Part 3

87 4 3
                                    

Jangan lupa coment and vote ;) part ini lanjutan part tadi.
Makaseeh:)

Pic: Rendy
-----------------------------------------------
Author POV.
    Rendy berbalij badan dan duduk disamping Alex. Sedangkan Claire, ia sedang menonton televisi dikamarnya sambil mengunyah makanan ringan yang dibawa Alex tadi.

"Lo kenal Claire?" Tanya Alex disela-sela iklan acara stasiun televisi terkenal.
"Iya, dia kakak kelas gue, lo?" Tanya Rendy kepada Alex.
"Gue sahabat dia dari kecil" balas Alex. Rendy cuma ber-'oh' mendengar jawaban Alex.
"Pernah punya rasa?" Tanya Rendy kepada Alex, Alex yang sedang menonton iklan menengok ke arah Rendy.
"Of course, tapi dia enggak" balas Alex dan tatapan Alex beralih ke televisi yang acaranya sudah mulai. Rendy agak kaget dengan jawaban Alex.

'Saingan berat gue, nih' batin Rendy.

Yap. Sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu Rendy menyukai Claire, yang notabenenya kakak kelas Rendy yang jutek nan cantik, dan pintar tentunya.

"Lo juga kan?" Tanya Alex kepada Rendy tanpa menoleh dan fokus pada acara talkshow di televisi.
"Maksud lo?" Tanya Rendy dengan tatapan bingung. Alex menoleh ke arah Rendy dan memutar bola matanya.
"Iya, lo suka kan sama Claire" balas Alex dengan tatapan mengintimidasi.
"Tertarik" kata Rendy membetulkan pernyataan Alex.
"Whatever. Gue pergi dulu sebentar" kata Alex dan melenggang pergi meninggalkan Rendy di ruang televisi sendiri. Rendy membalas perkataan Alex dengan mengendikkan bahu tak peduli.

  Dan, Alex benar-benar pergi menggunakan mobil kesayangannya tanpa ada tujuan yang pasti mau kemana. Hanya ingin mencari angin, sekaligus melegakan pikirannya yang berkecamuk.
------------------------------------------------------
   Claire's POV.
  Gue mendengar suara mobil milik Alex yang semakin lama semakin jauh. Untuk memastikan Alex gak ada dirumah gue ini, gue turun ke lantai dasar.
  Dilantai dasar hanya ada Rendy yang lagi tidur damai disofa denfan televisi yang masih menyala. Gue menuju dapur untuk mengambil minum. Setelah minum, gue menuju ruang televisi yang ditinggal tidur sama Rendy.

  Iseng, gue merhatiin wajah Rendy yang lagi tidur. Idungnya mancung, bibirnya tipis ke pink-pink-an. Warna rambutnya coklat tua, akibat cat rambut yang sengaja Rendy pake. Kata dia kali dia pake warna rambut aslinya yang warna pirang dia bakalan disangka Justin Bieber, walaupun terkesan kepedean  tapi faktanya emang begitu. Rendy mirip Justin Bieber.

"Cie muka gue diliat-liat sama kak chubby" kata Rendy yang tiba-tiba membuka bola mata. Gue kaget dan menjauhkan diri dari Rendy. Dia tertawa melihat tingkah gue.
"G-gue gak l-li-liat mu-muka lo kok" kata gue gugup dan terkesan memaksa karna akhiran dari kalimat gue ada kata 'kok'.
"Udah enak-enakan ngeliatin muka gue tanpa izin, munafik pula" ujar Rendy.
"Gue gak munafik" elak gue. Rendy berdiri dan pergi menuju dapur. Gue duduk disofa panjang dan menyalakan televisi dan mencari-cari acara yang seru buat ditonton, tapi gak ada, akhirny gue matiin lagi tivinya. Gue sandar di dinding sofa dan memejamkan mata. Sofa disebelah gue bergetar menandakan ada seseorang tang mendudukinya.

"Alex kemana?"tanya gue ke orang yang berada disebelah gue --Rendy--.
"Gak tau dia bilang sebentar" jawab Rendy datar. Kok? Gak biasanya dia gak berekspresi kayak sekarang. Biasanya kan dia mandang gue dan tersenyum lebar, tapi ini? Ngelirik aja ogah. Dia kenapa?.
"Oh" bales gue singkat dan datar, Rendy gak kalah datarnya.
----------------------------------------------------------
Rendy's POV.
  "Alex kemana?" Tanya Claire ke gue.
  "Gak tau, dia bilang pergi sebentar." Jawab gue datar tanpa ada senyum lebar sibibir gue yang biasa gue tampilin ke Claire kalo lagi berbincang. Sorry kak, tapi gue lagi badmood parah gara-gara tadi.
"Oh" balas Claire gak kalah datar dari gue. Tapi air mukanya menampilkan rasa bingung dan bimbang.

  Gue berdiri dan keluar dari ruangan itu. Merasa suntuk, gue duduk dibangku yang disediakan diluar rumah Claire. Gue mengambil sebatang rokok yang berada dikantong celana gue dan menyalakannya dengan korek gak milik gue.
  Tiba-tiba rokok yang sudah gue selipkan diantara bibir gue ditarik paksa seseorang. Gue mendongak untuk melihat siapa pelakunya. Claire. Claire yang melakukannya, dan dia mebuang rokok bekas gue ke sembarang arah. Dan menatap gue tajam, gue membalesnya dengan wajah datar, males berekspresi lebih.

"Kenapa?" Tanya gue datar. Claire tersenyum manis. Bibir gue latah, dan gue ikut tersenyum.
"Jangan ngerokok lagi ya" pinta Claire lembut.

Lembut?

Claire lembut sama gue?

Tapi, kenapa?
_____________________________________
     Sory loh kalo banyak typo. Author ngantuk udah jam segini.

01.11 wib. 08-04-2015;()

ClaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang