05

114 25 2
                                    

Bel istirahat berbunyi, Jisoo dan ketiga temannya melangkah bersama menuju kantin, tak lupa diiringi canda gurau dan diselipi sedikit gibahan. Namanya juga cewek.

Namun, baru saja hendak menginjakkan kaki ke dalam kantin, suara guru kesiswaan yang terdengar tegas itu menghentikan langkah keempatnya karena guru kesiswaan itu menyebut nama salah satu dari mereka. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan...

"JISOO!"

Jisoo seketika membeku dengan mata sedikit melotot dan mulut sedikit terbuka. Jennie, Rose dan Lisa secara bersamaan mengalihkan pandangan ke arah Jisoo.

"Lo ngapain pak Basar lagi?" Bisik Rose membuat Jisoo tersadar dan panik.

"Aduh plis gue harus gimana." Panik Jisoo, gadis itu langsung memutar tubuh ke samping untuk menghindari berhadapan dengan Pak Basar yang kini mulai melangkah mendekatinya.

Lisa ikutan sedikit panik,"Lagian lo ngapain lagi si Jis? Gangguin Pak Basar mulu, demen lu?"

"Bacot, gak usah banyak tanya deh lo pada. Ini bantuin gue!"

Kini Pak Basar sudah berdiri tepat di belakang Jisoo,"Kamu gak bisa kabur lagi Jisoo."

Jisoo memberanikan diri berbalik sambil memasang cengiran lebarnya yang membuat Pak Basar semakin mendelik tak suka padanya,"Eh Pak Basar. Makin ganteng aja Pak, rambut baru ya Pak."

"Iya nih, cukur rambut saya semalem. Bagus kan? Mirip Jepri Nikol kan?" si Pak Basar malah kepancing sama pengalihan topiknya Jisoo.

Jisoo manggut manggut masih dengan cengirannya,"Hooh Pak, bagus banget. Nanti kapan kapan Bapak saya mau saya suruh cukur kayak bapak juga ah."

"Iya dong harus—Lah apasih! Kok jadi bahas rambut baru saya! Kamu ni ya bisa banget cari celah biar saya lupa tujuan saya jegat kamu!" omel Pak Basar begitu menyadari obrolannya salah dengan Jisoo.

Sementara Jennie, Lisa dan Rose hanya saling pandang kemudian memasang ekspresi julid sambil melirik guru kesiswaan mereka itu.

Jisoo menggaruk kepalanya yang mendadak gatal, apa dia kutuan? Ah enggak, paling ketombean doang.

"Enggak kok Pak, saya beneran salfok aja itu sama rambut baru Bapak yang keren banget." alibi Jisoo.

Pak Basar mendecih,"Udah ayo ikut saya ke lapangan!"

"Eh mau ngapain pak?"

"Belanja sempak. Nanya mulu, ikut aja buruan! Saya mau hukum kamu atas kejadian yang menimpa saya kemarin!" Sewot Pak Basar.

Jisoo manyun,"Dihukumnya gak bisa besok besok aja Pak? Saya belom siap, saya belom latihan."

"Kamu mau dihukum Jisoo, bukan mau tampil di dangdut academy!"

Jennie, Lisa sama Rose ketawa ngakak di belakang membuat perhatian Pak Basar teralih pada ketiganya.

"Ini tiga serangkai sejak kapan mejeng disitu?" Sindir Pak Basar.

"Dari kemaren Pak, mata bapak tertuju pada Jisoo aja sih. Kita jadi gak terlihat seupil pun di mata Bapak." sahut Lisa dengan mimik wajah khas dramanya.

"Terserah deh kamu mau ngomong apa. Ayo Jisoo, buruan!"

Jisoo pun hanya bisa menurut. Ia mulai melangkah sambil menoleh ke belakang memasang wajah sedih dengan bibir bawah dimajukan dan ditarik turun kebawah membuat lengkungan, sementara ketiga sahabatnya malah menjulurkan lidah mereka meledek Jisoo.

"Rasain!"

"Dihukum lagi dihukum lagi!"

"Dihukum Pak Basar emang gak enak ey ey! Dihukum Pak Basar emang gak enak ey ey!"

CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang