Dari semua hal di dunia ini Jaemin paling tidak suka dengan sinar matahari. Apalagi yang menyorot langsung ke arahnya. Sebisa mungkin dia menghindari hal itu karena demi apapun panasnya membuat kepala Jaemin terasa pening.
Sayangnya hari ini Jaemin terlambat bangun dan berakhir jadi korban kekejaman Kim-ssaem yang menjemur bersama hampir lima belas murid di lapangan basket.
Entah harus menyalahkan siapa atas insiden ini. Dirinya yang terlambat bangun dan harus mengejar bus atau Sungchan dan ayah yang berangkat lebih dulu meninggalkannya. Tapi agaknya sih yang pertama.
Mendengar omelan selama hampir sepuluh menit dari Kim-ssaem sudah cukup menyiksa tapi agaknya itu tidak memuaskan bagi yang tua hingga tau-tau menjemur mereka semua macam cumi-cumi di lapangan.
"Berdiri disini sampai bel pergantian jam berbunyi" titahnya sebelum pergi dari hadapan mereka.
Jaemin mendesah dan memutar mata malas. Ini bukan pertama kali baginya tapi tetap terasa menyebalkan. Apalagi di antara semua orang ini tak ada yang benar-benar Jaemin kenal. Sungguh menyebalkan. Terdiam di bawah sinar matahari selama nyaris setengah jam tanpa mengobrol.
"Ahh"
Jaemin mengerjap bertumpu pada lutut saat pandangannya terasa menggelap.
"Ah anemia sialan"
Jaemin merutuk memijat pelan pelipisnya saat pening mulai merambat. Sinar matahari yang menyorot menambah rasa ingin mengumpat Jaemin semakin kuat. Rasanya menyilaukan dan Jaemin kesulitan bahkan untuk sekedar membuka mata karenanya.
"Sunbae"
Sebuah tepukan pada bahunya membuatnya menoleh mendapati sosok perempuan yang menatapnya cemas.
"Sunbae, baik-baik saja??"
Jaemin berusaha berdiri tegak dan mengangguk membuat perempuan itu tersenyum tapi tidak lama memekik membuat semua perhatian lantas teralihkan padanya.
"Hidung sunbae berdarah!"
Saat itu Jaemin hanya bisa mengerjap dan mengikuti beberapa orang yang menggiringnya ke arah ruang kesehatan. Jaemin linglung dan terlampau lemas.
🦋🦋🦋
Sungchan duduk tenang di kelasnya dengan sebuah earphone di telinga. Bel tanda masuk sudah berbunyi sedari tadi tapi Kang-ssaem belum juga masuk membuat kelas masih ricuh.
Sungchan hanya diam sambil membaca majalah olahraga yang baru dipinjamnya dari teman sekelasnya. Mengangguk-angguk sambil mengikuti alunan lagu yang dia dengar.
"Chan!"
"Sungchan"
"Yak! Jung Sungchan!"
Tepukan keras pada lengannya membuat Sungchan menoleh kaget. Mendengus menemukan jika Minjeong adalah pelakunya.
Dia mendesah kemudian melepas earphonenya dan menatap malas ke arah gadis yang satu kelas dengannya itu.
"Kenapa kamu ada disini??"
Sungchan mengernyit. Pertanyaan bodoh macam apa itu??
"Apa maksudmu?? Ini kelasku tentu saja aku ada disini saat jam pelajaran masih berlangsung"
Minjeong berdecak dan mengibaskan tangannya.
"Bukan begitu maksudku. Ku dengar Jaemin sunbae ada di ruang kesehatan makanya ku tanya kenapa kau—"
"—Yak! Jung Sungchan!"
Sungchan tidak perduli lagi pada kalimat lanjutan Minjeong atau kalimat kekesalannya karena buru-buru mendorong gadis itu dan keluar dari kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster
Fiksi PenggemarBeberapa orang bilang punya saudara itu adalah anugerah tapi beberapa lagi mengatakan punya saudara itu bagai bencana.