Thora? Sebenarnya siapa permpuan itu?

22 0 0
                                    

3 hari kemudian (H-26 menuju seleksi Jager)

Jeka telah sampai di pinggiran Kota Wein, tetapi butuh beberapa kilometer lagi jika ingin pergi ke pusat kota.

Kota Wein merupakan Kota dari Povinsi RoIland bagian dari Kerajaan Cappadocia. Jarak dari Desa Columba ke Kota Wein yaitu kurang lebih 107 km. Kota ini terkenal dengan masakannya yang enak sehingga menjadi salah satu kota tersibuk dengan aktivitas para penduduk dan pelancong, Tidak heran jika terdapat banyak restaurant-restaurat terkenal ada di sini.

Jeka telah menempuh perjalanan yang sangat panjang, tubuhnya sudah dibanjiri keringat. Ia mengibas-ngibaskan baju bagian depannya agar menghasilkan angin. Wajah pemuda itu pun terlihat lesu.

"Menempuh perjalan di musim panas memang melelahkah, huft," napas Jeka terengah-engah dan perutnya pun berbunyi meronta-ronta minta diisi.

Yah, inilah yang dimaksud Onion, Jeka mudah sekali lapar, apalagi di saat cuaca panas seperti ini.

Bruk

Jeka mendudukan tubuhnya dibawah pepohonan yang cukup besar untuk berteduh, ia mengeluarkan wadah air minum yang tebuat dari kayu. Wadah tersebut berbentuk seperti tong, namun ukurannya mini sekali. Saat ia menyedot minumnya, airnya sudah habis.

"Air ... aku butuh air!"

"Makanan ... aku lapar!"

Jeka sudah lemah, letih, lesu karena diperjalanan Jeka tidak sempat berburu hewan sebab ia ingin cepat-cepat sampai, namun rupanya perjalanan dari Columba-Wein sangat menguras energi. Ia harus makan.

Jeka berusaha menatap jeli setiap meter lingkungan di sekitanya. Jeka menyipitkan mata fokus, ia berusaha mencari rumah penduduk di antara hamparan rumput hijau dan pohon-pohon besar ini supaya ia bisa numpang makan.

Gotcha, ketemu.

Jeka langsung berlari terbirit-birit menghampiri rumah di seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeka langsung berlari terbirit-birit menghampiri rumah di seberang sana. Rumah tersebut berwarna putih dan banyak rumput tumbuh mengelilingi rumah tersebut. Jeka melihat cerobong asapnya mengeluarkan asap, menandakan ada aktivitas.

"Spada!"

Tidak ada jawaban.

"Permisi, apakah ada orang?"

Jeka melangkah ke depan pintu dan mengetuknya beberapa kali. Namun, tetap tidak ada respon. Jeka pun berinisiatif memutar knopnya.

Ternyata tidak terkunci.

Isi rumah tersebut memiliki desain yang sederhana, tetapi menarik. Barang-barangnya didominasi oleh kayu dan semuanya tertata dengan rapi.

"Wow, keren!"

Mata Jeka tidak henti-hentinya menjelajahi setiap sudut ruangan tersebut dan akhirnya padangannya jatuh pada satu objek, yaitu makanan.

Jeka memakan semua makanan tanpa merasa bersalah. Jeka hanya berpikir dirinya harus makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Universe: OrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang