Part 6 - Awal pertemuan

8 1 0
                                    

Hari itu zahra pulang dengan tanda tanya besar di kepalanya, sementara ali tetap melanjutkan latihan meski tetap diselimuti  rasa penasaran yang kian bertambah, namun ia lega, setidaknya hari itu ia berhasil bertemu zahra, tinggal sedikit lagi untuk bisa mengenalnya.

" Betapa banyak yang bertemu namun tak untuk tinggal, betapa banyak juga yang tak pernah bertemu namun akhirnya saling menemukan"

Keesokan hari, sebagaimana biasa, saat tiba jam istirahat, zahra menyempatkan diri ke perpustakaan, karena baginya tak ada yang lebih menarik selain buku-buku itu bersama aroma khasnya, tak seperti biasa, ia justru membawa sendiri buku yang akan dibacanya dari rumah, ia membawa sebuah buku yang baginya sangat menginspirasi, buku yang cukup tebal dengan judul KISAH CINTA SEJATI SEPANJANG MASA, buku yang mengisahkan tentang keteladanan fatima azzahra hingga kisah cintanya, entah karena kesamaan nama atau apa, tapi nampaknya zahra begitu megidolakan sosok itu, ia memilih duduk di bangku yang tak terlalu tertutup dengan sinar matahari yang masih bisa masuk melalui jendela yang transparan,
Saat yang bersamaan secara kebetulan ali melintas didepan perpus dan reflek melihat zahra yang serius dalam bacaan bukunya, ali begitu terpesona melihat kesederhanaan zahra, hingga beberapa detik ia baru sadar bahwa zahra telah menyadari ia memperhatikannya, spontan ali gelagapan dan berlalu saja tanpa sepatah kata,

Hari berlalu begitu saja, keesokan hari saat sekolah telah usai, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya, semua siswa tampak terburu-buru pulang meninggalkan sekolah, tapi tidak dengan zahra, ia baru menyadari hujan turun saat ia keluar menuju area tunggu depan gerbang, tentu saja ayah zahra belum datang untuk menjemput, karna hujan atau memang sedang berteduh di pertengahan jalan, dengan perasaan gelisah sekaligus panik ia mencoba tenang diantara rintik hujan yang deras juga gemuruh petir yang bersahutan, ia hanya berharap bahwa ayahnya belum sempat berangkat dan masih berada dirumah, sesekali ia memeluk dan mengusap tubuhnya sendiri yang mulai kedinginan, tengah sibuknya ia mondar-mandir kesana-kemari, tiba-tiba saja ada sepasang kaki tepat berada didepannya, hanya itu yang ia lihat, karna memang ia tengah menundukkan pandangan, sampai sebuah suara menyapa,

Ali : kamu yang namanya zahra, ya? (Tanyanya membuka pembicaraan)
Perlahan zahra mengangkat kepalanya dan hanya mengangguk tanda mengiyakan,
Ali ; emm..kamu kok masih disini?, Kok belum pulang?
Zahra masih membisu dan gugup untuk menjawab,
Ali : ohh iya, kamu pasti nunggu jemputan, belum dijemput kan? (Tanyanya kembali sebelum zahra selesai menjawab pertanyaan pertama, dan kembali, zahra hanya mengangguk,
Ali : oh iya, kenalin, aku ali, kakak kelas kamu, (ucapnya menyodorkan tangan memperkenalkan diri)
Zahra : iya, aku zahra
Ali : yaudah aku temanin kamu ya nungguin jemputan?
Mendengarnya, zahra hanya terperangah dan perlahan menoleh, seketika juga ali meralat perkataannya
Ali : ee..maksudku, biar ada temennya aja, biar gak sendirian gitu
Zahra : terimakasih

Entah sudah berapa menit mereka duduk berdua, namun suara hujan seakan menjelma musik merdu yang mengiringi kebersamaan mereka, meski canggung, namun tak dapat dipungkiri bahwa ada rasa yang tak biasa dihati mereka, meski untuk saat ini, mereka tak berani untuk berasumsi lebih jauh tentang perasaan, hujan tetap saja turun sebagai musik yang terus mengalun, hingga ritmenya turun dan memelan lalu mengantarkan matahari yang sedari tadi mengalah pada hujan yang merindui bumi, ya..hujan sudah reda, tanda rindu sudah sembuh dengan jumpa, tibalah waktu untuk kembali berjarak lalu saling menabung rindu, sama halnya dengan kali pertama perjumpaan ali dan zahra yang harus juga usai bersamaan dengan hujan yang meminta izin untuk pulang,

Ponsel berdering, dengan sigap zahra mengangkat panggilan yang sepertinya dari seseorang yang telah menunggu diluar, hanya terdengar jawaban singkat zahra menjawab suara di seberang sana, tak lama setelahnya, zahra pamit karna telah dijemput ayahnya,
zahra :  ohya, ali, aku udah dijemput aku duluan ya?
ali : ok, aku juga mau pulang kok
zahra sudah beranjak, namun tak jauh melangkah, ali sudah memanggilnya,
ali : zahra!
zahra : iya? ( jawab zahra menoleh kearah ali)
ali ; hati-hati ya!
zahra : iya, makasih ( zahra menjawab pelan)

" Orang bilang, definisi hujan adalah 1% air dan 99% kerinduan, namun yang kudefinisikan sendiri, hujan adalah 100% air, air yang membantumu menetralkan airmata, bukan saja agar tak terlihat, tapi air rahmat sebagai berkat kesabaranmu atas peliknya jarak yang mengikat " _Zahra

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE IMMORTALY LOVE : Ali & ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang