Pagi hari pun tiba. Saat itu, Tania turun ke ruang makan untuk menyantap sarapannya.
"Pagi,Ayah. Pagi, Ibu," sapa Tania.
"Pagi, Nak," ucap Diana dan Rio.
"Nak, hari ini kamu tidak ada acara kan di kampus?" tanya Rio.
"Tidak, Ayah. Aku gak acara kok, memangnya ada apa, Yah?" tanya Tania.
"Ayah ingin mengenalkan kamu sama anak teman Ayah. Sebelum ayahnya meninggal, dulu kami sudah berjanji untuk menjodohkan kamu dengan anaknya Farel," jelas Rio.
"Tapi, Yah, aku belum berniat untuk menikah. Aku masih pengen fokus dengan kuliahku," ucap Tania menolak.
"Tidak apa-apa, Nak. Kamu kenalan aja dulu sama dia, kalau seandainya nanti kamu tidak cocok, ya apa boleh buat. Perjodohan mau tidak mau kita hentikan," ujar Diana.
"Sore ini, dia akan datang. Jadi, kamu bersiap-siap ya, Nak!" perintah Rio kepada Tania.
"Baiklah,Yah," ucap Tania dengan berat hati.
Sore pun tiba, Farel—orang yang dijodohkan dengan Tania pun datang.
"Assalamualaikum Om,Tante," ucap Farel saat disambut dengan ramah didepan gerbang rumah Ayah Tania. Farel juga mencium bergantian punggung tangan Ibu dan Ayah Tania.
"Waalaikumsalam," ucap Diana dan Rio.
"Kamu Nak Farel, ya? Sekarang sudah besar, yah. Ganteng lagi," ujar Rio sambil menepuk pundak Farel.
"Iya, Om. Saya Farel," jawabnya sopan.
"Ayo, Nak. Silahkan masuk," ajak Diana.
"Iya,Tante," ucap Farel tersenyum lalu masuk ke dalam.
Mereka pun duduk di ruang tamu sambil berbincang-bincang tentang semua hal.
"Tante tinggal sebentar, ya. Tante mau panggil Tania dulu," ucap Diana.
"Iya, Tante," jawab Farel sambil tersenyum sopan.
"Ayo, Nak. Teh nya diminum dulu sebelum dingin," ucap Rio.
"Oh, iya, Om. Saya minum dulu, Om," Farel mengambil gelasnya lalu meminum nya.
Diana pun pergi ke kamar Tania untuk memberi tahu dia bahwa Farel sudah datang.
"Nak, Farel nya sudah datang. Kamu sudah siap belum?" tanya Diana.
"Iya, Bu. Bentar lagi aku turun,kok," jawab Tania.
"Jangan lama-lama ya ,Nak," ucap Diana.
"Baik, Bu," Ucap Tania.
Diana kembali ke ruang tamu. Sementara itu, Tania pun sedang curhat dengan Safira—saudaranya di dalam kamarnya.
"Gimana, nih aku gak mau dijodohkan dengannya," ucap Tania kesal.
"Yang sabar, ya, Kak. Kalau tidak, begini saja, kalau kakak gak mau dijodohkan dengannya, kakak cuekin aja dia dan bertahan aja dulu. Nanti kalau ada keputusan mau dilanjut apa tidak, kakak tolak aja. Toh, Ayah dan Ibu tidak memaksa, kan?" saran Safira.
"Hm, iya juga, sih. Lagi pula, Ibu sama Ayah aneh-aneh saja, emangnya ini zaman Siti Nurbaya apa? Pake dijodohin segala. Ah ,ya sudahlah, Kakak turun dulu ya," ucap Tania sambil bergerutu.
"Yang sabar ya, Kak. Semangat!" ucap Safira lagi.
Tania pun turun dan terlihat sedikit cuek saat melihat Farel.
"Nak, ini Farel, anak sahabat Ayah," ucap Ayah Tania pada Tania sambil memperkenalkan Farel.
"Hai, aku Farel," dia menjulurkan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZYNIA
Romance[Jangan Lupa Follow Sebelum Membaca] Blurb ZYNIA : "Terkadang dendam itu membutakan mata, hingga kita lupa bahwa seseorang yang kita benci, justru itulah orang yang tulus sayang kepada kita. bagaimana lika-liku cinta kedua insan manusia ini apakah...