, jangan tinggalin aku ya. Aku ga bakal sanggup kali kamu tinggalin aku sendirian" ucap Alfraz membalas pelukan Anin dgn begitu erat seakan Anin tidak diizinkan pergi jauh darinya.

"Aku ga bakalan ninggalin bayi gede kesayangan aku sendirian" ucap Anin sembari mengusap air mata Alfraz, Alfraz tersenyum. Namun tak kunjung melepaskan pelukannya dgn Anin. Dan ternyata Alfraz tidak sadarkan diri.

"Al, loh Apay kamu pingsan ya" ucap Anin dengan paniknya. Dengan susah payah Anin membopong Alfraz ke kamarnya, Anin mengecek suhu tubuh Alfraz yg ternyata cukup tinggi. Anin membawa kompresan untuk mengompres Alfraz agar suhu tubuhnya menurun.

Crush On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang