Sebelum Papa Pergi (2)

47 2 0
                                    

Happy Reading

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah pertengkaran ku dengan Papa, hari-hari berikutnya berjalan dengan baik. Sejak saat itu aku sadar pentingnya menjaga tutur kata, karena kita tidak tau titik sensitifnya seseorang. Kadang kita merasa apa yang di ucapkan tidak terlalu berlebihan, tapi orang lain bisa merasa dan menggangap apa yang kita ucapkan itu berlebihan dan tidak pantas. Itulah pelajaran yang aku ambil dari pertengkaran ku dan Papa kemarin.

Keesokan pagi nya, Papa pergi touring bersama komunitas motornya ke daerah Puncak, Bogor. Kali ini papa pergi bersama dengan adik ku Ghani yang saat itu masih kelas 5 SD, beliau sengaja mengajak adik ku agar dia bisa tau bagaimana rasanya pergi ke tempat yang agak jauh dengan menaiki sepeda motor, karena sebelumnya setiap kami pergi jauh selalu naik mobil.

Seharusnya mereka bermalam di villa puncak bersama komunitasnya, tapi karena adik ku tidak betah, dan minta pulang. Akhirnya papa memutuskan untuk pulang di malam itu.
Mereka tiba di rumah pada tengah malam, di Pagi harinya saat aku mau pamit berangkat magang, aku lihat Papa sedang berselimut tebal. Aku menyapa nya

"Pah, lagi ga enak badan ya?", Jawab Papa "Iya kayanya papa masuk angin."

"Ohh, nanti minum tolak angin sama minta kerokin mama aja pah. Aku mau pamit berangkat ya." ujar ku.

"Iya nanti minum obat, kamu hati-hati ya berangkatnya." Jawab Papa. Setelah itu aku langsung berangkat Magang.

Sudah 4 hari berlalu, kondisi tubuh papa belum membaik, justru malah semakin parah. Dada beliau terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan tidak bertenaga. Akhirnya mama memutuskan membawa papa ke salah satu Rumah Sakit Umum Daerah dekat rumah ku.

Aku mendengar Papa masuk IGD itu saat jam pulang dari tempat magang ku. Setelah mendengar kabar itu, mama minta untuk bawakan beberapa perlengkapan untuk papa karena beliau akan di Rawat Inap. Sepulang magang, aku bergegas mengantarkan semua keperluan papa ke RS. Karena tidak bisa ada banyak orang masuk ke IGD aku bergantian masuk dengan mama.

Aku langsung masuk ke ruang IGD, dan menghampiri papa, ku lihat papa ku terbaring lemas, dan matanya tertutup. Aku berfikir beliau tertidur, baru selangkah aku mendekat, beliau membuka matanya.

"Eh papa, kirain lagi tidur" ujarku, beliau hanya menggelengkan kepala.
"Papa mau minum" ucapnya lirih, dan sedikit terbata

Aku langsung ambilkan minum yang ada sedotan untuk nya, karena beliau belum bisa menggengam botol, serta duduk. beliau hanya bisa memajukan kepala untuk menggapai sedotannnya.

"Doain papa ya ka, biar cepet sembuh." ujar beliau setelah minum.
"Pasti di doain pah, yang penting semangat sembuh ya." ucap ku sambil menyemangati papa.
"iyah" jawabnya lirih
"Aku pulang ya pah, nanti mama yang jagain, soalnya zalima sama ghani sendirian di rumah, besok aku juga magang." Jelasku
"Iyah, hati - hati ya." Jawab papa singkat.

Aku mencium tangannya, lalu aku keluar dari Ruangan IGD dan langsung menghampiri mama.

"Udah mah, Mama masuk gih, kasian papa sendiri, aku pulang dulu ya, besok balik lagi." ucap ku
"Yaudh sana, ati ati ya, adik nya di perahatiin, pagi anter kesekolahnya ya." Pinta mama
"Iyah." Jawab ku

Aku mencium tangan mama, dan bergegas pulang. Di sepanjang perjalanan pulang, aku hanya memikirka keadaan papa, dalam hati ku berkata. "Kok papa lemes banget nya, keliatan beda banget." , tapi aku tepis pemikiran yang buruk dengan meyakini Papa Pasti Sembuh.

Keesoka harinya aku baru sampai rumah sepulang magang, mama mengabarkan papa sudah dapat kamar. Aku langsung meminta izin mama, membawa kedua adik ku untuk menjeguk papa. karena saat itu masih ada jam besuk. Mama mengizinkan, dan aku langsung memberitahukan adik adik ku.

"Zal Ghan, ayo jenguk papa, rapih rapih ya, mumpung masih ada jam besuk. kita langsung jalan." Ujar ku
"Ko medadak banget si kak, ka belum mandi." Jawab Zalima
"Udah ga usah mandi. ganti baju aja." Balas ku

Zalima langung bergegas ganti baju, dan Ghani tidak banyak berbicara, langsung ikut ganti baju. Kami bertiga naik motor ke RS, karena saat itu Ghani masih kecil badannya, jadi bisa pakai motor ke RS.

Sesampainya di RS, aku langsung ke lantai 10, kamar 1011, kasur C. Tapi sayangnya Ghani ga bisa masuk, karea usiaya belum cukup saat itu, jadi hanya Aku dan Zalima yang masuk. Di kamar rawat papa. Kami mecium tangan Mama dan Papa. lalu Papa memperhatikan Aku dan Zalima.

"Zalima, jangan bandel, kalau di kasih tau harus ngerti." Ucapya lirih dan terbata bata
"Iyah." Jawab Zalima.

Saat itu papa terliat sangat lemas, ngomongnya sudah mulai terbata bata, sangat pucat.

"Kak, Ghani mana?" Tanya mama kepada ku
"Dia ga bisa masuk ma, umurnya belum cukup." Jelasku
"Terus dia sama siapa?" Tanya mama
"Sendiri, tadi aku bilang jangan kemana mana nanti aku keluar lagi." Jelasku
"Yaudh kamu sama zalima di sini dulu, mama nyamperin ghani." Jawab mama

Mama keluar ruangan, dan aku mulai menyuapi papa susu. aku perhatikan saat itu mata papa melihat ke atas terus. saat itu aku pikir beliau memperhatikan oksigennya.

"Pah, liat apaan sih?" Tanya ku, sambil mendekat ke atas kepala papa mengikuti arah matanya.
"Engga" Jawabnya dengan suara kecil.
"Ini susunya di minum lagi. belum abis." Ucap ku. dan papa mau menghabiskan susunya, lalu aku beri air putih setelahnya.

"Kak, jaga baik baik kepercayaan papa." Ucap nya lirih dan sangat terbata
"Iya papa, ngomong itu mulu dah." Ujar ku

Beliau hanya terdiam. Zalima hanya memperhatikan obrolan kami, dan dia langsung pamit menyusul mama. Setelahnya mama kembali ke ruangan. dan meminta aku membantu untuk mengganti pakaian papa, karena sudah basah oleh keringat. Saat itu aku genggam tangan Papa, untuk memiringkan tubuhnya. Mama berusaha membuka pakainya, tetapi aku rasakan genggaman papa semakin erat. seperti enggan melepasnya.

"Pah ganti baju dulu ya." ucapku, papa melepaskan genggaman tangannya.

Setelah selesai mengganti pakaian, mama ingin aku bertukar jaga untuk malam ini. tapi dapat di lihat oleh aku dan mama, kalau papa hanya ingin mama yang menemani, dia menolak untuk aku yang jaga. Akhirnya mama tetap yang menemani papa. Karena jam besuk habis, aku harus segera keluar, aku berpamitan ke Papa Mama, dan pergi pulang bersama ke dua adik ku.

Dimalam itu, segala pikiran buruk mengisi kepala ku, aku takut papa pergi meninggalkanku saat itu. Tapi kembali aku tepis dengan kata "Papa Pasti Sembuh." Setelah itu aku sholat isya, untuk menenangkan diri dan pikiran ku. Adik Adik ku sudah tertidur. Saat itu aku chat Aldi.

"Aku takut papa pergi, papa aneh banget." Isi chat yang ku kirim
"Yaudh, mau ngongkrong dulu." Jawab Aldi, yang betul betul membuatku tidak habis pikir saat itu. tapi aku sedang tidak ingin berdebat, jadi kubiarkan saja. dan aku langsung pergi tidur, dengan kegelisahan akan keadaan papa.

To Be Continued ...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Thank You For Reading
#StayPositive

Hope you're enjoy this storie :)
Fell Free kalau ada yang mau kasih saran dan masuk di komen yaa..
Karena ini pertama kalinya aku nulis :)
Maaf kalau masih banyak kurang.

WHEN IT BEGINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang