PART 32

12.3K 899 76
                                    

Happy Reading

"Lepasin! Nagapain lo bawa gue ke sini?!" Ujar Raya sembari menghempaskan tangan orang yang memeganginya dengan kasar.

"Lo gak bisa kabur, inget itu." Ucap salah satu dari mereka berdua.

"Lo gak akan pernah bisa keluar dari kota ini, lo harus tanggung jawab atas perbuatan lo. Kalo lo coba-coba buat kabur lagi, lo bakalan tahu akibatnya, kita gak akan sebaik ini." Ujar yang satunya.

Kemudian dengan santai kedua orang itu pergi meninggalkan Raya, yang terkejut sekaligus heran.

Mereka tak melakukan apapun pada Raya, hanya membawa Raya kembali ke rumah Bella.

Raya mengatur nafasnya, dengan hati tak tenang dia kembali membawa barang-barangnya dan berjalan ke rumah Bella.

Saat sudah masuk ke dalam tanpa permisi apapun, Raya berpapasan dengan Bella yang baru saja keluar dari dapur membawa camilannya.

"Loh, Ray, gak jadi pergi?" Tanya Bella yang melihat Raya kembali membawa barang-barangnya.

Raya dengan perasaan kesal sekaligus malu mengabaikan pertanyaan itu.

"Oh, iya dong gak jadi pergi. Secara rumah gue kan udah sempurna, lo bisa seenaknya disini ya? Makan, jalan-jalan, tidur, gak ngapa-ngapain kayak putri ya? Haha. Gue nanya aja di anggurin." Sindir Bella.

Raya dengan perasaan dongkol mengabaikan Bella dan pergi begitu saja. Tak sopan sekali memang.

Raya telah sampai di kamar tempat dia tinggal di rumah Bella. Dia melemparkan barang-barangnya asal ke atas ranjangnya.

"Gue harus gimana sekarang!" Raya kalut sendiri dan menjambak rambutnya sendiri kesal.

_________

"Mau kemana?"

"Terserah kamu." Jawab Cessa, dia mulai merubah caranya memangil Zafiro.

"Mau makan dulu?" Malam ini Zafiro mengajak Cessa jalan-jalan naik mobilnya. Ya Zafiro hanya ingin menenangkan dirinya dari masalah yang ia hadapi di rumah.

"Kamu kenapa gak sekolah tadi?"

"Ada masalah di rumah." Jawab Zafiro dengan nada seolah tak ingin membicarakan hal itu.

Cessa yang peka pun tak bertanya lebih. Mungkin nanti Zafiro akan lebih jujur lagi padanya.

"Ces." Ujar Zafiro membuat Cessa menoleh pada Zafiro yang sedang fokus menyetir.

"Lo mau si Raya gue bales?"

Cessa menggeleng, dia tak ingin memperpanjang masalah ini lagi. "Biarin aja."

"Lo gak dendam sama dia? Lo yang kena loh, lo yang di tuduh sama si ketos anjing itu."

"Udahlah, aku gak mau memperpanjang. Biarin aja. Emang sih aku kesel, aku udah sedih, dan nyalahin diri sendiri. Dan ternyata dia malah jebak aku. Tapi kalau kita perpanjang masalah ini, aku gak mau. Bakalan makin rumit."

"Oke, tapi kalo dia bikin ulah lagi, gue yang bakal bales dia."

"Hm, iya."

Ponsel Zafiro bergetar, Zafiro mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan itu. Cessa hanya diam tak ingin mengganggu, namun tadi ia sempat melihat nama sang penelepon.

Kakek

Zafiro sempat melirik Cessa sebentar sebelum kembali fokus ke depan.

"Iya, sebentar lagi." Ujar Zafiro sebelum ia memutuskan panggilannya.

"Ces, maaf ya, gue anter lo pulang sekarang. Gue ada urusan." Ujar Zafiro tak enak.

"Oh, iya gapapa." Ujar Cessa.

"Bener? Lain kali aja ya?"

"Iya, gak papa."

Zafiro pun putar balik dan mengantar tar Cessa kembali pulang ke rumahnya, sebelum ia juga pulang kerumahnya atas perintah sang kakek.

Akhirnya mereka telah sampai di depan rumah Cessa. Cessa tersenyum pada Zafiro sebelum membuka pintunya dan melambaikan tangannya di luar.

Zafiro tersenyum dari dalam, entah Cessa akan melihatnya atau tidak. Dia kembali melajukan mobilnya untuk pulang ke rumahnya.

Setelah Zafiro pergi, Cessa berjalan memasuki rumahnya. Memikirkan kira-kira ada urusan apa Zafiro dengan kakeknya.

Cessa tak ingin bertanya, tapi dia ingin Zafiro yang memberi tahukan sendiri padanya.

Seketika Cessa teringat pada buku tua itu, dia mencoba mengingat-ingat kisah Zafiro dalam buku itu, apakah ini ada hubungannya dengan masalah ibunya Zafiro? Entahlah Cessa tak tahu.

Tapi, insting nya mengatakan bahwa memang benar, akan ada hubungannya dengan kematian ibunya Zafiro.

________

"Nara! Liat si Zafiro gak?"

"Lo ketemu gue nanyain si Zafiro melulu perasaan." Ujar Nara malas.

"Ya abisnya hehe.

"Dia gak sekolah." Jawab Nara.

"Eh? Gak sekolah lagi? Kenapa?"

Nara mengangkat bahunya tak tahu. "Kata si Willy ke pak Juan sih dia izin acara keluarga. Tapi tau lah."

Cessa mengangguk paham. Sama seperti kemarin chat darinya tak di balas oleh Zafiro, sebenarnya dia ada masalah apa sih di rumahnya?

Cessa kembali mengetikan sesuatu di ponselnya, tentu saja pesan untuk Zafiro.

Gak sekolah lagi?

Katanya izin kmn?

Cessa kembali mengantongi ponselnya setelah mengirim chat itu. Saar itu matanya tepat saling bertemu dengan Bella, Bella mendelikkan matanya sinis sebelum melangkah dengan angkuh membuat Cessa dan Nara kesal melihatnya.

"Tu si Bella kenapa sih?"

"Biasa kurang obat."

_

See You

ZAFIRO (PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang