Selamat membaca.
•
•
•-Étoile's 1st Person POV-
Bip bip bip
Klang!
"Miaaw?" Oh putra pertamaku menyambutku, menggemaskan sekali.
"Miaw? Miaw? Miaw? Miaw?" Wah bersama saudaranya yang lain, Uhhh anak-anakku, maafkan mommy yang pulang larut malam akhir-akhir ini.
"Guukk Gukkk!" Oh bayi besarkuu~
Loh tunggu! "Bahmie-ah~ Uhhh sayangg~ mana saudara laki-lakimu?" Anak anjing besarku datang menjilati wajahku. Dia ini hanya besar badannya saja, namun masih bayi seperti seseorang yang sangat ku kenal.
Tunggu! Kalau Bahmie ada disini itu berarti....
"Sudah pulang?" Suara berat namun lembutnya menyapa pendengaranku, jangan lupakan senyum manis dan hangat itu, rasanya lelahku benar-benar telah hilang. Bayi besarku yang sesungguhnya.
"Ung! Sudah~" Tubuhnya langsung memelukku begitu hangat dan erat, seolah ia tahu jika ini adalah hal yang sedang kubutuhkan saat ini. Kedua lenganku otomatis melingkar pada pinggangnya, membalas tak kalah erat. Karena ini benar-benar yang aku perlukan saat ini. Harum tubuhnya membuatku semakin tenang.
Tubuhku yang masih dalam pelukan nyamannya tiba-tiba diangkat begitu mudah membuatku sedikit memekik. Tunggu! Sejak kapan lengannya berpindah ke pinggangku?!
Serius? Aku jadi harus melingkarkan tanganku ke lehernya, dia itu tinggi sekali!
Chu~
Dia mencuri satu kecupan di bibirku!
"Hari yang berat, hm?" Tanyanya tepat sasaran. Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan. Lalu dengan tak tahu malunya, kedua telapak tanganku menangkup kedua sisi rahang tegasnya, ku usap lembut hingga membuatnya memejamkan mata.
Kesempatan untuk menikmati pahatan indah dari sang pencipta yang ada dihadapanku ini. Satu tanganku aku gunakan untuk menyusuri pelipisnya, dia sempurna. Turun lagi ke pipi, lalu kembali ke tempatnya semula, menangkup rahang indahnya, Lalu bibirku dengan tak tahu malunya mendekat dengan kedua tangan yang tanpa komando mendekatkan wajahnya.
Chu~
"Hehe tapi lebih berat rinduku padamu." Duh sejak kapan aku se-cheesy ini? Tapi reaksinya selalu menggemaskan! Pipinya yang akan membulat setiap mendapat waktu rehat setelah jadwal padatnya bersama keenam hyungdeul-nya akan bersemu merah.
"Eyy~ sejak kapan Mommy-nya Leo berani begini?" Godanya, duh cepat sekali counterattack-nya.
"Kan kau yang mengajariku. Sekarang turunkan aku!" Pintaku, aku takut tangannya pegal jika terus seperti ini. Tapi dia justru menggeleng dan berjalan mendekati sofa. Yasudah, aku menyamankan diri saja dalam pelukannya. Lagipula harum dan nyaman.
"Kook, aku belum mandi dan baru saja pulang setelah seharian penuh bertemu orang-orang." Ucapku berbisik karena aku menyandarkan kepalaku di pundaknya, "Aku juga belum menghapus riasanku yang tebal ini."
"Hmm.... masih wangi kok. Kalau ingin mandi akan aku siapkan air hangat. Atau ingin makan malam dulu?" Tanyanya penuh perhatian, beruntungnya aku yang menjadi kekasihnya. Kalian jangan iri ya? Hehehe.
"Ingin makan." Jawabku, asal kalian tahu, dia adalah pria yang dapat diandalkan. Benar-benar Golden Maknae serba bisa! Aku beruntung sekali.
"Ingin makan apa?" Tanyanya penuh perhatian, Ngomong-ngomong kami sudah duduk di sofa. Maksudku, dia yang duduk di sofa, aku masih di pangkuannya dan masih memeluknya. Kakiku tertekuk sedikit, membuatku seperti sedang duduk bersimpuh di atas pahanya.