3 - Maling Jemuran

554 61 3
                                    


Happy Reading

Siang itu Aya, Chika, dan Kity baru saja sampai rumah menggunakan motor setelah berbelanja bulanan di supermarket tidak jauh dari kompleks perumahan mereka. Belum sempat masuk rumah, perhatian mereka tertuju pada kerumunan di rumah tetangga mereka yang hanya berjarak beberapa rumah saja.

"Adek sama kakak bawain dulu ya ke dalam. Mama mau ke sana sebentar."

"Iya, Ma," jawab Chika sambil bersama adiknya membawa belanjaan mereka le dalam rumah.

Aya melangkah menghampiri kerumunan mereka dan menyapa salah seorang tetangganya, "Bu Set, Bu Luk kenapa? Ada apa?" tanya Aya penasaran.

"Itu, Bu Aya, jemurannya hilang. Prihatin saya, ini udah kejadian ketiga kalinya di kompleks kita," Bu Seto berdecak.

"Udah cek sisitivi?" tanya Aya lagi.

"Udah, tapi videonya blur kayak masa depan. Hahaha!" jawab Bu Seto.

Aya cuma meringis. "Masa depan lo! Ngga lucu!" kata Aya dalam hati. Matanya me-roll.

"Yang hilang apa?"

"Biasa, pakaian dalam. Saya jadi takut dipake untuk pelet. Hiii, mending kalau dipelet sultan, lha kalau dipelet laki buluk. Dih, ogah," cerocos Bu Seto bergidik.

"Lakinya Bu Luk melet?"

"Bukaaan Bu Aya. Maksudnya laki - laki jelek. Gitu!" tandas Bu Seto menjelaskan.

"Oooo." Aya cuma meng-O.

"Gimana ya solusinya?"

"Jemur di dalem aja. Di rumputan taman.  Kalau mau nyolong kan kudu manjat pager saya dulu yang berduri," tukas Aya.

"Ya rumah Bu Aya sih enak, kan masih ada lahan. Saya kan udah jadi bangunan semua. Satu - satunya cara ya jemur di depan rumah. Resiko tapi mau gimana lagi?" cerocos Bu Seto.

"Saya ada, tapi cukup merepotkan juga," Aya seakan memberikan solusi. Ia mengetukkan dagunya.

"Apa, Bu?"

"Jemur aja di genteng. Dah ah. Saya mau ngedraft tiktok. Daaaah...." Aya dengan sombongnya melambaikan tangan seraya me-roll matanya lagi. Kadang sebal juga dengan gaya omongan tetangganya itu.

Bu Seto dari kejauhan komat kamit mencibir dan mencebikkan bibirnya. Aya yang tau diledek, menonggengkan pantatnya ke Bu Seto lalu ngeloyor masuk ke dalam.

"Ada apa sih, Mah ribut - ribut?" tanya Chika.

"Itu jemuran Bu Seto hilang dicuri orang."

"Emang apa yang dicuri? Jas atau apa gitu?" Chika penasaran.

"Beha," bisik Aya takut kedengeran Kity.

"Hah? Ga salah ngambil tuh malingnya, Mah?" Chika terkekeh.

"Mene ketehe, Kak. Buat istrinya kali," jawab Aya asal.

"Emang ada yang seukuran Bu Seto? Kayak kelong wewe gitu. Hiiih..." Chika bergidik.

Aya malah ngakak, "Husss! Kamu aneh - aneh aja. Tapi bener juga sih. Kayak mangkok sayur cup nya. Hahaha...."

Chika menyusul tertawa. "Buat nadah bocoran air hujan, Mah, behanya Bu Seto."

"Hahahaha...Kakak ih. Jahat!" Aya menepuk bahu Chika. Ia masih ngakak bareng anak sulungnya.

"Buat masker juga bisa behanya Bu Seto, Mah," celetuk Chika kemudian.

Aya makin kencang ketawanya dan baru mingkem alias diam setelah Kity muncul dengan alis menukik tajam. Dan sebuah pertanyaan absurd

CRIKAYA [One Shot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang