Epilog

752 84 11
                                    

"Ayo sini, katanya mau ketemu?" tanya Hendra dengan kening yang mengernyit ketika Wida bersembunyi dibalik tubuhnya.

Wida menyembulkan kepalanya kemudian menggeleng. "Gamau ah, gak jadi."

"Kenapa? Kita udah sampe di depan pintunya, loh. Yakali kita gak kita ketok?"

"IH MALUUU, soalnya udah curigaan sama dia."

Mendengar itu, Hendra tertawa terbahak-bahak. Memang sih kemarin malam, mereka sempat cekcok waktu Hendra menjelaskan siapa itu Nasya dan kenapa dia bisa berduaan dengan gadis itu.

Wida ngotot kalo Hendra sama Nasya lagi selingkuh, sering keciduk pergi bareng sama temen-temennya Wida, tapi Hendra bukannya kesel malah ngejelasin baik-baik ke istrinya yang lagi gak stabil emosinya itu.

Sampai dimana Hendra bilang kalau Nasya mau tunangan sama Johan, disitulah Wida langsung menangis kencang. Hendra panik, dia nanyain kenapa Wida nangis. Tapi Wida malah cemberut terus bergumam, "aku udah curiga banget sama dia kalo dia selingkuhan kamu."

Hendra mau ketawa tapi wajah istrinya itu udah merah banget kayak tomat mateng. Akhirnya, Hendra tarik Wida terus meluk wanitanya erat. Sambil ngelus-ngelus kepalanya Wida, Hendra pun nyaranin istrinya buat ketemu langsung sama Nasya.

Wida awalnya setuju, tapi pas udah sampe di depan pintu rumah Keluarga Halim (keluarganya Nasya), DIA MALAH NGUMPET DIBELAKANG BADANNYA HENDRA.

"Udah, sini. Nasya malah pengen banget ketemuan sama kamu." ujar Hendra seraya menggenggam tangan istrinya dengan lembut. Wida sampai luluh dan berdiri disamping suaminya.

"Mau ditaro dimana muka gue nanti, Hennn???!" tanya Wida panik saat Hendra memencet bel rumah tersebut.

Hendra terkekeh kemudian menggenggam tangan sang istri. Tentu saja sentuhan tersebut membuat kedua pipi bumil muda itu merona merah.

Setelah bel apartmentnya dipencet beberapa kali, munculah presensi seorang laki-laki yang Wida kenal.

"Loh, Jo? Lu nginep disini?" tanya Hendra ketika yang membuka pintu bukanlah Nasya, melainkan Johan.

Johan menganggukkan kepalanya. "Iya, gue nginep."

"Nginep sambil ngapain lo?"

"Gak ngapa-ngapain, anjer."

"Lo cuma pake boxer, kagak usah bohong Jo."

"Anjing lo ye. Wid, laki lo nih urusin."

Wida tertawa melihat Johan yang melempar tatapan kesal kepadanya. Johan pun mempersilakan Hendra dan Wida untuk duduk di sofa karena ia akan memanggil sang kekasih di kamar sebentar.

Tentu saja Hendra tidak terlewat untuk meledek sahabatnya itu.

"Kan udah bobo bareng aja lo berdua."

"SUKA-SUKA GUE DONG, BAJINGAN."

Saat Johan ke kamar untuk memanggil Nasya, Wida menatap sekeliling apartment itu. Ada sedikit perasaan khawatir dan takut pada dirinya.

"Udah gausah gitu mukanya. Nasya baik kok, kamu jangan risau. Oke?" ucap Hendra. Sepasang suami istri itu bertatapan hingga suara dehaman dari Johan membuat keduanya menoleh dengan kompak.

"Asik banget kayaknya berduaan di apartment orang." sindir Johan yang dibalas tawa kecil oleh Wida.

"Ada apa nih kesini tiba-tiba?" tanya Nasya setelah duduk disamping kekasihnya. Ia menatap Hendra dan Wida secara bergantian ketika sepasang suami-istri itu saling menyikut satu sama lain.

"Kenapa sih?"

"Nih, Na. Wida mau minta maaf sama lo."

Nasya mengernyitkan keningnya. "Minta maaf untuk?"

Mendengar itu, Wida menjilat bibir bawahnya sekilas. Ia menghela napas kemudian menatap Nasya dengan penuh rasa bersalah.

"G—gue mau minta maaf soalnya gue udah mikir yang enggak-enggak ke lo. Maaf, Na."

Nasya mengernyitkan kening tak mengerti, "maksudnya gimana sih? Emang lo mikir yang kayak gimana?"

Wida memainkan kuku-kuku jarinya sambil menundukkan kepala. Melihat itu, Hendra tertawa diam-diam, ia meraih tangan kanan Wida lalu menggenggamnya.

"Istri gue sempet mikir kalo gue sama lo deket, yaaahhh kek dia mikirnya lo pelakor di rumah tangga kami lah." ujar Hendra menjelaskan, mewakili Wida yang masih menundukkan kepala.

Mendengarnya, Nasya juga Johan tertawa kencang. Tak menyangka jika Wida memiliki pemikiran sejauh itu, walau diliat-liat si Hendra dan Nasya kalo jalan bareng kayak orang pacaran.

"Yaelah, Wid. Santai aja. Gue sama Hendra cuma temen kok. Soalnya gue pacarannya sama sahabatnya dia, nih, si Johan." ucap Nasya membuat Wida mengangkat kepalanya. "Hah? Serius?"

"Tuh, kan! Udah gue duga lo berdua abis kumpul kebo!"

"Yeee, mana ada kumpul kebo, bangsat. Gue cuma nginep di apart dia."

"Gak percaya gue. Lo kan lelaki mesum, Han."

"Tai. Lebih mesuman lo, bego. Lupa ya lo sama Wida nikah karna lo berdua ketauan lagi maksiat di kamarnya Surya?"

ANJIIINGGG.

▪︎ ▪︎ ▪︎

Suara desah yang saling bersahutan itu membuat situasi kian panas dan intens. Kecup, cium, serta gigitan kecil terus diberikan Hendra di tubuh mungil Wida.

Berawal dari ciuman bibir, menurun ke leher, kemudian di payudara sang istri. Hendra seakan tak memberi Wida untuk mengambil napas ditengah kegiatan panas mereka.

"Shhh—sayanghhh..."

"Hm?"

Wida mengelus rambut Hendra sambil terus menengadahkan kepala karena sensasi ciuman yang diberikan suaminya. Ia menatap Hendra ketika laki-laki itu menghentikan kegiatannya, namun masih mengukung dirinya dibawah tubuh lelaki tersebut.

"I love you." ucap Hendra. Wida sempat terdiam sebentar, wanita berzodiak Capricorn itu malah melingkarkan kedua tangannya di leher Hendra kemudian menarik lelakinya dan mencium bibir Hendra dengan lembut. Wida yang masih amatir dalam berciuman membuat Hendra tersenyum kecil, ia pun mengambil alih tindakan yang dilakukan Wida.

Hendra memegang rahang sebelah kiri milik Wida untuk mengarahkan istrinya tetap berciuman. Kemudian menekan bibir Wida, mempercepat tempo ciuman mereka.

"I love you, too." balas Wida setelah ciuman mereka usai. Hendra tersenyum lebar lalu menyembunyikan wajahnya di lekukan leher sang istri yang tak tertutupi kain sedikitpun.

Gemes banget, ya?

▪︎ ▪︎ ▪︎

Halo, semuanya... Apakah ada orang?

Hehehe makasih udah nungguin cerita ini sampai tamat, ya. Endingnya emang sampe sini, gak ada tambahan chapter atau apapun. Karena dari awal, aku cuma mau bikin 12 chapter (prolog, 10 chapter, epilog) aja. Jadi harap maklum, ya🙏

Maaf kalo jalan cerita nya gak nyambung atau epilog nya yang kurang memuaskan🙏 Semoga kalian bisa nemu cerita wintddeung yang lain yang lebih baik dari cerita ini

Terima kasih semuanya💗 Selalu sayang wintddeung as winter dan heeseung, ya💗

Tertanda,

[✅️] Enemies Get MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang