20 menit sudah berlalu. Acara makan siang pun sudah selesai beberapa menit yang lalu. Sekarang mereka semua berkumpul di ruang tengah sembari mengobrol ringan tentang segala hal.
"Oh.. Jadi kamu asli Jepang?"
"Nee Hyung. Ni-ki sudah tinggal disini sejak umur 13 tahun sama kakak perempuan Ni-ki karena ibu sama ayah masih ngurus beberapa pekerjaan di Jepang."
"Ngga pernah ke sini? Mungkin ngeliatin keadaan kamu?"
"Pernah, bahkan sering. Baru satu bulan yang lalu ibu sama ayah mampir."
Heeseung hanya manggut-manggut mendengar penjelasan remaja yang sedang sibuk mengunyah permen karet setelah menjawab pertanyaannya. Apa yang terjadi? Yang pasti Heeseung lebih dekat dengan Ni-ki saat ini.
"Hyung!" Heeseung menoleh kearah Jake di sampingnya yang baru saja memanggil dirinya(?). Jake yang sudah ditatap merasa agak canggung karena mereka belum terlalu dekat.
"Eh.. Boleh aku panggil Hyung kan?" Heeseung hanya tersenyum tipis lalu mengangguk kecil membuat pria itu didepannya itu tersenyum.
"Hm.. Rumah Hyung dimana?" Tanya Jake membuka topik diantara mereka.
"Rumahku ngga jauh dari sini. Mungkin berjarak kurang lebih satu kilometer dari sini." Jake hanya mengangguk pelan, kemudian kembali berfokus kepada monitor di depannya.
"Nak, udah izin sama orang tua kamu waktu kesini?" Tanya nyonya Park. Heeseung mengangguk kecil, menang dia sudah izin kepada ibunya kan?
"Tentu bi, aku sudah izin sama mama sebelum kesini."
"Oh ya sudah kalo gitu, bibi hanya khawatir jika kamu belum meminta izin. Memangnya kamu hanya tinggal berdua?"
"Hm... Sebenernya kita bertiga, sama papa juga."
"Kamu ngga punya saudara?"
Pertanyaan yang benar-benar Heeseung hindari. Pertanyaan tentang saudaranya. Dia sempat terdiam beberapa saat, dia berfikir harus menjawab apa. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan menerbitkan senyum tipisnya.
"Saya punya satu saudara, dia Hyung.."
Nyonya Park yang mendengar itu menjadi tertarik, mungkin dengan bertanya topik tidak akan habis. Tapi tanpa dia sadari, dia membuka kembali luka masalalu yang berusaha Heeseung sembunyikan dari semesta selama ini. Bahkan seluruh orang di ruangan itu menunggu jawaban dari pria ini.
"Oh benarkan? Sekarang dia dimana?" Heeseung masih dengan senyum tipis tersebut menjawab kecil, jawaban yang tak mereka mengerti.
"Dia pergi.."
Mereka semua bingung, bahkan dengan Jay dan Sunghoon yang sedang sibuk memainkan PlayStation itupun menghentikan aktivitasnya.
"Pergi? Dia pergi kemana? Apa dia bekerja diluar kota?" Tanyanya kembali. Jujur sulit bagi Heeseung memperjelas semuanya, sulit untuknya mengatakan bahwa dia pergi, pergi sangat jauh dan tidak mungkin kembali.
"Tidak."
Mereka semua menunggu jawaban dari pria di depan mereka dengan seksama. Dan akhirnya seucap kalimat yang Heeseung ucapkan membuat mereka semua tertegun.
"Dia pergi.. Pergi menjemput kebahagiaan abadi dan tak mungkin kembali."
Nyonya Park kaget bukan main, begitupun ketiga lelaki seumuran yang sering mereka sebut sebagai JaSuKe itu. Mereka saling menatap, merasa bersalah dengan pertanyaan yang baru saja mereka lontarkan.
"Maaf, bukan maksud bibi menanyakan hal itu." Ucap nyonya Park merasa bersalah.
"Ngga masalah, banyak orang yang bahkan menanyakan hal itu dan sudah menjadi kebiasaan buat Heeseung." Jawab Heeseung diiringi senyum tipisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/295766086-288-k427806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Alone
Подростковая литература"Aku yang salah. Kalian sebenarnya hanya singgah, tapi tanpa sadar aku menjadikan kalian rumah." Hidup dibayangi kenangan masalalu membuat Lee Heeseung menjadi putus asa. Ada rasa bersalah yang benar-benar melekat di hatinya, membuatnya semakin depr...