anggap saja perkenalan

4 1 0
                                    

"sayang bangun yu udah siang loh"

seseorang membuka gordeng jendela di kamar seorang pria yang masih tertidur pulas
padahal jam sudah menunjukan pukul 06:25

"anak ini,mamah kan sudah pernah bilang kalo bermain harus ingat waktu. dan lihat sekarang kamu bahkan tidak mau bangun" ucah seorang wanita yang yang tengah berbadan dua itu

"nghhhh lima menit lagi"
"terserah, cepat mandi dan sarapan di bawah ayah mu menunggu"

muhammad algifary bagasmawan. pria berumur 17 tahun yang  merupakan anak dari suami istri yang kini sedang menantikan anak kedua mereka yaitu adik dari al.

yah kita balik lagi ke al
hmmm gimana yah sebenarnya ga ada yang istimewah dari al dia cuma anak biasa yang sedang  merasakan kejamnya dunia.

semuanya gak akan terjadi kalo orang itu gak nyebarin rahasia terbesar al yang udah dia tutup rapat rapat bahkan dari keluarganya sendiri.
dunianya rusak sejak semua orang tau jati diri al
yang mungkin mereka anggap sangatlah menjijikan.
berawal dari kebodohannya sendiri
yang menerima ciuman konyol yang di lakukan teman sekelasnya hanya  karna ingin tau reaksi al
mungkin karna ciuman itu sangat lah nikmat sampai membuat al lupa bahwa dia sedang menutupi jati dirinya.
tapi semuanya sudah terlambat teman sekelasnya telah mengetahui siapa al sebenarnya dan yah dia yang memberi tahu semua orang bahwa al  adalah seorang gay.

💫💫💫

al baru saja keluar dari kamarnya setelah berkutik cukup lama di kamar mandi

"hmmm anak ayah sudah tampan kemari sayang"
ucap seorang lakilaki paruh baya yang bisa kita sebuat pak darwan, ia adalah ayah dari Al
"ayah ayolah aku sudah dewasa tidak seharunya ayang memperlakukanku layaknya anak tk yang masih ingusan" ujar Al sambil mendegus

"mmm benarkah apakah anak ayah sudah sebesar itu"
"ayahhhhhhhh"
"yayaya anak ayah memang sudah besar,ayo cepat makan kau bisa terlambat bila terus merajuk"
💫💫💫

disekolah.

Al baru saja turun dari mobil papahnya dan tidak lupa mencium pipi papahnya juga
jangan pikir Al yang  menginginkannya, itu kemauan dari papa Al sendiri yang memang sudah menjadi kebiasaan

"Al duluan pahh"
"yah belajar yang pintar dan jangan nakal papah akan menjemputmu nanti"
"yah"

karna papahnya sudah pergi Al langsung masuk ke sekolah dan tidak lupa dengan senyum  mengembang  yang tidak pernah pudar selama 17 tahun itu.





saya hanya gabut terima kasih😊👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tentang lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang